8.22.2009

Ngabuburit…. Yuuuukk

Setiap musim Ramadan , selalu saja da hal yang berbeda dari hari-hari biasanya. Masyarakat Jember yang religius , sangatlah senang dengan situasi Ramadan seperti ini. Di berbagai sudut kota, terlihat pedagang takjil musiman, seperti yang ada di sepanjang Jl. Jawa, Jl. Kalimantan, dan Jl. KarimataDilokasi seputar kampus itu suasananya sangat ramai, beberapa Mahsiswa ikut ambil bagian dalam merebut berkah Ramadan. Seperti yang dilakukan Nana dan kawan-kawannya. Gadis cantik asal kota Kediri ini dengan tangkasnya menjajakan dagangannya berupa kolak, dan es buah. Sementara Dini, 19 teman satu kosnya tak kalah gesitnya. Bahkan, anak pengusaha mebel di Bojonegoro itu tak malu-malu menawari Sorot untuk membeli dagangannya. “ Om…, ayo beli takjil ini ya Om,… enak kok “ jarnya sambil mendekat di tempat dimana Sorot berada. “ Iya Dech, aku ambil 4 bungkus “ ujarku. Seementara, Teguh dan Hery kawan-kawanku tersenyum melihat kepiawaian kedua gadis cantik tersebut merayuku.
“Ngabuburit… Yukkk, “, ujar Angga, Bocah laki-laki belasan tahun itu begitu menikmati suasana menjelang bukla amadan, terlebih jika beberapa Mahasiswi yang berjualan kece-kece, hingga tak terasa, Angga dengan Ganksnya harus rela berlama-lama menunggu bedug tiba, kemudian bersama mereka menyantap takjil buatan Mahasiswi.
Kepada wartawan ini, Angga mengatakan, dirinya tinggal di Perumahan Elite di Patrang. Sebenarnya, dirumah sudah dibuatin sama orang tuanya, namun entah gimana, kalau nggak begadang sambil ngliatin cewek cakep hati ini kurang marem, makanya bersama ketiga kawannya, dia menggeber Sedang Solunanya menuju kampus. “ Iseng aja Om, hitung-hitung ngabuburit , sebenarnya dirumah sudah dibuatin, tapi klo nggak keluar nggak enak rasanya “ ungkapnya polos.
Berbeda dengan masyarakat di wilayah Tegal Gede, disana banyak anak-anak remaja yang mejeng sambil menunggu bedug maghrib. Ebagian dai mereka asyik dengan hanphonenya masing-masing, sementar beberapa anak laki-laki, saling menggeber kendaraan bermotornya sambil menarik perhatian lawan jenisnya. (*)




Baca Selengkapnya...

BERKAH RAMADAN

Sejak beberapa hari menjelang Ramadan, suasana Jember tampak sumringah, terlebih mereka yang selama ini menjalankan aktivitasnya sebagai pedagang, khususnya pedagang bahan pokok Kini, ketika Ramadan tiba, msyarakat berbondong-bondong menuju kepasar , untuk membeli berbagai kebutuhan selama bulan Ramadan.Bu Watik 32. Pedagang Cincau di pasar Tanjung, sangat senang ketika Ramadan tiba, jualannya selalu laris manis, padahal kalau hari-hari biasa dirinya hanya menghabiskan 1 kotak Cincau yang beratnya setara dengan 10 Kg, tapi ketika Ramadan, sejak pukul 8 pagi dirinya sudah harus tergopoh-gopoh melayani pembeli. Harganyapun lumayan, bisa naik Rp 1000,-/kg dari hari biasa.
Hal sama juga dialami Mbak Sri rahayu, 28. Pedagang blewah didepan Mapolsek Kalisat. IBu satu anak ini juga tak kalah senangnya, sejak puasa pertama sedikitnya sudah 3 kuintal blewah yang ludes tiap harinya. Itu belum pembeli partai, biasanya yang datang dari pelosok desa. Separti hari ini, dia sudah meraup keuntungan yang lumayan “ Biasa mas, kita kan musiman , jadi panennya juga musiman, “ ungkapnya. Dia juga menceritakan kalau hari-hari biasa dirinya berjualan segala buah, khususnya papaya, salak, apel dan anggur.
Ny Bibit, 37. Kepada wartawan Koran ini mengatakan, kalau dibulan Ramadan dirinya selalu mengeluarkan anggaran ekstra, mulai untuk takjilnya, buka sampai sahur, anak- anak maunya yang berbeda, tapi kalau hari biasa justru tidak banyak tuntutan. Selain itu, ibu tiga anak ini juga selalu membuat banyak takjil, selain untuk diri sendiri, dia juga selalu antara untuk kedua orang tua dan mertuanya yang rumahnya tidak jauh dari tempat tinggalnya. (Jum)




Baca Selengkapnya...

GANDENG JURNALIS PRO, BAKESBANGPOL GELAR DIALOG KEBANGSAAN

Menipisnya rasa naionalisme dikalangan pelajar dan Mahasiswa, tampaknya cukup menjadikan Badan Ksatuan Bangsa dan Politik ( Bakesbang Pol ) Pemkab Jember gerah. Menggandeng Jurnalis Pro, sebuah komunitas jurnalis di Jember, mereka menggelar dialog Wawasan Kebangsaan Dan Bahaya Narkoba, di Sultan palace Café beberapa saat lalu. Dalam keiata itu dilangsungkan juga soft opening Persid JemberDalam dialog kebangsaan tersebut, pemateri dari Bakesbang Linmas, Drs Hery Widodo,Msi yang diwakili oleh Kabid Hubungan Antar Lembaga di Bakesbang Linmas Pol Drs Gaguk Budi Santoso menyebutkan, bahwa dalam beberapa tahun terakhir, tampak sekali ada penurunan rasa nasionalisme dikalangan pelajar dan Mahasiswa, baznyak factor yang menjadi penyebabnya, salah satunya adalah minimnya pemahaman pelajar akan ajaran-ajaran Nasionalisme yang tertuang didalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 45, dan pancasila. Ini semua karena minimnya jam pelajaran yang tersedia untuk itu. Selain itu, tidak dimasukkannya pedoman , Pnghayatan dan Pengamalan Pancasila sebagai kurikulum pokok, sehingga tidak ada lagi yang bisa dibangakan atas eksistensi Bangsanya dikalangan pelajar dan Mahasiswa.
Sementara dalam materinya, Drs Heri Widodo menempatkat pluralisme yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sebuah assets yang takterhingga, dan merupakan sebuah kekuatan yang tak ada bandingnya. Tak berlebihan kiranya jika para pendiri negeri ini dalam upaya menjaga Jejayaan Bangsa berupaya menjadikan keberagaman itu sebagai sebuah satu kesatuan yang padu dalam Bingkai Negara KesatuanRepublik Indonesia. Tampaknya tidak itu saja, dia juga menempatkan semangat juang para pejuang Bangsa ini telah menjelma menjadi sebuah ebenrgi besar, yang mampu menggugah partisipasi , motivasoi dan sumber inspirasi bagi generasi muda dalam meneruskan perjuangan jaman dulu, dengan mengisi kemerdekaan dengan berbagai hal yang semakin mampu menjunjung tinggi nama harum Bangsa.
Perlu Campur Tangan Pemerintah Kabupaten
Dalam dialog tersebut, muncul masukan yang cukup dapat dijadikan masukan bagi pemerintah. Saat ini, banyak plajar, Mahasiswa, Karyawan pemerintah yang sudah tidak lagi hapal dengan lagu-lagu kebangsaan dan lagu Nasional. Mereka bisa jadi lebih hapal dengan lagu-lagun “ Tak Gendongnya “ Mbah Surip, atau Lupa-lupa Ingatnya , Band kuburan dari pada Lagu Indonesia Raya, atau lagu Rayuan Pulau Kelapa. Ini semua karena sejak mereka duduk dibangku PAUD, TK, SD sampai Kuliah jarang diajarkan lagu-lagu tersebut. Untuk itu, diharapkan Bakesbang Linmas mampu memberikan masukan kepada Pemerintah (bupati ) untuk memerintahkan kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk meneruskan kepada seluruh sekolah-sekolah agar setiap pagi, disekolahnya diputar lagu-lagu Nasional dan Kebangsaan. Selain agar mereka mengenal dan menghapal, juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk mennamkan jiwa patriotisme dikalangan generasi penerus (*)






Baca Selengkapnya...

SDN GUNUNG MALANG 02, KEJAR PRESTASI DITENGAH KETERBATASAN

Lokasi sekolahnya cukup terpencil. Didesa yang terletak dipinggir hutan pinus, di Wilayah Kecamatan Sumberjambe. Berbicara prestasi akademik, sekolah yang dipimpin oleh Katimin,Spd belum bisa berbicara banyak, maklumlah, selain minimnya sarana dan prasarana, juga belum terciptanya sistim pembelajaran yang sistematis, sehingga dapat mencetak generasi berkualitas sesuai dengan target yang diinginkan. Namun, tidak demikian dengan bidang non akademis. Di Tingkat Kecamatan, SDN gunung malang 02, seringa menyabrt berbagai gelar juara, walau tidak yang terbaik, namun kalau untuk juara II, III , dan IV sudah menjadi langganannya.Katimin cukup senang, walau di pinggir hutan, sekolah yang dipimpinnya memiliki siswa cukup banyak, yakni sekitar 254 siswa. Untuk kondisi gedungnya, sudah cukup bagus, tahun 2003 memperoleh proyek rehab, sebanyak 3 lokal, dan tahun 2004 juga 3 lokal. Jumlah gurunyapun sudah cukup, total ada 10 orang guru, yang 6 orang sudah PNS, dan yang 4 orang Sukwan.
Kepada wartawan Koran ini, Katimin menjelaskan, kalau persoalan partisipasi masyarakat memang masih membutuhkan sentuhan-sentuhan lebih serius , pihak komite yang diketuai oleh K. Muzamil berupaya untuk membvrikan pemahaman pada masyarakat, akan pentingnya pendidikan. Memang sulit, karena masyarakat masih menempatkan pendidikan bukan pada persoalan pokok, mereka masih lebih mementingkan urusan ekonominya. Disamping itu, masyarakat masih banyak yang belum mampu membantu belajar anak disekolah, sehingga anak-anak hanya belajar saat disekolah.. Sebagai salah satu tokoh agama, K. Muzamil harus bekerja kerja keras guna memberikan pemahaman kepada masyarakat, akan penrtingnya pendidikan bagi anak, kalau idak, dapat dibayangkan, susah untuk mencetak prestasi
Bangun TK Rangsang Masyarakat
Banyak cara dilakukan Katimin dan Komite untuk merangsang masyarakat agar ikut memikirkan pentingnya sekolah, utamanya kepada generasi muda , yang kini maih memiliki anak Balita. Dirinya berusaha membangun TK PGRI, yang bertujuan untuk menampung anak-anak balita usia sekolah, agar disekolahkan oleh orang tuanya. Kalau sudah demikian, kedepan, mereka pasti akan menyekolahkan anaknya ke SD. Dan ini yang nantinya bakal jai input bagi Sekolah SD Gunung malang 02..
Gak Punya Mebelair.
Yang sangat dibutuhkan dalam waktu dekat, kata Katimin, sekolahnya sedang membutuhkan bangku dan meja bagi siwa. Terus terang sudah beberapa kali kami berupaya untuk melaporkan pada dinas, melalui UPTD, namun sampai saat ini belum juga direalisasikan. Sedikitnya kami butuh 20 meja dan 40 kursi untuk siswa kelaas IV mas, sungguh kami buth mas “ ungkapnya memelas (Jum)



Baca Selengkapnya...

DJOEWITO MASUK LAGI , BURSA SEKKAB MULAI MEMANAS

Senin, 11/8 lalu, Jember kembali ramai dengan pemberitaan, bukan oleh hangatnya pemberitaan Bulan Berkunjung ke Jember , juga bukan munculnya pemberitaan miring seputar BBJ, namun jsutru diramaikan dengan informasi masuknya kembali Sekretaris Kabupaten Jember Drs.H. Djoewito, MM ke rutan kelas II A , setelah turunnya putusan Mahkamah Agung yang memberikan hukuman 2 tahun penjara dan denda kepadanya. Informasi yang berkembang, Kejaksaan bakal menjemput pria ganteng itu sekitar jam 9.00 Wib dihari itu, namun, entah apa yang menjadi pertimbangan , ternyata Pak Djoewito, justru berangkat sendiri menuju Lapas, dengan diantar oleh Istri dan anaknya.Kabar masuknya kembali Djoewito yang diluar waktu yang ditentukan sempat membuat beberapa wartawan yang ngepso di Pemkab Jember kelabakan, padahal sejak pukul 8.00 Wib beberapa wartawan sudah terlihat nongkrong di :Lobi bawah, ada juga yang rencananya akan ngepos di rmuah pak Sekkab, namun semua ternyata harus gigit jari, setelah salah seorang pengurus LSM memberikan informasi, kalau pak Djoewito sudah masuk Lapas, dengan diantar sendiri oleh istri dan anaknya. Informasi itu, sekaligus membuat beberapa wartawan langsung ngibrit , melanjutkan buruannya.
Pantauan Sorot di kantor Pemkab Jember , sejak pukuyl 7.30 Wib, kantor Pemkab Jember cukup ramai, beberapa kendaraan Kepala SKPD sudah parker dihalaman belakang, kondisi itu sama persis seperti beberapa hariu sebelumnya, dimana hamper tiap hari Kepala SKPD menggelar rapat, entah apa yang dirapatkan. Di beberapa ruangan juga tidak ada perubahan yang berarti, ramai seperti biasa, terlebih, ketika wartawan Koran ini mencoba untik ikut nimbrung di warung “ Penantian “ milik Bukadi, salah seorang karyawan Pemkab Jember. Disana, banyak orang yang membiocarakan nasib pak Djoewito. Dari pembicaraan itu, rata-rata mreka berempati pada Pak Sekkab, bahkan ada beberapa karyawan yang sempat terlihat edih ketika mendengar pak Djoewito masuk lagi di Lembaga pemasyarakatan. Seperti yang diungkapan salah seorang karyawan Bagian Kepegawaian, menuurut pria yang enggan namanya dikorankan, dirinya sangat terharu jika Pak Djoewito harus kembali masuk menempati sel pengab di lapas, dirinya tidak tega, karena pak Sekkab orangnya baik, dan tidak pernah neko-neko “ Saya sedih mas, bagai mana beliau harus kembali berada di tempat yang sempait dan pengab, padahal beliau orangnya baik dan tidak neko-neko “ ujarnya. .Namun tidak sedikit juga yang bersuara keras, menurutnya, itu sudah resiko jadi pejabat, kalau gak mau nanggung resiko, ya jangan jai pejabat, “makanya jadi pejabat jangan suka korupsi “
Bursa Sekkab Menghangat.
Tampaknya masuknya kembali Pak Djoewito ke Lapas, membuat beberapa pejabat terkotak-kotak, Ada sebagian kelompok yang menginginkan agar posisi Sekkab harus segera diisi agar roda pemerintahan berjalan normal, namun ada juga kelompok yang menunggu perkembangan, “Jangan membicarakan hal--hal yang sensitive dan membuat orang tersinggung”, begitu kata seorang pejabat yang terlkihat loyal pada Pak Sekkab.
Ada juga kelompok lain yang jsutru tidak berpikir mengenai bagai mana nasib Pak Sekkab atau yang lainnya, kelompok ini justru membicarakan berbagai kemungkinan, siapa kiranya yang bakal dipilih Pak Bupati untuk menjadi Sekkab Jember. Sebab, salah satu syarat untuk menjadi sekkab adalah, bias beklerja sama dengan Bupati. Dari sini kemudian muncul beberapa nama yang dianggap layak menjadi pengganti Pak Djoewito. Ada nama Sugiharto, SH. Kepala BKD, ada nama Ahmad Sudiono, Kepala dinas pendidikan, ada Ir.Hariyanto, Kepala Dinas Pedagangan, Ir. Suhardiyanto, Kepala Bapemas Jember, ada Mirfano, Kepala Dinas Koperasi.
Jika diitilik dari senioritas, maka hanya akan mengerucut pada dua nama, yakni Irt. Hariyanto, Kepala Dinas Perdagangan, dan Ir. Suhardiyanto, Kepala bapemas. Kedua pejabat tersebut, selain memiliki pengalaman cukup, mereka juga sudah pernah menjabat dua kali pada eselon II, bahkan kalau tidak keliru, untuk Ir. Hariyanto, pernah menjabat sebagai Kepala PU, Kepala Bapekab, Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Dinas Perdagangan, sementara untuk Ir. Hardiyanto, pernah menjabat sebagai Kepala PU Pengairan, Kepala PU Bina Marga, dan Kepala Bapemas. Untuk kompeteter lain seperti Drs Achmad Sudiono, dia baru saja masuk jajaran elit Pemkab Jember, setelah Djalal menjadi Bupati Jember, dan untuk Sugiharto, baru saja menduduki jabatan di eselon II.
Sumber dikalangan Badan kepegawaian Daerah (BKD) menyebutkan, bahwa untuk posisi Sekkab ada aturan yang mengikat, selain itu kita masih belum tahu bagai mana hasil pengajuan PK yang dilakukan pak Sekab, kalau pengajuan itu dikabulkan, maka Pak Sekab bakal kembali lagi, dan kalaupun tidak, masih banyak fase dan syarat yang dibutuhkan untuk posisi seorang Sekab(*)




Baca Selengkapnya...

Susahnya Jadi Bupati

Dalam beberapa hari terakhir, Jember diramaikan pembicaraan tentang Pilkada yang Insya Allah akan berlangsung dalam pertengahan tahun 2010. Walau masih setahun lagi, tapi gaungnya sudah mulai terasa. Tidak hanya pada tataran masyarakat menengah, ditataran rakyat kecilpun info Pilkada sudah bukan barang asing lagi. Malahan, mereka lebih tahu seluk beluk politik pemenangannya dari pada saya yang kerjanya hanya berkutat diseputar informasi public. Saya hampir saja tak percaya, ketika Pak Neman, 67 , warga Jamintoro, Kecamatan Sumber baru, lebih mengetahui kapan pak Djalal mengkhiri pengabdiannya. Yang lebih membuat saya merasa malu, ternyata Pak Neman itu dulu merupaqkan salah satu pemilih Pak Djalal, yang kini kecewa ketika apa yang dijanjikan pak Djalal belum bisa dia nikmati.
Sebagai orang kota, wajah saya merah ketika orang tua bercucu 8 itu, dengan berapi-api mengkritik Pak Djalal yang dianggap omdo ( omong doang ), sebab menuurut saya, banyak sudah yang dilakukan Pak Bupati, mulai dari membangun infra struktur, membantu biaya pendidikan anak-anak kader Pos yandu, anak pasukan kuning, memberikan penerangan umum sampai kepelosok desa. Walau untuk itu semua, Pak Djalal harus dikritik disana-sini, bahkan harus menerima ketika ada sekelompok orang yang melaporkannya pada aparat hukum, dengan tudingan, dugaan korupsi. Nach, dari sini sudah dapat saya rasakan betapa susahnya jadi Bupati, apapun yang dikerjakan masih saja belum mampu memuaskan semua kelompok, terlebih jika sama sekali tidak berbuat.

Saya sempat berrdiskusi dengan kawan- kawan yang selama ini selalu menjadi tempat berkeluh kesah. Saya curhat pada mereka, ketika menemui berbagai persoalan yang tak mampu saya pecahkan sendiri. Dalam diskusi itu, saya melontarkan, susahnya menjadi seorang Bupati.. Selain harus berhadapan dengan ketidak puasan rakyat yang , harus juga bertanggung jawab secara hokum, bahkan secara sosialpun, seorang Bupati memiliki beban yang sangat berat. Namun Ironisnya, kenapa justru semakin banyak orang tertarik dengan jabatan yang menurut saya sangat susah untuk menjalaninya, (maklum ) wong saya bukan dilahirkan untuk memiliki pangkat menjadi bupati, namun secara kebetulan saya diberi kesempatan Allah untuk bisa dekat dengan beberapa Bupati.
Beragam jawaban yang disampaikan kawan saya, terkait pertanyaan saya Salah satunya adalah, ‘Jadi Bupati Itu Enak “. Mendapat jawaban seperti itu, saya kaget, sebab yang saya rasakan, betapa rumitnya persoalan yang harus dihadapi seorang Bupati, tapi kok sohib saya menjawab enak jadi Bupati. Mungkin, Mas Kresno, guyonan ketika menjawab pertanyaan saya, atau sekedar menggoda saya agar saya ( maaf ) ikut-ikutan latah untuk mencalonkan diri jadi Bupati Jember, walau secara riel aku gak mungkin bisa. Baik secara finasial maupun yang lainnya. Wong ngurus istri saya yang banyak aja sudah pusing, ditambah lagi anak-anak yang sudah menginjak dewasa dan perlu sentuhan saya, tambah membuat saya sama sekali gak tertarik dengan yang namanya jabatan Bupati atau sak piturute, yang banyak mengeluarkan modal. Yang aku bisa, mungkin jadi direktur sebuah perusahaan besar, dibayar besar, dengan fasilitas besar, walau gak pernah belajar jadi direktur ( he…he…. guyon kok –red )
Tapi yang jelas, pendapat saya dan sebagian kawan-kawan tampaknya gak pernah sama, entah karena saya yang telmi, atau saya yang gak kepengin maju ( jare Gus Nunung –red ), atau saya hanya kepengin jadi rakyat biasa, tetap seperti ketika saya ditahun 1990 an, bahkan sampai kapanpun saya akan tetap seperti ini, gak bakalan bisa jadi orang pangkat yang mampu merengkuh dunia.
Dimedia cetak, saya sempat membaca, ada sekitar 5 orang yang sudah berani menyatakan diri bakal mencalonkan diri jadi Bupati Jember. Ada Gus Djatmiko, Kader Partai Golkar yang memiliki kegigihan dalam memperjuangkan rakyat kecil, ada Mas Agus Hartono, Pengusaha asal Desa Subo, Kecamatan Pakusari, ada Pak Drs. Fatahillah, Calon Bupati yang begitu percaya diri , memproklamirkan pencalonan dirinya menjadi Bupati Jember, lihat saja gambar-gambarnya yang terpampang dibeberapa tempat strategis, ada juga mantan Wakil Bupati Jember di era Bupati Samsul Hadi, yaitu Bapak Drs. H. bagong Sutrisnadi,Wp. Msi. Untuk yang terakhir ini, selain sudah memiliki pengalaman dibirokrasi yang cukup matang, Pak Bagong juga mengaku kalau sudah pasti akan maju dari Partai Demokrat, partainya Pak Sby, Presiden RI. Malahan, kartunyapun dibuat sedemikian eksklusif, dimana disisi lain gambar Pak Bagong dengan latar belakang Logo Partai Demokrat, disisi lainnya adalah Gambarnya Pak Sby. Calon lainnya adalah bisa jadi Pak Djalal sendiri, walau pria yang suka ngetrail itu belum berani secara langsung menyampaikan kalau bakal kembali mencalonkan diri, namun, jika dilihat berbagai manuvernya, melalui kegiatan-kegiatannya , tidak menutup kemungkinan, Pak Djalal bakal ikut meramaikan kembali Bursa Calon Bupati Jember tahun mendatang.
Kembali pada ruwetnya menjadi Bupati saat ini, sudah tergambar, da mana banyak Bupati diberbagai daerah yang harus berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak sedikit yang harus menginap di hotel prodeo. Terlebih, ketika KPK sebagai Lembaga super body diberi kewenangan untuk melakukan pemberantasan korupsi di negeri ini, banyak Bupati, bahkan pejabat-pejabat setingkat Bupati yang harus bertekuk lutut, dan kemudian harus rela tidur di Losmen “Taubat “. Berangkat dari itulah, saya miris untuk sekedar berpikir menjadi Bupati, apa lagi kemudian harus nekad mencoba-coba untuk mencalonkan diri.
Ketakutan saya itu ternyata menjadi pembicaraan banyak kawan, mulai dari kawan tidur, kawan main, kawan berpikir, sampai ke kawan ngrumpi , mereka menyebut saya sebagai orang yang pengecut, orang yang gak berani menghadapi tantangan, dan masih banyak lagi predikat yang diberikan oleh kawan-kawan ,ketika saya menyampaikan ketakutan menjadi seorang Bupati. Tapi, semua itu tetap gak saya gubris, saya hanya yakin dengan bisikan teman tidur saya, dan teman hidup saya, dimana menurut mereka, jangan Nggege Mongso, jangan terlalu banyak tidur siang, agar tidak bermipi yang bukan-bukan, lebih baik hidup dialam nyata, alam yang selama ini saya rasakan bersama mereka, alam dimana saya dan istri-sitri saya, anak saya selalu mensyukuri atas nikmat yang diberikan Allah, walau sekecil apapun, seperti kini, saya pun bersyukur ketika Allah memberikan kehidupan saya yang penuh liku. (*)




Baca Selengkapnya...

SD NEGERI SUMBER SALAK 04 DIKLATKAN GURUNYA UNTUK RAIH PRESTASI

Tampaknya apa yang dilakukan Suparno,Spd dengan memberikan kesempatan pada gurunya untuk mengikuti Diklat , sudah sesuai dengan ruh yang diamantkan Undang-Undang Sisdiknas No:20/2003. Sebagai Kepala sekolah, dirinya memiliki tugas untuk menghasilkan sesuatu yang lebih dari yang sudah dicapai oleh sebelumnya. Untuk itu, keika dirinya mulai ditugaskan di SD Sumber salak 04, langkah awal yang dilakukannya adalah, melakukan konsolidasi internal, yang artinya melakukan sharing dengan guru-guru yang ada, termasuk didalamnya membicarakan langkah-langkah yang harus diambil kedepan.Memang , sebagai pimpinan SD di Wilayah, dirinya harus lebih banyak melakukan terobosan-terobosan agar masyarakat memiliki kepedulian akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Selain itu, dirinya juga melakukan serap informasi kepada masyarakat, dan belajar banyak dari kawan-kawan guru yang sudah lama mengajar di SD yang dipimpinnya. Banyak hal yang harus dipenuhi guna mencetak siswa berprestasi, salah satu diantaranya adalah, adanya pengajar (guru ) yang sesuai dengan kompetensinya, adanya sarana dan prasarana yang cukup, juga dibutuhkan biaya yang cukup besar. Terlebih ketika ada aturan yang mengharuskan lembaga untuk tidak memungut biaya apapun kepada siswanya. Berbeda dengan dikota, dimana masyarakatnya sudah sangat concern pada pendidikan, sehingga apapun kebutuhan biaya untuk pendidikan tidak menjadi masalah yang pokok. “Didesa, lain mas “ ujarnya.
Ketika disinggung tentang, bagai mana dirinya bakal mencetak siswa berprestasi, Suparno menjawabnya dengan lugas. Menurutnya, dirinya tidak akan muluk-muluk, yang pening, bagai mana semua elemen yang ada, mulai guru, murid, komite dan orang tua murid harus disamakan dulu persepsinya dalam memandang dunia pendidikan, kalau sudah sama, kita baru melangkah sesuai dengan yang diplaningkan. Selain itu, dia akan memberangkatkan guru untuk di diklat , guna meningkatkan mutu, langkah ini diharapkan akan lebih merangsang guru untuk lebih berinovasi dalam pembelajaran. Slain itu, dengan adan ya mutu guru yang cukup bagus, tinggal bagai mana melakukan pemrosessan dalam mencetak siswa berprestasi, dan ini semua butuh waktu yang cukup, tidak semudah membalik tangan . Dia juga menjelakan, dengan sistim yang menggunakan KTSP di seluruh kelas, dirinya yakin, bahwa di lembaga yang dipimpinnya bakal lahir siswa berprestasi.
Seimbangkan Prestasi.
Suparno , selain memiliki obsesi yang cukup menarik, dirinya juga berkeinginan untuk meraih prestasi baik dibidang akadmis maupun non akadmis. Untuk akademis, sudah disiapkan , sementara untuk non akademis, dirinya mencoba untuk menggali potensi siswa melalui kegiatan ekstra. Ada Pramuka, Pencak Skilat, Olah raga , dan Keagamaan. Dengan disiapkannya kegiatan itu diharapkan, siswa dapat memaksimalkan potensinya, tentunya dalam bimbingan guru masing-masing
Butuh Ruang Lab
Selain membutuhkan berbagai sarana pendukung, sekolahnya juga butuh ruangan untuk laboratorium. Memang kelihatannya tidak begitu urgen, namun untuk mendukung prestasi siswa, ruang laboratorium itu ternyata juga sangat dibutuhkan. Jika ada , dirinya juga ingin memperbaiki tiga local untuk kelas 1, 2 daqn kelas 3 . Karena sementara ini ruangannya sangat sempit, sehingga panas jika saat belajar mengajar.(Jum)



Baca Selengkapnya...

  © Klik Duniaku Ch3ru_Pastyle 2009

Back to TOP