BUPATI KUNJUNGI HOME INDUSTRI ROKOK
Bupati Jember Ir.MZA Djalal berkesempatan untuk meninjau secara langsung Perusahaan Home Indsutri Rokok, yang terletak di Dusun Sukoreno, Desa Sukoreno, Kecamatan Kalisat, Jember.
Bupati yang didampingi beberapa Pejabat teras Pemkab jember,diantaranya Ir. Hariyanto, Kepala Dinas Perindustrian dan perdagangan, Ir.Dwijo, Kepala Dinas Kehutanan dan perkebunan, Drs.M.Thamrin, Kepala Dinas Tenaga kerja, Kepala Lembaga Tembakau Jember, dan beberapa Kepala Dinas terkait. Kunjungan tersebut, dimaksudkan untuk melihat secara dekat bagai mana proses pengerjaan rokok yang dibuat oleh mayarakat.
Dalam kesempatan itu pula Bupati sempat meninjau langsung di rumah Pak Djunaidi, lokasi dimana banyak ibu-ibu mengerjakan pembuatan rokok. Bahkan Bupati sempat berdialog langsung dengan karyawan dan beberapa petani tembakau yang ada di kecamatan Kalisat. Tidak itu saja, beberapa karyawan yang tergabung dalam kemitraan "Alam Mitra Mandiri , pimpinan Junaidi. Dari sana diketahui kalau meeka ternyata mampu membuat rokok dalam sehari sebanyak 600 batang, hingga mereka mampu menerima pendapatan yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Dihadapan wartawan junaiidi, juga menjelaskan bagai mana susahnya, kemitraan ini awalnya berjalan, namun setelah melalui beberapa tahapan, akhirnya disepakati model kemitraan sepeti ini. Hal itu menurut Junaidi, karena masing-masing anggota berkeinginan untuk menampilkan nama produknya masing-masing, hingga menyulitkan baginya untuk menjadikan rokok itu berkembang dengan bagus. Selain itu, Junaidi juga menjelaskan bagai mmana susahnya meeka mempertahankan citra rasa rokok tersbut mampu bertahan sampai satu bulan.
Ditempat yang sama, Pak Nurdin, salah seorang anggota kemitraan mengatakan, kalau dirinya cukup senang dengan kemitraan ini, namun dirinya baru tahu kalau dengan model seperti ini banyak kelemahannya, selain posisi anggota sedikit lemah, juga banyaknya merek rokok menjadi salah satu penyebab sulitnya perusahaan itu bekembang, tentunya selain permodalan dan peralatan yang representatif " Begini mas, kami sebenarnya sangat seneng dengan model kemitraan seperti ini, kami memiliki poosisi yang seimbang, namun kami tidak mengetahui kalau sebenarnya model ini banyak kelemahan, diantaranya lemahnya psosisi tenaga kerja, dan sulitnya perusahaanh ini berkembang karena banyaknya nama rokok yang muncul, coba kalau hanya satu nama, mungkin akan lebih enak " ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar