Pasca PSB Orang tua Pusing Cari Sekolah
Sehari setelah diumumkannya hasil penerimaan siswa baru melalui media kamis,9/7 lalu, ratusan orang tua siswa dibikin pusing tujuh keliling mencarikan sekolah anaknya yang tidak diterima di sekolah yang menjadi pilihannya. Pantauan Sorot dilapangan, tidak sedikit orang tua siswa mengeluh atas sistim yang digunakan oleh Dinas Pendidikan dalam penerimaan siswa baru tahun ini, padahal sistim kalai ini mendapat penilaian lebih baik dari sebagian orang, sementara sebagian lainnya menganggap sistim ini memusingkan.Hanafi, 45 salah seorang orang tua siswa sempat mengeluh atas gagalnya anak semata wayangnya masuk kesekolah faforit yang diinginkan sang anak, namun demikian sang anak masih diterima disekolah alternatif pilihanya. Selain itu yang membuat kepalanya pusing, anaknya ternyata tidak mau sekolah ditempat dimana dia diterima sesuai alternatif pilihannya, alasannya, selain jauh dari rumah, juga malu sama teman-temannya. Untuk itu dia mencoba dengan berbagai cara untuk melakukan lobi-lobi, termasuk menggunakan pengaruhnya sebagai pengusaha sukses dikota ini.
Hal sama juga dialami Pak Andre, 37. Bapak tiga anak ini juga pusing setelah anaknya tidak diterima di SMP favorit pilihannya, tapi masih diterima di SMP lain yang greetnya cukup bagus. Kepada Sorot, pria perlente itu mengatakan, kalau sistim saat ini jauh berbeda dengan sistim tahun lalu, saat ini tidak hanya namanya saja yang dicantumkan, namun nilai UAS dan TPAnya juga dicantumkan, sehingga menjadi sulit untuk bermain. Dia juga mencoba melakukan lobi-lobi dengan pihak-pihak terkait agar anaknya bisa diterima disekolah pilihan pertamanya. Namun setelah mendapat masukan dari relasi dan beberapa guru ahirnya dia bisa menerima, dan lebih memilih menyekolahkan anaknya disekolah yang menjadi pilihan kedua anaknya tersebut “ Ya gimana mas, orang sistimnya gak sama dengan tahun lalau, jadi gak bisa titip-titipan “ ujarnya. Namun, dia sepakat agar sistim ini tetap dijalankan untuk tahun-tahun mendatang, agar sekolah benar-benar mendapt input sesuai dengan setandart yang dimilikinya.
Kepala Dinas Pendidikan Achmad Sudiono keika dikonfirmaasi tentang persoalan PSB mengatakan, bahwa ini semua berawal dari keinginan masyarakat yang ingin sekolah tidak dijadikan ajang bisnis, atau permainan, makanya Dinas Pendidikan mengikuti keinginan masyarakat, kalau kemudian dengan sisim ini ternyata banyak orang tua yang pusing karena anaknya tidak diterima disekolah pilihannya, itu sudah jadi konsekuensinya, dan pihaknya akan tetap mengikuti apa yang diinginkan masyarakat, dan yang paling penting Instnasi yang dipimpinnya tahun ini bebas dari dampratan atau titip-titipan dari orang tua yang ingin anaknya mauk sekolah favorit. Jadi, siapa yang memenuhi syarat itu yang masuk (Ar)