9.19.2009

Tabloid Sorot dimata Sumarsono SE – Balai Taman Nasional Meru Betiri

Sumarsono SE selama ini dikenal dekat dengan wartawan, ia mengaku masih melihat media saat ini masih terlalu sedikit mengupas tentang lingkungan hidup. Padahal informasi tentang lingkungan hidup dinilainya sangat penting. Agar masyarakat lebih melek terhadap fungsi ganda hutan, sebagai paru-paru dunia yang menyuplai O2 dari alam, dan menjaga keseimbangan alam agar tidak terjadi kerusakan ekosistem. Buntut-buntutnya bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Banyak sudah contoh kejadian seperti ini, seperti bencana Panti, dan bencana banjir di Situbondo.Peran media sangat besar dalam penyebaran informasi kepada masyarakat, termasuk Koran Sorot yang dinilai Sumarsono cukup eksis dalam menyikapi kondisi lingkungan hidup di Jember dan sekitarnya. Sekalipun tidak memiliki rubrik khusus, tapi setiap terbitannya berita tentang lingkungan tak pernah ketinggalan. “Pada dasarnya saya salut dengan Koran Sorot yang ikut berpartisipasi menyuarakan lingkungan hidup,” kata Sumarsono.
Ditambahkan Sumarsono, selama ini Sorot dinilai masih malu-malu kucing untuk mengupas tuntas kasus lingkungan hidup yang ada. Ia menyarankan, kalau perlu tulis kasus-kasus lingkungan hingga keakar-akarnya. Siapapun yang menjadi obyeknya, sehingga Koran Sorot bisa lebih diperhitungkan sebagai bahan rujukan bagi pengambil keputusan. “Kalau benar, mengapa harus takut,” tambahnya.
Tentu saja hal seperti itu membutuhkan keberanian tersendiri, netralitas, independen, dan obyektif tanpa prasangka. Selama ini hampir semuanya sudah dilakukan, pertahankan terus sikap netralitas yang ada agar setiap terbitannya selalu ditunggu oleh pembaca. “Pokoknya kedepan Koran Sorot harus lebih sensitif dan jangan ragu-ragu untuk mengupas tuntas,” kilahnya.
Terakhir, Koran Sorot yang sudah berusia 8 tahun harus terus dipertahankan, jangan terbit sesekali sudah itu hilang. Sayang kalau sudah ditangani oleh orang yang sudah profesional tapi terbitnya tidak jelas, ini bisa ditinggal pembacanya. “Pokoknya jangan habis terbit, kemudian hilang,” kata Sumarsono. (dew)



Baca Selengkapnya...

Antispasi Pencurian & Perburuan Polhut Dilarang Cuti Lebaran

Kepala balai Taman Nasional Meru Betiri, Ir Herry Subagiadi, MSc kepada wartawan mengatakan, selama puasa sampai lebaran + 7 tidak ada cuti bagi petugas dilapangan, khususnya Polhut. Hal ini ditegaskan Herry demi menjaga kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), sebab kurun waktu tersebut merupakan saat paling rawan perburuan dan illegal logging. Pemburu satwa liar dan pelaku illegal logging mencari lengahnya petugas dilapangan saat mereka cuti. Pihaknya yang kekurangan petugas tidak punya pilihan lain kecuali melarang anak buahnya cuti, khususnya saat mereka piket dilapangan.Dikatakan Herry, bahwa keputusan ini merupakan yang terbaik dalam mengantisipasi kekurangan personil dilapangan, seperti di daerah teluk Bandealit dan Sukamade yang mempunyai kawasan wisata alamnya. Membludaknya pengunjung di Bandealit akan sangat berbahaya kalau tidak dijaga petugas. Mulai dari kemungkinan terjadi kecelakaan di hutan atau pantai, juga kemungkinan perburuan, perambahan hutan atau perusakan hutan.

Tidak Ingin Kecolongan
Pihaknya tidak ingin kecolongan, karena semua itu sudah diantisipasi. Selama ini, hampir tiap tahun saat puasa menjelang lebaran, tindak kriminal dikawasan TNMB selalu menunjukkan tingkat kenaikan. Alasan yang ada beragam, seperti meningkatnya perburuan karena kebutuhan daging meningkat dan harganya relatif tinggi. “Kami tidak mau kecolongan, sehingga petugas dilapangan dioptimalkan dengan menolak segala bentuk cuti yang diajukan. Syukurlah mereka semua bisa memahami kondisi yang ada,” kata Herry.
Sementara illegal logging meningkat, karena banyak orang yang ingin memperbaiki atau membangun rumahnya, sehingga berapapun banyaknya kayu akan laku keras dipasaran. Pelaku hanya berpikir cepat dapat banyak uang untuk sangu lebaran, mereka tidak berpikir apa yang mereka lakukan itu ibarat menabung kehancuran hutan dikemudian hari.
Uniknya pelaku ada juga yang melakukan perambahan hutan, perburuan, dan pencuria telur penyu saat jelang lebaran. Mereka melakukan hanya untuk mencari tambahan sangu untuk berlebaran. Menghadapi ini semua Herry mengaku tidak akan pandang bulu, siapapun yang melakukan dan apapun alasannya jika terbukti melakukan pelanggaran akan diteruskan hingga kemeja hijau. “Hal ini sebagai alat jera, agar mereka tidak melakukan kegiatan semacam itu lagi dikemudian hari,” tambahnya.
Ada sejumlah informasi bahwa dibeberapa titik lokasi di TNMB saat ini sedang meningkat perburuan. Seperti di daerah perbatasan Perkebunan Terbasala, Banyuwangi dengan TNMB. Kemudian didaerah Sanen dan Bandealit, Jember, umumnya pemburu menggunakan alat tradisional. Ini lebih efektif dibanding dengan membawa senjata api rakitan, mudah terdeteksi petugas Polhut. “Dari informasi yang masuk sudah kita antisipasi dan kita tambah petugas yang operasional dititik-titik rawan itu. Sehingga segala kemungkinan kita coba antisipasi,” Kilah Herry.
Tapi bukan berarti semua bisa tertangani oleh petugas, banyak lokasi yang bisa dibilang lepas dari pantauan petugas. Seperti Mulai pantai Teluk Nanggelang, Teluk Pisang, Teluk Kecut, Teluk Manung, Teluk Meru, Teluk Permisan. Daerah-daerah ini tidak mungkin tiap hari terus diawasi, petugas hanya sesekali melintasi lokasi ini.
Sehingga hampir semua lokasi ini tidak terkontrol maksimal oleh petugas, hal ini karena terbatasnya petugas. Disini akan sangat rawan illegal logging dan perburuan, kalau ada yang berburu banteng (Bos javanicus), atau babi hutan (Sus scrova) dan dibawa melalui laut, akan sangat sulit dipantau. “Padahal itu sangat mungkin terjadi, dan saya akui ini yang belum bisa diatasi selama ini,” tambahnya.
Ada yang membanggakan dengan masyarakat sekitar hutan, mereka sudah banyak yang mulai sadar untuk memberikan informasi kalau ada kejadian. Seperti adanya pemburu yang masuk kawasan, kadang petugas sedang lengah, tapi informasi dari warga seringkali sangat membantu petugas dilapangan. Sehingga pemburu maupun illegal logging bisa digagalkan atau ditangkap oleh petugas. “Saya bersyukur belakangan ini banyak informasi dari warga pinggiran hutan yang berpartisipasi. Sehingga banyak kejadian yang bisa ditindak lanjuti oleh petugas Polhut,” kata Herry. (dew)



Baca Selengkapnya...

9.15.2009

Tertangkap Basah,, Bawa Kukang Keluar TNMB



Beberapa waktu lalu, Sugeng Santoso (34), warga Dusun Krajan, Desa Curah Nongko Kecamatan Tempurejo tertangkap basah membawa Kukang Jawa (Nycticebus coucang) keluar dari kawasan Konservasi Taman Nasional Meru Betiri (TNMB). Menurut Kepala Seksi Konservasi TNMB Curah Nongko, Herman Sutresna, SH yang menangkap, Sugeng memang salah satu pelaku yang di TO oleh petugas Polhut TNMB, tapi ia termasuk pelaku yang licin dan mudah menghindar dari kejaran maupun tangkapan petugas. Berkali-kali informasi tentang Sugeng membawa satwa liar, begitu akan ditangkap BB nya sudah raib, sehingga petugas jaga jarak lagi.Kepala Tata Usaha (KTU) Balai TNMB, Sumarsono, SE yang ditemui di Balai TNMB membenarkan tertangkapnya pelaku yang membawa Kukang Jawa. Tersangka saat ini ditahan di Polwil, sementara BB Kukang Jawa yang masih hidup diamankan di Kantor Balai TNMB Jember. Satwa liar jenis Kukang Jawa yang pemalu ini termasuk satwa liar yang dilindungi bukan saja di Indonesia, tapi di dunia.
Makanya sangat disayangkan jika satwa yang sudah mendekati punah (vurnirable) ini masih diburu dan diperdagangkan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab. Hampir saja satwa liar yang sangat dilindungi dunia ini lolos dari kawasan TNMB. Masalahnya yang membawa Kukang Jawa ini adalah warga Curah Nongko, sehingga karena penduduk lokal kadang keluar masuk sering tanpa diperiksa. “Di TNMB keberadaan Kukang Jawa sendiri sudah sulit dijumpai. Ini malah ditemukan orang yang membawa Kukang Jawa untuk diperjual belikan,” kata Sumarsono kesal.

Dicurigai
Kepada penyidik, Sugeng mengaku Kukang Jawa yang dibawa dia temukan ditepi jalan, terus dibawa untuk dipelihara dirumahnya. Sugeng mengaku juga baru pertama kali ini membawa satwa liar keluar dari kawasan TNMB, kemudian tertangkap petugas Polhut yang sedang mengadakan operasi. “Saya memang apes, membawa Kukang yang saya temukan dijalan, malah tertangkap petugas yang sedang operasi di Andongrejo,” Kata Sugeng ditirukan petugas.
Herman mengatakan, ia dan anak buahnya memang men TO Sugeng sejak lama. Selama ini informasi dari informan yang memantau Sugeng mengatakan bahwa Sugeng dikenal sebagai penadah satwa liar di Desa Curah Nongko, tapi karena setiap ketemu ia sedang tidak membawa BB sulit bagi petugas untuk menangkapnya. Kali ini Sugeng boleh bicara apapun, tapi setidaknya ia sudah tertangkap basah keluar kawasan dengan membawa satwa liar jenis Kukang Jawa yang sangat dilindung internasioal.
Ditegaskan Sumarsono, Sugeng bisa dikenai dengan pasal 21 (2) UU No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Diantara bunyi pasal tersebut: menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup. Ancaman hukumannya 5 tahun penjara, dan denda Rp 100 juta.
Apalagi selain membawa Kukang Jawa, Sugeng juga membawa uang tunai Rp 1,5 juta. Ini termasuk jumlah yang cukup besar bagi orang desa, apalagi ia membawa satwa liar tersebut dimalam hari dan ditambah uang tunai yang cukup besar, sehingga layak dicurigai pula kalau uang tersebut diperuntukkan membeli satwa liar dari pemburu dihutan.
Saat akan diperiksa barang bawaannya yang dimasukkan dalam karung plastik (glangsing) Sugeng sempat berontak dan mencoba melarikan diri dengan sepeda motornya. Tapi karena Herman dan tiga petugas lainnya sudah mengantisipasi, akhirnya Sugeng bisa dilumpuhkan dan ditangkap. “Karena tersangka adalah TO Polhut TNMB, kita sudah siap. Sehingga ketika Sugeng mencoba melawan dan melarikan diri petugas langsung melumpuhkan dan memborgolnya,” kata Herman. (dew)



Baca Selengkapnya...

Tembak Kijang Dikawasan TNMB, Dua Pemburu Ditangkap Tim Gabungan




Begitu mendapat informasi dari lokasi, Balai Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) langsung mengambil langkah berkordinasi dengan Polwil Besuki. Tim yang beranggotakan Polhut dan 2 anggota Polwil langsung menuju lokasi dan dipandu oleh informan beberapa waktu lalu. Ditengah jalan, tepatnya di Jln Perkebunan PTPN 12 Malangsari tersangka 2 orang pemburu tertangkap basah dengan membawa barang bukti (BB) seekor kijang, senjata laras panjang jenis Mouser dan revolver beserta amunisinya.Kepala Tata Usaha (KTU) Balai TNMB, Sumarsono SE yang memimpin langsung operasi gabungan membenarkan kejadian penangkapan 2 pemburu tersebut. Ia mengatakan, pemburu yang tertangkap ini sudah lama menjadi TO Balai TNMB. Sehingga ketika ada informasi kedua pemburu masuk kawasan TNMB, pihaknya langsung koordinasi dengan Polwil dan langsung berangkat kelokasi. Hampir saja pihaknya terlambat, karena kedua pemburu tersebut tertangkap saat pulang dari berburu dan sudah ada dijalan perkebunan.
Kedua pemburu bernama Istas Pratono (40), wiraswasta, domisili di Kecamatan Genteng, Banyuwangi, dan Ibnu Nur Hansah (40), wiraswasta, domisili di Kecamatan Cluring, Banyuwangi ketika ditangkap tidak memberikan perlawanan. Dikatakan Sumarsono, barang bukti (BB) senjata api laras panjang jenis Mouser (asli buatan Amerika, bukan rakitan), dengan amunisi 5 butir peluru, dan revolver dengan amunisi 13 butir, senter dan pisau. BB lainnya dua sepeda motor Yamaha Yupiter MX nopol P 6795 WE, dan Honda Supra X 125, nopol P 5872 YW.
Dikatakan Sumarsono, mereka berdua akan dikenai UU Darurat tentang kepemilikan senjata api tanpa dilengkapi dokumen surat sah. Saat ditanya tentang revolver dengan 13 butir peluru ini bisa dimiliki oleh perorangan atau standart TNI dan Polisi, Sumarsono mengaku masih dalam penyelidikan.
Menurut pengakuan tersangka sementara, BB revolver tersebut Cal. 38 jenis pistol lama dan didapat dari peninggalan aparat. Hal ini cukup berbahaya kalau sampai perorangan dengan mudah memiliki senjata api jenis pistol. Bagaimanapun keberadaan pistol ini cukup mematikan, apalagi dengan 13 butir peluru. Jika saat itu pemburu mengadakan perlawanan sangat mungkin terjadi korban terluka atau lebih fatal lagi, tewas.
Apalagi saat ini sedang marak-maraknya teroris, jika ini tidak disikapi lebih serius bisa jadi kita tidak menyadari kalau ada teroris disekitar kita. Kita semua berharap tidak kecolongan dan tidak terlambat menyadari dalam hal ini. “Membawa senjata api tanpa dokumen surat saja sudah salah dan bisa dikenai pidana, apalagi dalam suasana hangat-hangatnya kasus teroris,” kata Sumarsono.

Pasal Berlapis
Sumarsono menjelaskan, bahwa tersangka yang tertangkap tangan itu sangat mungkin bisa dikenai pasal berlapis yang semuanya memberatkan. Disamping dua senpinya yang dikenai pasal Undang-undang Darurat, juga melakukan perburuan dikawasan Konservasi TNMB serta membawa hasil buruannya ini juga cukup memberatkan.
Tersangka yang bersangkutan bisa dikenai pasal 21 UU RI No 5 Tahun 1990, Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Diantara pasal tersebut berbunyi: Menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup atau mati. Mereka bisa dikenai pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda Rp 100 juta.
Selain itu tersangka juga akan dituntut dengan pasal 33 UU RI No 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Diantaranya berbunyi: Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan zona inti Taman Nasional. Mereka yang melanggar akan dikenai pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda Rp 200 juta. “Tuntutan pidana terhadap tersangka ini cukup berat, diharapkan setelah keluar dari menjalani pidana ini mereka akan sadar dan tidak melakukan prburuan di kawasan Konservasi TNMB lagi,” kata Sumarsono. (dew)



Baca Selengkapnya...

Bangun Rumah Pakai Kayu Curian, Digelandang Petugas


Digelandang Petugas
Meski usianya sudah cukup senja Tukijan (60), warga Andongrejo ini masih ingin punya rumah dengan menggunakan kayu garu. Itupun diperolehnya dari menadah hasil merambah hutan, alias illegal logging, setelah ditangkap kini kasusnya ditangani Polsek Tempurejo, Jember. Sebagai BB nya 33 batang kayu Garu dan 2 kusen pintu yang menghabiskan 3 batang kayu Garu. Semua barang tersebut diperoleh dari tersangka Sam (35), warga Andongrejo, yang diduga keras hasil curian dari kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB). KTU Balai TNMB, Sumarsono, SE yang memimpin langsung operasi penangkapan Tukijan membenarkan adanya penadahan kayu Garu yang dilakukan oleh Tukijan, warga Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Jember. Dikatakan Sumarsono, bahwa kasus ini merupakan modus operandik baru, karena konsumen atau pemakai membeli langsung dari pencurinya.
Ini termasuk jalur pintas agar tidak terlalu panjang urusannya, pembeli langsung pesan kepada pencuri kayu. “Dengan demikian barang cepat datang dan langsung digunakan untuk membuat rumah. Jadi prosesnya tidak terlalu panjang,” kata Sumarsono.
Dengan modus operandik yang baru seperti ini kalau tidak jeli, maka pihak TNMB akan sering kecolongan. Karena perjalanan kayu tidak terlalu panjang, tapi dari pencuri langsung dipakai jadi bahan bangunan. Untung saja informan segera memberitahu petugas, sehingga tim gabungan Polhut dan Polres Jember langsung bertindak. Hasilnya Tukijan ditangkap dan puluhan batang kayu Garu dan kusen dari kayu Garu disita dan diamankan.
Sumarsono menambahkan, saat digrebek pihak keluarga Tukijan sempat tidak terima kayu Garu yang digunakan sebagai bahan bangunan dan kusen mau disita. Tapi dengan ketegasan petugas, akhirnya keluarga Tukijan menyerah juga, mereka juga akhirnya melepas Tukijan untuk diborgol dan dibawa petugas. “Biasa mereka pada awalnya mengadakan perlawanan, tapi karena salah, pada akhirnya mereka juga harus menyerah,” tambahnya.
Selain Tukijan yang dituduh sebagai penadah, pemakai dan menyimpan juga ditangkap Sam (35) warga Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Jember. Pasalnya Sam ini sebagai penyedia barang kayu Garu yang diperolehnya dengan melawan hukum. Ia menebang kayu tersebut didalam kawasan Konservasi TNMB, akibat ulah Sam sedikitnya 33 batang kayu rimba jenis Garu dan dua kusen yang dibuat dari 3 batang kayu Garu diamankan petugas.
Keberhasilan penangkapan ini juga karena operasi gabungan yang dilakukan bersama Polres Jember yang dipimpin langsung oleh Wakasat Polres Jember, Ipda Doni. Menurutnya modus operandik kasus ini termasuk baru, artinya tidak ada pengepul yang dinilainya mudah dideteksi, sehingga pelaku langsung memesan dari penggergaji dihutan kawasan TNMB. “karena mereka mengakui salah, jadi mereka hanya minta keringanan hukuman,” kata Ibda Doni. (dew)



Baca Selengkapnya...

8.31.2009

Jalan Tembus Kalisat – Ledokombo Rusak Berat

Janji pembangunan yang merata sampai kepelosok pedesaan tampaknya susah untuk ilaksanakan, sejak memerintah tahun 2005 lalu, Bupati Jember MZA Djlala berupaya untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, namun persoalan tidak berhenti sampai disatu sisi saja, selesai pembangunan yang satu, bidang lainnya juga membutuhkan sentuhan yang tidak semudah diucapkan. Seperti sekala prioritas pembangunan di empat bidang, yakni Pendidikan, Kesehatan, pertanian dan infrastruktur yang dalam pelaksanaannya banyak mengalami kendalaBelum tuntas kritikan pedas diterima , terkait proyek Penerangan Jalan Umum, kemudian munculnya banyak masalah disektor pendidikan, hingga masih banyaknya balita bergizi buruk membuat Bupati harus bekerja ekstra keras. Kini, masalah pembangunan sarana dan prasarana juga jadi masalah. Salah satunya adalah, perbaikan jalan tembus Kalisat, Lembengan, Kecamatan Ledokombo. Jalan yang kini rusak berat itu sebenarnya pernah diperbaiki beberapa saat lalu, namuan entah karena banyaknya Truck besar yang melewati jalan tersebut, atau memang kualitas pengerjaanya yang memprihatinkan, hingga jalan kembali rusak parah. Bahkan saat ini, sangat sulit untuk mencari jalan yang masih utuh sepanjang jalan gambiran menuju Lembengan.
Buchori, 45. Salah seorang pengendara kendaraan bermotor mengeluhkan kondisi jalan yang rusak, sebagai pedagang dirinya setiap hari selalu melewati jalan tembus itu. Namun sejak tahun lalu, jalan ini sudah sangat rusak, terlebih kalau sdah mendekati perbatasan antara dua desa, (Gambiran – Lembengan ) , kondisinya rusak parah “ Rusak mas, saya tiap hari lewat sini, jalan ini rusak lebih setahun lalu “ katanya.
Rifa’i. 23. Pemuda lajang ini juga mengeluhkan rusaknya jalan Gambiran- Lembengan, selain berbahaya bagi pengendara kendaraan bermotor, banyak pelajar yang harus jatuh jika sudah mulai musim hujan. Untuk itu, dirinya juga berharap agar sebelum Pak Djalal masa pengabdiannya habis, jalan itu sudah diperbaiki, “masak jalan dibiarkan, padahal masyarakat sini dulu milih pak Djalal “
Kabid Perawatan Jalan Bina Marga Jember, Mas’ud ST ketika dikonfirmasi seputar rusaknya jalan di wilayah Kecamatan kalisat dan Ledokombo itu membenarkan kalau kondisinya memang demikian, dan itu akan diusulkan untuk diperbaiki, tinggal menunggu saatnya saja “ Sudah mas, kita sudah cek dan sudah agendakan, tinggal menunggu waktu saja “ ujarnya.(Tim)




Baca Selengkapnya...

8.30.2009

JELANG IDUL FITRI, GEPENG BERDATANGAN

Lebih sepekan ramadan berjalan, susana di Jember sangat ramai. Beberapa tempat disudut kota diramaikan oleh banyaknya pedagang kaki lima dadakan, mulai dari menjual kurma, takjil sampai permainan anak-anak dan mercon.Sorot yang memantau situasi ramadan dibeberapa wilayah Kecamatan menemukan hampir semua wilayah terlihat hidup . Sejak sore hari, mulai pukul 4 sore, beberapa pedagang mulai menata jualannya, tak berapa lama, para pencari malampun sudah mulai mendekat, hingga menjelang bedug magrib. Siti, 23 yang menjual takjil di Kecamatan Sukowono mengatakan kalu dirinya setiap bulan ramadan selalu mencaari aktivitas seperti ini, kalau tidak dirinya kuliah di salah satu Perguruan Tinggi swasta di Jember. Dia melakukan itu selain untuk mengisi kekosongan juga untuk menambah hasil , lumayan untuk uang saku lebaran, juga untuk kasih keponakannya. " saya hanya di bulan ramadan jualan begini, kalau diluar itu saya kuliah, hasilnya lumayan untuk bekal lebaran dan kasih ponakan " ujarnya.

Sementara, diwilkayah tetangganya Kalisat, situasi menjadi semakin ramai, dibundaran pasar misalnya, beberpa anak muda mejeng bergerombol. Mereka salaing gurau, bahkan ada yang iseng menggoda lawan jenisnya. Seperti yang disampaikan Indra, 23. Pria lajang ini tak pernah absen mejeng di bundaran , maklum selain untuk menunggu waktu berbeka, dia juga memanfaatkan untuk cari pasangan, siapa tahu ada jodoh " Ya tiap hari mas, selain cari malam sambil nunggu buka puasa, saya cari cewek yang mungkin cocok, saya sudah cukup umur, orang tua sudah menanyakan kapan saya nikah, makanya say nggak pernah absen " ujarnya,
Gepeng Mulai Banyak.
Yang menarik menurut kacamata Sorot, selain diramaikan oleh banyaknya muda -mudi yang ngabuburit di beerbagai sudut kota, juga didapatkan banyaknya Gelandangan dan orang gila yang berdatangan, entah dari mana mereka asalnya. Untuk itu, keramaian suasana tersebut kadang diselingi banyaknya arang gila yang juga mejeng diantara kerumunan mereka. Ada juga beberapa muda-mudi yang iseng menggoda, hingga mereka harus marah-marah dan mengejar serta melempar muda-mudi yang lagi mejeng.(Jum)



Baca Selengkapnya...

8.29.2009

Derita Diawal Ramadan , 7 Rumah Ludes Terbakar

Takdir, rejeki, dan jodoh itu kuasa Allah, tak ada manusia yang mampu mengambil peran absolute tersebut. Demikian juga dengan peristiwa kebakaran yang menimpa 7 rumah, warga yang terletak didusun Sumber kokap timur, desa Jambe arum, Kecamatan Sumberjambe. Mereka meratapi musibah yang diterimanya diawal Ramadan, hingga selain membuat mereka tak bisa menjalankan ibadah secara utuh, nasib merekapun sangat memprihatinkan, walau harta bendanya ludes terlalap sijago merah, namun sampai saat ini bantuan dari pemerintah belum juga datang, ang ada hanya dari bantuan pribadi Kepala Desa setempat.Sorot yang meninjau langsung korban kebakaran , ikut meneteskan air mata, ketika seorang anak usia sekolah, harus menangis ketika dirinya nggak bisa sekolah, buku , tas dan seluruh peralatan sekolahnypun habis, Kepada Sorot, anak itu berharap bisa sekolah , dan memiliki peralatan sekolah lagi “ Saya ingin sekolah lagi pak, tapi buku saya habis terbakar “ ujarnya sambil menangis..
Informasi yang didapat dilapangan menyebutkan bahwa api berasal dari rumah P.Im. Saat itu, minggu, 23 Agustus 2009, sekitar pukul 06.00 Wib, tiba-tiba muncul api dari rumah P.Im, dalam waktu singkat, api kemudian menjalar kebeberapa rumah yang ada disekitar rumah P.Im, akibatnya, msyarakat yang sebagain msaih disibukkan dengan aktivitas disawah, tak mampu mengendalikan amukan si jago merah, hingga meludeskan 7 rumah warga sekitar. Walau tak ada korban jiwa, kerugian ditaksir mencapai dua ratus juta rupiah. Ketujuah korban yang rumahnya ludes terbakar adalah, :
1. Samideh alias P.Prianto kerugian ditaksir mencapi Rp 23.000.000,-
2. Tamin P.Im Rp 35.000.000,-
3. Sugik Rp 22.000.000,-
4. P. Hamidi Rp 21.000.000,-
5. Lasar P. Hamidah Rp 35.000.000,-
6. B. Hj Ahmad Rp 35.000.000,-
7. Fadilah P. Surur Rp 23.000.000,-

Kepala Desa Jambe arum Muchit Cahyono membenarkan kalau warganya menhalami musibah kebakaran, ada 7 rumah yang jadi korban, dan kerugian sekitar Rp 200 juta rupiah . Selanjutnya, dia mengatakan, kalau sampai hari keempat belum juga ada bantuan dari luar, hanya bantuan dari masyarakat sekitar dan dari dirinya saja. Itupun belum bisa mencukupi kebutuhan untuk mereka, hanya sekedar untuk memenuhi biaya selama beberapa hari saja. Dan ketika disinggung mengenai bantuan dari Pemkab atau Kecamatan, Muchyid pun enggan berkomentar untuk itu. Rasanya ada sesuatu yang ia simpan , entah apa (Jum)





Baca Selengkapnya...

BERJUANG BANGUN JALAN, MAJUKAN PENDIDIKAN

Sungguh mulia cita-cita yang dimilikinya, dilator belakangi rendahnya sumber daya manusia didesanya, Muchyit berobsesi untuk membangun sarana jalan, demi memajukan pendidikan. Sayang, keinginan pria yang baru setahun menjabat sebagai Kepala Desa tersebut, belum memperoleh dukungan yang maksimal dari instnasi terkait, akibatnya sangat fatal, pendidikan yang kini menjadi sekala prioritas dalam program pembangunan Pemerintahan Bupati Ir.MZA Djalal belum mampu berkembang sesuai dengan keinginannya.Namun, bukan Muchyit , kalau tidak ada upaya untuk mengetuk peratian pemerintah. Dengan berbagai cara termasuk bekerja sama dengan media, dirinya berharap agar apa yang menjadi obesinya mendapat dukungan, jika tidak dari Pak Bupati, Kepala Dinas pendidikan , Kepala Bina Marga, minimal ada upaya dari Camat setempat untuk membantu terlaksananya cita-cita membeaskan rakyatnya dari keertinggalan .
Jambe arum, merupakan desa yang terletak wilayah bagian ujung ditimur laut arah dari Jember, letaknya sebenarnya tidak cukup jauh dari kota Kecamatan, hanya sekitar 5 Km, namun perkembangan pembangunan , khususnya sarana infrastruktur dan pendidikan masih sedikit kalah jika dibandingkan dengan beberapa desa yang ada di Kecamatan Sumberjambe. Kekuarangan ini tidak menjaikan kendala bagi ustad satu itu, justru dijadikan energi yang cukup besar untuk bergerak, keluar dari kesulitan. Berbekal kondisi alam yang sedikit mendukung, pria murah senyum tersebut kemudian mencoba untuk mencari jalan keluar, mulai mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif membangun desa dan pendidikan, dia terus bergerak, mewujudkan impiannya.
Sorot yang menemui dikantornyapun diajak untuk berdiskusi, dan melihat secara langsung kondisi jalan yang sangat parah, padahal hanya melalui akses jalan itulah, anak-anak harus menuju sekolah mereka. Jika musim kemarau, tidak banyak masalah yang dihadapi, namun jika sudah musim penghujan, jalan menjadi sulit untuk dilalui, jangankan anak-anak yang mau sekolah, guru dan yang lainnyapun enggan untuk melewati jalan tersebut, akibatnya sangat fatal, banyak anak-anak dan guru yang tidak masuk sekolah, hingga wajar kiranya kalau pendidikan di Desa Jambe arum masih jauh tertinggal dari desa lain ya. “ coba lihat mas, ini jalan yang saya maksud, bagai mana rusaknya jalan ini, dan kalau hujan, jangankan anak-anak, orang tuapun malas melewati, hingga banyak anak yang mbolos sekolah “ ujarnya.
Hal sama juga disampaikan P.No, Kasun desa setempat. Menurutnya, sejak lama desa Jambe arum ini ingin mewujudkan keinginannya memperbaiki jalan menuju sekolah itu, tapi masih belum memiliki anggaran yang cukup, sementara masyarakat sangat berharap, masalah jalan bisa diselesaikan. Ditempat terpisah, Tosi, alias P. selfi membenarkan apa yang dimaksud oleh Pak Kasunnya, bahkan dirinya sudah sering diajak rembug untuk membangun bersama, tapi sampai saat ini belum juga, manurutnya banyak factor yang menyebabkan kenapa jalan itu belum diperbaiki, selain masyarakat disini ekonominya masih susah, belum ada rasa ikut memiliki dari Perusahaan- perusahaan yang ada disini.
Tampaknya apa yang disampaikan P.Selfi diamini oleh Abdul Azis, salah seorang anggota LSM Bongkar, di Sumberjambe. Menurutnya, perusahaan yang berada diwilayah Desa jambe arum itu besar-besar seperti LDO, dan Perhutani, mana disana sering lewat truck-truck besar mengangkut kayu atau hasil kebun lainnya. Untuk itu, seharusnya ada pendekatan dari Camat ke Perusahaan-perusahaan itu untuk diajak membahs bagai mana sebaiknya dalam membangun jalan itu. “ Ini sebenarnya bisa dilakukan kalau semua pihak mau ikut memikirkan, mulai Pemeintah Kabupaten melalui Camat setempat, bisa juga perusahaan-perusahaan itu menyisihkan sebaian keuntungannya untuk membantu perbaikan jalan terdsebut “(Jum)




Baca Selengkapnya...

8.22.2009

Ngabuburit…. Yuuuukk

Setiap musim Ramadan , selalu saja da hal yang berbeda dari hari-hari biasanya. Masyarakat Jember yang religius , sangatlah senang dengan situasi Ramadan seperti ini. Di berbagai sudut kota, terlihat pedagang takjil musiman, seperti yang ada di sepanjang Jl. Jawa, Jl. Kalimantan, dan Jl. KarimataDilokasi seputar kampus itu suasananya sangat ramai, beberapa Mahsiswa ikut ambil bagian dalam merebut berkah Ramadan. Seperti yang dilakukan Nana dan kawan-kawannya. Gadis cantik asal kota Kediri ini dengan tangkasnya menjajakan dagangannya berupa kolak, dan es buah. Sementara Dini, 19 teman satu kosnya tak kalah gesitnya. Bahkan, anak pengusaha mebel di Bojonegoro itu tak malu-malu menawari Sorot untuk membeli dagangannya. “ Om…, ayo beli takjil ini ya Om,… enak kok “ jarnya sambil mendekat di tempat dimana Sorot berada. “ Iya Dech, aku ambil 4 bungkus “ ujarku. Seementara, Teguh dan Hery kawan-kawanku tersenyum melihat kepiawaian kedua gadis cantik tersebut merayuku.
“Ngabuburit… Yukkk, “, ujar Angga, Bocah laki-laki belasan tahun itu begitu menikmati suasana menjelang bukla amadan, terlebih jika beberapa Mahasiswi yang berjualan kece-kece, hingga tak terasa, Angga dengan Ganksnya harus rela berlama-lama menunggu bedug tiba, kemudian bersama mereka menyantap takjil buatan Mahasiswi.
Kepada wartawan ini, Angga mengatakan, dirinya tinggal di Perumahan Elite di Patrang. Sebenarnya, dirumah sudah dibuatin sama orang tuanya, namun entah gimana, kalau nggak begadang sambil ngliatin cewek cakep hati ini kurang marem, makanya bersama ketiga kawannya, dia menggeber Sedang Solunanya menuju kampus. “ Iseng aja Om, hitung-hitung ngabuburit , sebenarnya dirumah sudah dibuatin, tapi klo nggak keluar nggak enak rasanya “ ungkapnya polos.
Berbeda dengan masyarakat di wilayah Tegal Gede, disana banyak anak-anak remaja yang mejeng sambil menunggu bedug maghrib. Ebagian dai mereka asyik dengan hanphonenya masing-masing, sementar beberapa anak laki-laki, saling menggeber kendaraan bermotornya sambil menarik perhatian lawan jenisnya. (*)




Baca Selengkapnya...

BERKAH RAMADAN

Sejak beberapa hari menjelang Ramadan, suasana Jember tampak sumringah, terlebih mereka yang selama ini menjalankan aktivitasnya sebagai pedagang, khususnya pedagang bahan pokok Kini, ketika Ramadan tiba, msyarakat berbondong-bondong menuju kepasar , untuk membeli berbagai kebutuhan selama bulan Ramadan.Bu Watik 32. Pedagang Cincau di pasar Tanjung, sangat senang ketika Ramadan tiba, jualannya selalu laris manis, padahal kalau hari-hari biasa dirinya hanya menghabiskan 1 kotak Cincau yang beratnya setara dengan 10 Kg, tapi ketika Ramadan, sejak pukul 8 pagi dirinya sudah harus tergopoh-gopoh melayani pembeli. Harganyapun lumayan, bisa naik Rp 1000,-/kg dari hari biasa.
Hal sama juga dialami Mbak Sri rahayu, 28. Pedagang blewah didepan Mapolsek Kalisat. IBu satu anak ini juga tak kalah senangnya, sejak puasa pertama sedikitnya sudah 3 kuintal blewah yang ludes tiap harinya. Itu belum pembeli partai, biasanya yang datang dari pelosok desa. Separti hari ini, dia sudah meraup keuntungan yang lumayan “ Biasa mas, kita kan musiman , jadi panennya juga musiman, “ ungkapnya. Dia juga menceritakan kalau hari-hari biasa dirinya berjualan segala buah, khususnya papaya, salak, apel dan anggur.
Ny Bibit, 37. Kepada wartawan Koran ini mengatakan, kalau dibulan Ramadan dirinya selalu mengeluarkan anggaran ekstra, mulai untuk takjilnya, buka sampai sahur, anak- anak maunya yang berbeda, tapi kalau hari biasa justru tidak banyak tuntutan. Selain itu, ibu tiga anak ini juga selalu membuat banyak takjil, selain untuk diri sendiri, dia juga selalu antara untuk kedua orang tua dan mertuanya yang rumahnya tidak jauh dari tempat tinggalnya. (Jum)




Baca Selengkapnya...

GANDENG JURNALIS PRO, BAKESBANGPOL GELAR DIALOG KEBANGSAAN

Menipisnya rasa naionalisme dikalangan pelajar dan Mahasiswa, tampaknya cukup menjadikan Badan Ksatuan Bangsa dan Politik ( Bakesbang Pol ) Pemkab Jember gerah. Menggandeng Jurnalis Pro, sebuah komunitas jurnalis di Jember, mereka menggelar dialog Wawasan Kebangsaan Dan Bahaya Narkoba, di Sultan palace Café beberapa saat lalu. Dalam keiata itu dilangsungkan juga soft opening Persid JemberDalam dialog kebangsaan tersebut, pemateri dari Bakesbang Linmas, Drs Hery Widodo,Msi yang diwakili oleh Kabid Hubungan Antar Lembaga di Bakesbang Linmas Pol Drs Gaguk Budi Santoso menyebutkan, bahwa dalam beberapa tahun terakhir, tampak sekali ada penurunan rasa nasionalisme dikalangan pelajar dan Mahasiswa, baznyak factor yang menjadi penyebabnya, salah satunya adalah minimnya pemahaman pelajar akan ajaran-ajaran Nasionalisme yang tertuang didalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 45, dan pancasila. Ini semua karena minimnya jam pelajaran yang tersedia untuk itu. Selain itu, tidak dimasukkannya pedoman , Pnghayatan dan Pengamalan Pancasila sebagai kurikulum pokok, sehingga tidak ada lagi yang bisa dibangakan atas eksistensi Bangsanya dikalangan pelajar dan Mahasiswa.
Sementara dalam materinya, Drs Heri Widodo menempatkat pluralisme yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sebuah assets yang takterhingga, dan merupakan sebuah kekuatan yang tak ada bandingnya. Tak berlebihan kiranya jika para pendiri negeri ini dalam upaya menjaga Jejayaan Bangsa berupaya menjadikan keberagaman itu sebagai sebuah satu kesatuan yang padu dalam Bingkai Negara KesatuanRepublik Indonesia. Tampaknya tidak itu saja, dia juga menempatkan semangat juang para pejuang Bangsa ini telah menjelma menjadi sebuah ebenrgi besar, yang mampu menggugah partisipasi , motivasoi dan sumber inspirasi bagi generasi muda dalam meneruskan perjuangan jaman dulu, dengan mengisi kemerdekaan dengan berbagai hal yang semakin mampu menjunjung tinggi nama harum Bangsa.
Perlu Campur Tangan Pemerintah Kabupaten
Dalam dialog tersebut, muncul masukan yang cukup dapat dijadikan masukan bagi pemerintah. Saat ini, banyak plajar, Mahasiswa, Karyawan pemerintah yang sudah tidak lagi hapal dengan lagu-lagu kebangsaan dan lagu Nasional. Mereka bisa jadi lebih hapal dengan lagu-lagun “ Tak Gendongnya “ Mbah Surip, atau Lupa-lupa Ingatnya , Band kuburan dari pada Lagu Indonesia Raya, atau lagu Rayuan Pulau Kelapa. Ini semua karena sejak mereka duduk dibangku PAUD, TK, SD sampai Kuliah jarang diajarkan lagu-lagu tersebut. Untuk itu, diharapkan Bakesbang Linmas mampu memberikan masukan kepada Pemerintah (bupati ) untuk memerintahkan kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk meneruskan kepada seluruh sekolah-sekolah agar setiap pagi, disekolahnya diputar lagu-lagu Nasional dan Kebangsaan. Selain agar mereka mengenal dan menghapal, juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk mennamkan jiwa patriotisme dikalangan generasi penerus (*)






Baca Selengkapnya...

SDN GUNUNG MALANG 02, KEJAR PRESTASI DITENGAH KETERBATASAN

Lokasi sekolahnya cukup terpencil. Didesa yang terletak dipinggir hutan pinus, di Wilayah Kecamatan Sumberjambe. Berbicara prestasi akademik, sekolah yang dipimpin oleh Katimin,Spd belum bisa berbicara banyak, maklumlah, selain minimnya sarana dan prasarana, juga belum terciptanya sistim pembelajaran yang sistematis, sehingga dapat mencetak generasi berkualitas sesuai dengan target yang diinginkan. Namun, tidak demikian dengan bidang non akademis. Di Tingkat Kecamatan, SDN gunung malang 02, seringa menyabrt berbagai gelar juara, walau tidak yang terbaik, namun kalau untuk juara II, III , dan IV sudah menjadi langganannya.Katimin cukup senang, walau di pinggir hutan, sekolah yang dipimpinnya memiliki siswa cukup banyak, yakni sekitar 254 siswa. Untuk kondisi gedungnya, sudah cukup bagus, tahun 2003 memperoleh proyek rehab, sebanyak 3 lokal, dan tahun 2004 juga 3 lokal. Jumlah gurunyapun sudah cukup, total ada 10 orang guru, yang 6 orang sudah PNS, dan yang 4 orang Sukwan.
Kepada wartawan Koran ini, Katimin menjelaskan, kalau persoalan partisipasi masyarakat memang masih membutuhkan sentuhan-sentuhan lebih serius , pihak komite yang diketuai oleh K. Muzamil berupaya untuk membvrikan pemahaman pada masyarakat, akan pentingnya pendidikan. Memang sulit, karena masyarakat masih menempatkan pendidikan bukan pada persoalan pokok, mereka masih lebih mementingkan urusan ekonominya. Disamping itu, masyarakat masih banyak yang belum mampu membantu belajar anak disekolah, sehingga anak-anak hanya belajar saat disekolah.. Sebagai salah satu tokoh agama, K. Muzamil harus bekerja kerja keras guna memberikan pemahaman kepada masyarakat, akan penrtingnya pendidikan bagi anak, kalau idak, dapat dibayangkan, susah untuk mencetak prestasi
Bangun TK Rangsang Masyarakat
Banyak cara dilakukan Katimin dan Komite untuk merangsang masyarakat agar ikut memikirkan pentingnya sekolah, utamanya kepada generasi muda , yang kini maih memiliki anak Balita. Dirinya berusaha membangun TK PGRI, yang bertujuan untuk menampung anak-anak balita usia sekolah, agar disekolahkan oleh orang tuanya. Kalau sudah demikian, kedepan, mereka pasti akan menyekolahkan anaknya ke SD. Dan ini yang nantinya bakal jai input bagi Sekolah SD Gunung malang 02..
Gak Punya Mebelair.
Yang sangat dibutuhkan dalam waktu dekat, kata Katimin, sekolahnya sedang membutuhkan bangku dan meja bagi siwa. Terus terang sudah beberapa kali kami berupaya untuk melaporkan pada dinas, melalui UPTD, namun sampai saat ini belum juga direalisasikan. Sedikitnya kami butuh 20 meja dan 40 kursi untuk siswa kelaas IV mas, sungguh kami buth mas “ ungkapnya memelas (Jum)



Baca Selengkapnya...

DJOEWITO MASUK LAGI , BURSA SEKKAB MULAI MEMANAS

Senin, 11/8 lalu, Jember kembali ramai dengan pemberitaan, bukan oleh hangatnya pemberitaan Bulan Berkunjung ke Jember , juga bukan munculnya pemberitaan miring seputar BBJ, namun jsutru diramaikan dengan informasi masuknya kembali Sekretaris Kabupaten Jember Drs.H. Djoewito, MM ke rutan kelas II A , setelah turunnya putusan Mahkamah Agung yang memberikan hukuman 2 tahun penjara dan denda kepadanya. Informasi yang berkembang, Kejaksaan bakal menjemput pria ganteng itu sekitar jam 9.00 Wib dihari itu, namun, entah apa yang menjadi pertimbangan , ternyata Pak Djoewito, justru berangkat sendiri menuju Lapas, dengan diantar oleh Istri dan anaknya.Kabar masuknya kembali Djoewito yang diluar waktu yang ditentukan sempat membuat beberapa wartawan yang ngepso di Pemkab Jember kelabakan, padahal sejak pukul 8.00 Wib beberapa wartawan sudah terlihat nongkrong di :Lobi bawah, ada juga yang rencananya akan ngepos di rmuah pak Sekkab, namun semua ternyata harus gigit jari, setelah salah seorang pengurus LSM memberikan informasi, kalau pak Djoewito sudah masuk Lapas, dengan diantar sendiri oleh istri dan anaknya. Informasi itu, sekaligus membuat beberapa wartawan langsung ngibrit , melanjutkan buruannya.
Pantauan Sorot di kantor Pemkab Jember , sejak pukuyl 7.30 Wib, kantor Pemkab Jember cukup ramai, beberapa kendaraan Kepala SKPD sudah parker dihalaman belakang, kondisi itu sama persis seperti beberapa hariu sebelumnya, dimana hamper tiap hari Kepala SKPD menggelar rapat, entah apa yang dirapatkan. Di beberapa ruangan juga tidak ada perubahan yang berarti, ramai seperti biasa, terlebih, ketika wartawan Koran ini mencoba untik ikut nimbrung di warung “ Penantian “ milik Bukadi, salah seorang karyawan Pemkab Jember. Disana, banyak orang yang membiocarakan nasib pak Djoewito. Dari pembicaraan itu, rata-rata mreka berempati pada Pak Sekkab, bahkan ada beberapa karyawan yang sempat terlihat edih ketika mendengar pak Djoewito masuk lagi di Lembaga pemasyarakatan. Seperti yang diungkapan salah seorang karyawan Bagian Kepegawaian, menuurut pria yang enggan namanya dikorankan, dirinya sangat terharu jika Pak Djoewito harus kembali masuk menempati sel pengab di lapas, dirinya tidak tega, karena pak Sekkab orangnya baik, dan tidak pernah neko-neko “ Saya sedih mas, bagai mana beliau harus kembali berada di tempat yang sempait dan pengab, padahal beliau orangnya baik dan tidak neko-neko “ ujarnya. .Namun tidak sedikit juga yang bersuara keras, menurutnya, itu sudah resiko jadi pejabat, kalau gak mau nanggung resiko, ya jangan jai pejabat, “makanya jadi pejabat jangan suka korupsi “
Bursa Sekkab Menghangat.
Tampaknya masuknya kembali Pak Djoewito ke Lapas, membuat beberapa pejabat terkotak-kotak, Ada sebagian kelompok yang menginginkan agar posisi Sekkab harus segera diisi agar roda pemerintahan berjalan normal, namun ada juga kelompok yang menunggu perkembangan, “Jangan membicarakan hal--hal yang sensitive dan membuat orang tersinggung”, begitu kata seorang pejabat yang terlkihat loyal pada Pak Sekkab.
Ada juga kelompok lain yang jsutru tidak berpikir mengenai bagai mana nasib Pak Sekkab atau yang lainnya, kelompok ini justru membicarakan berbagai kemungkinan, siapa kiranya yang bakal dipilih Pak Bupati untuk menjadi Sekkab Jember. Sebab, salah satu syarat untuk menjadi sekkab adalah, bias beklerja sama dengan Bupati. Dari sini kemudian muncul beberapa nama yang dianggap layak menjadi pengganti Pak Djoewito. Ada nama Sugiharto, SH. Kepala BKD, ada nama Ahmad Sudiono, Kepala dinas pendidikan, ada Ir.Hariyanto, Kepala Dinas Pedagangan, Ir. Suhardiyanto, Kepala Bapemas Jember, ada Mirfano, Kepala Dinas Koperasi.
Jika diitilik dari senioritas, maka hanya akan mengerucut pada dua nama, yakni Irt. Hariyanto, Kepala Dinas Perdagangan, dan Ir. Suhardiyanto, Kepala bapemas. Kedua pejabat tersebut, selain memiliki pengalaman cukup, mereka juga sudah pernah menjabat dua kali pada eselon II, bahkan kalau tidak keliru, untuk Ir. Hariyanto, pernah menjabat sebagai Kepala PU, Kepala Bapekab, Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Dinas Perdagangan, sementara untuk Ir. Hardiyanto, pernah menjabat sebagai Kepala PU Pengairan, Kepala PU Bina Marga, dan Kepala Bapemas. Untuk kompeteter lain seperti Drs Achmad Sudiono, dia baru saja masuk jajaran elit Pemkab Jember, setelah Djalal menjadi Bupati Jember, dan untuk Sugiharto, baru saja menduduki jabatan di eselon II.
Sumber dikalangan Badan kepegawaian Daerah (BKD) menyebutkan, bahwa untuk posisi Sekkab ada aturan yang mengikat, selain itu kita masih belum tahu bagai mana hasil pengajuan PK yang dilakukan pak Sekab, kalau pengajuan itu dikabulkan, maka Pak Sekab bakal kembali lagi, dan kalaupun tidak, masih banyak fase dan syarat yang dibutuhkan untuk posisi seorang Sekab(*)




Baca Selengkapnya...

Susahnya Jadi Bupati

Dalam beberapa hari terakhir, Jember diramaikan pembicaraan tentang Pilkada yang Insya Allah akan berlangsung dalam pertengahan tahun 2010. Walau masih setahun lagi, tapi gaungnya sudah mulai terasa. Tidak hanya pada tataran masyarakat menengah, ditataran rakyat kecilpun info Pilkada sudah bukan barang asing lagi. Malahan, mereka lebih tahu seluk beluk politik pemenangannya dari pada saya yang kerjanya hanya berkutat diseputar informasi public. Saya hampir saja tak percaya, ketika Pak Neman, 67 , warga Jamintoro, Kecamatan Sumber baru, lebih mengetahui kapan pak Djalal mengkhiri pengabdiannya. Yang lebih membuat saya merasa malu, ternyata Pak Neman itu dulu merupaqkan salah satu pemilih Pak Djalal, yang kini kecewa ketika apa yang dijanjikan pak Djalal belum bisa dia nikmati.
Sebagai orang kota, wajah saya merah ketika orang tua bercucu 8 itu, dengan berapi-api mengkritik Pak Djalal yang dianggap omdo ( omong doang ), sebab menuurut saya, banyak sudah yang dilakukan Pak Bupati, mulai dari membangun infra struktur, membantu biaya pendidikan anak-anak kader Pos yandu, anak pasukan kuning, memberikan penerangan umum sampai kepelosok desa. Walau untuk itu semua, Pak Djalal harus dikritik disana-sini, bahkan harus menerima ketika ada sekelompok orang yang melaporkannya pada aparat hukum, dengan tudingan, dugaan korupsi. Nach, dari sini sudah dapat saya rasakan betapa susahnya jadi Bupati, apapun yang dikerjakan masih saja belum mampu memuaskan semua kelompok, terlebih jika sama sekali tidak berbuat.

Saya sempat berrdiskusi dengan kawan- kawan yang selama ini selalu menjadi tempat berkeluh kesah. Saya curhat pada mereka, ketika menemui berbagai persoalan yang tak mampu saya pecahkan sendiri. Dalam diskusi itu, saya melontarkan, susahnya menjadi seorang Bupati.. Selain harus berhadapan dengan ketidak puasan rakyat yang , harus juga bertanggung jawab secara hokum, bahkan secara sosialpun, seorang Bupati memiliki beban yang sangat berat. Namun Ironisnya, kenapa justru semakin banyak orang tertarik dengan jabatan yang menurut saya sangat susah untuk menjalaninya, (maklum ) wong saya bukan dilahirkan untuk memiliki pangkat menjadi bupati, namun secara kebetulan saya diberi kesempatan Allah untuk bisa dekat dengan beberapa Bupati.
Beragam jawaban yang disampaikan kawan saya, terkait pertanyaan saya Salah satunya adalah, ‘Jadi Bupati Itu Enak “. Mendapat jawaban seperti itu, saya kaget, sebab yang saya rasakan, betapa rumitnya persoalan yang harus dihadapi seorang Bupati, tapi kok sohib saya menjawab enak jadi Bupati. Mungkin, Mas Kresno, guyonan ketika menjawab pertanyaan saya, atau sekedar menggoda saya agar saya ( maaf ) ikut-ikutan latah untuk mencalonkan diri jadi Bupati Jember, walau secara riel aku gak mungkin bisa. Baik secara finasial maupun yang lainnya. Wong ngurus istri saya yang banyak aja sudah pusing, ditambah lagi anak-anak yang sudah menginjak dewasa dan perlu sentuhan saya, tambah membuat saya sama sekali gak tertarik dengan yang namanya jabatan Bupati atau sak piturute, yang banyak mengeluarkan modal. Yang aku bisa, mungkin jadi direktur sebuah perusahaan besar, dibayar besar, dengan fasilitas besar, walau gak pernah belajar jadi direktur ( he…he…. guyon kok –red )
Tapi yang jelas, pendapat saya dan sebagian kawan-kawan tampaknya gak pernah sama, entah karena saya yang telmi, atau saya yang gak kepengin maju ( jare Gus Nunung –red ), atau saya hanya kepengin jadi rakyat biasa, tetap seperti ketika saya ditahun 1990 an, bahkan sampai kapanpun saya akan tetap seperti ini, gak bakalan bisa jadi orang pangkat yang mampu merengkuh dunia.
Dimedia cetak, saya sempat membaca, ada sekitar 5 orang yang sudah berani menyatakan diri bakal mencalonkan diri jadi Bupati Jember. Ada Gus Djatmiko, Kader Partai Golkar yang memiliki kegigihan dalam memperjuangkan rakyat kecil, ada Mas Agus Hartono, Pengusaha asal Desa Subo, Kecamatan Pakusari, ada Pak Drs. Fatahillah, Calon Bupati yang begitu percaya diri , memproklamirkan pencalonan dirinya menjadi Bupati Jember, lihat saja gambar-gambarnya yang terpampang dibeberapa tempat strategis, ada juga mantan Wakil Bupati Jember di era Bupati Samsul Hadi, yaitu Bapak Drs. H. bagong Sutrisnadi,Wp. Msi. Untuk yang terakhir ini, selain sudah memiliki pengalaman dibirokrasi yang cukup matang, Pak Bagong juga mengaku kalau sudah pasti akan maju dari Partai Demokrat, partainya Pak Sby, Presiden RI. Malahan, kartunyapun dibuat sedemikian eksklusif, dimana disisi lain gambar Pak Bagong dengan latar belakang Logo Partai Demokrat, disisi lainnya adalah Gambarnya Pak Sby. Calon lainnya adalah bisa jadi Pak Djalal sendiri, walau pria yang suka ngetrail itu belum berani secara langsung menyampaikan kalau bakal kembali mencalonkan diri, namun, jika dilihat berbagai manuvernya, melalui kegiatan-kegiatannya , tidak menutup kemungkinan, Pak Djalal bakal ikut meramaikan kembali Bursa Calon Bupati Jember tahun mendatang.
Kembali pada ruwetnya menjadi Bupati saat ini, sudah tergambar, da mana banyak Bupati diberbagai daerah yang harus berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak sedikit yang harus menginap di hotel prodeo. Terlebih, ketika KPK sebagai Lembaga super body diberi kewenangan untuk melakukan pemberantasan korupsi di negeri ini, banyak Bupati, bahkan pejabat-pejabat setingkat Bupati yang harus bertekuk lutut, dan kemudian harus rela tidur di Losmen “Taubat “. Berangkat dari itulah, saya miris untuk sekedar berpikir menjadi Bupati, apa lagi kemudian harus nekad mencoba-coba untuk mencalonkan diri.
Ketakutan saya itu ternyata menjadi pembicaraan banyak kawan, mulai dari kawan tidur, kawan main, kawan berpikir, sampai ke kawan ngrumpi , mereka menyebut saya sebagai orang yang pengecut, orang yang gak berani menghadapi tantangan, dan masih banyak lagi predikat yang diberikan oleh kawan-kawan ,ketika saya menyampaikan ketakutan menjadi seorang Bupati. Tapi, semua itu tetap gak saya gubris, saya hanya yakin dengan bisikan teman tidur saya, dan teman hidup saya, dimana menurut mereka, jangan Nggege Mongso, jangan terlalu banyak tidur siang, agar tidak bermipi yang bukan-bukan, lebih baik hidup dialam nyata, alam yang selama ini saya rasakan bersama mereka, alam dimana saya dan istri-sitri saya, anak saya selalu mensyukuri atas nikmat yang diberikan Allah, walau sekecil apapun, seperti kini, saya pun bersyukur ketika Allah memberikan kehidupan saya yang penuh liku. (*)




Baca Selengkapnya...

SD NEGERI SUMBER SALAK 04 DIKLATKAN GURUNYA UNTUK RAIH PRESTASI

Tampaknya apa yang dilakukan Suparno,Spd dengan memberikan kesempatan pada gurunya untuk mengikuti Diklat , sudah sesuai dengan ruh yang diamantkan Undang-Undang Sisdiknas No:20/2003. Sebagai Kepala sekolah, dirinya memiliki tugas untuk menghasilkan sesuatu yang lebih dari yang sudah dicapai oleh sebelumnya. Untuk itu, keika dirinya mulai ditugaskan di SD Sumber salak 04, langkah awal yang dilakukannya adalah, melakukan konsolidasi internal, yang artinya melakukan sharing dengan guru-guru yang ada, termasuk didalamnya membicarakan langkah-langkah yang harus diambil kedepan.Memang , sebagai pimpinan SD di Wilayah, dirinya harus lebih banyak melakukan terobosan-terobosan agar masyarakat memiliki kepedulian akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Selain itu, dirinya juga melakukan serap informasi kepada masyarakat, dan belajar banyak dari kawan-kawan guru yang sudah lama mengajar di SD yang dipimpinnya. Banyak hal yang harus dipenuhi guna mencetak siswa berprestasi, salah satu diantaranya adalah, adanya pengajar (guru ) yang sesuai dengan kompetensinya, adanya sarana dan prasarana yang cukup, juga dibutuhkan biaya yang cukup besar. Terlebih ketika ada aturan yang mengharuskan lembaga untuk tidak memungut biaya apapun kepada siswanya. Berbeda dengan dikota, dimana masyarakatnya sudah sangat concern pada pendidikan, sehingga apapun kebutuhan biaya untuk pendidikan tidak menjadi masalah yang pokok. “Didesa, lain mas “ ujarnya.
Ketika disinggung tentang, bagai mana dirinya bakal mencetak siswa berprestasi, Suparno menjawabnya dengan lugas. Menurutnya, dirinya tidak akan muluk-muluk, yang pening, bagai mana semua elemen yang ada, mulai guru, murid, komite dan orang tua murid harus disamakan dulu persepsinya dalam memandang dunia pendidikan, kalau sudah sama, kita baru melangkah sesuai dengan yang diplaningkan. Selain itu, dia akan memberangkatkan guru untuk di diklat , guna meningkatkan mutu, langkah ini diharapkan akan lebih merangsang guru untuk lebih berinovasi dalam pembelajaran. Slain itu, dengan adan ya mutu guru yang cukup bagus, tinggal bagai mana melakukan pemrosessan dalam mencetak siswa berprestasi, dan ini semua butuh waktu yang cukup, tidak semudah membalik tangan . Dia juga menjelakan, dengan sistim yang menggunakan KTSP di seluruh kelas, dirinya yakin, bahwa di lembaga yang dipimpinnya bakal lahir siswa berprestasi.
Seimbangkan Prestasi.
Suparno , selain memiliki obsesi yang cukup menarik, dirinya juga berkeinginan untuk meraih prestasi baik dibidang akadmis maupun non akadmis. Untuk akademis, sudah disiapkan , sementara untuk non akademis, dirinya mencoba untuk menggali potensi siswa melalui kegiatan ekstra. Ada Pramuka, Pencak Skilat, Olah raga , dan Keagamaan. Dengan disiapkannya kegiatan itu diharapkan, siswa dapat memaksimalkan potensinya, tentunya dalam bimbingan guru masing-masing
Butuh Ruang Lab
Selain membutuhkan berbagai sarana pendukung, sekolahnya juga butuh ruangan untuk laboratorium. Memang kelihatannya tidak begitu urgen, namun untuk mendukung prestasi siswa, ruang laboratorium itu ternyata juga sangat dibutuhkan. Jika ada , dirinya juga ingin memperbaiki tiga local untuk kelas 1, 2 daqn kelas 3 . Karena sementara ini ruangannya sangat sempit, sehingga panas jika saat belajar mengajar.(Jum)



Baca Selengkapnya...

8.01.2009

"JFC "BUKA MATA DUNIA

JEMBER fASHION CARNAVAL (JFC) kembali di gelar. Acara yang bakal dipelototi jutaan psang mata itu, kembali di gelar tgl 2 agustus 2009. JFC kali ini mengusung tema World Unity, atau satukan Dunia.


Baca Selengkapnya...

7.29.2009

Rame-rame Calon Bupati

Walau baru tahun depan pelaksanaan Pilkada di Jember, namun gaungnya sudah mulai rame didengar. Bahkan, beberapa orang mulai melakukan gerakan pencitraan dalam rangka ikut meramaikan Pilkadal Jember tahun depan.


Baca Selengkapnya...

7.20.2009

PANJAT PINANG SEDOT PULUHAN RIBU PENONTON

Pelaksanaan lomba panjat Pinang yang dilaksanakan di alun-alun kota Jember, minggu 19/7 lalu ternyata mampu menyedot perhatian puluhan ribu penonton. Acara yang digelar dalam rangakain Bulan berkunjung Ke Jember tersebut sudah dinantikan oleh mayarakat jember sejak paagi hari. Pantauaan Media ini dilapangan menunjukkan, masyarakat yang berdatangan dari berbagai wilayah kecamatan sudah memenhuhi alun-alun Jember sejak pukul 05.30 WIB. Mereka dengan begitu antusias ingin menyaksikan pelaksanaan Lomba Panjat Pinang yang diperebutkan oleh para pemburu hadiah.
Ada yang menaruik dalam pelaksanan lomba tahun ini, selain agak tertib karena sudah dipasangnya pagar pengaman, Loma kali ini juga disediakn bagi keluarga TNI/POLRI dan Sat Pol PP. untuk tiga peserta ini sempat menjadi guyonan penonton, khususnya peserta dari Polri. Mereka walau dengan jumlah anggota yang cukup banyak, ternyata sampai perlombaan menjelang berkahir belum juga mampu menuntaskan lomba. baru setelah dibantu beberapa peserta umum, hadiah bisa direbut. Selain itu, dalam pelaksanaan kali ini banyak jajanan pasar yang disediakan panitia, hal ini sesuai dengan himbauan bapak bupati Djalal dalam acara Bedah potensidi kelurahan Jumerto beberapa saat sebelumnya.
Yuni, 23 kepada media ini mengatakan, bahwa dirinya berasal dari kota Lumajang. Mendengara da Lomba panjat Pinang yang digelar di alun-alun dirinya bersama orang tuanya sengaja datang seharuis ebelumnya. maklum, selain liburan , dirinya juga sudah kepengin menyaksikan langsung bagai mana pelaksanaan lomba itu. Dia juga menyebutkan, tahun ini dirinya bersama keluarga besarnya sengaja datang ke Jember untuk melihat BBJ.
Dia juga mengatakan, kalau sebenarnya dirinya sudah mendengar adanya BBJ sejak dua tahun lalu, namun baru kali ini bisa hadir. Malahan, dirinya juga bakal datang lagi saat pelaksanaan Jember fashion Carnaval.

Dandim Ikut Tegang.
yang menarik, bukans aja peserta dan penonton dari kalangan umum yang tegang melihat jagoannya menaiki pinag yang telah dilumuri pelicin, Dandiim 0824 Letkol ARM Totok Suhartono[un ikut tegang, ketika anak buahnya yang berjumlah puluhan orang itu belumjuga berhasil naik kepuncak. Bahkan, waktu yang dilaluipun sudah cukup panjang. " Ayo..., terus-terus dibantu kawannya itu " ucapnya memberis emangat. (Ar)

Baca Selengkapnya...

SERTIFIKASI BUKAN PENGHARGAAN

Sertifikasi tampaknya sudah mulai berubah maknanya. Jika diawal pelaksanaan sertifikasi itu ruhnya merupakan penilaian atas profesionalisme seorang guru, atau dosen, kini ruh itu mulai bergeser menjadi sebuah penghargaan. lucunya, penghargaan itu bukan dikeluarkan oleh pejabat yang memiliki kewenangan dalam pemberiaan sebuah penghargaan, namun justru hanya dilakukan oleh Pejabat seingkat Kepala UPT. Sumber media ini dilapngan menemukan, bahwa sertifikasi yang terjadi di kecamatan Kalisat tampaknya perlu ditinjau kembali keberadaannya. Sebab, sertifikasi yang diberikan kepada beberapa oknum guru, diduga tidak lagi didasarkan dari prestasi atau profesionalisme guru itu sendiri, namun hanya sebuah reward yang diberikan kepala UPTD kepada guru yang menmgajar di sebuah sekolah yang direncanakan sebagai sekolah rintisan setandart Nasional.
Seperti yang diketemukan wartawan media ini data yang cukup meragukan atas usulan sertifikasi bagi guru-/kepala sekolah yang ada di kecamatan kalisat. Dari hsail seleksi yang dilakukan panitia, telah mengajukan usulan kepada Dinas pendidikan sebanyak 83 orang. Seleksi itu sudah didasarkan atas prestasi kerja, senioritas, dan kepangkatan. Mereka telah disusun secara berurutan sesuai dengan ketentuan.
Dari data usulan yang disampaikan kepada Dinas pendidikan, maka dari dinas pendidikan diperoleh jawaban bahwa ada 39 nama yang disusulkan telah disetujui, dan itu resmi ditanda tangani oleh kepala Dinas pendidikan. namun, tak berapa lama, muncul informai tambahan, bahwa Kecamatan kalisat mendapat tambahan kuota sebanyak 14 orang. Ysng 13 orang dari Kecamatan Kalisat, 1 orang dari kecamatan lain.
Munculnya kuota tambahan itu sempat menggegerkan para guru yang sejak awal sudah masuk dalam nominasi. Hal itu dikarenakan, tambahan kuota bagi guru-guru yang disetujui untuk menguikuti sertifikai tersebut ternyata tidak diambilkan sesuai dengan urutan daftar semula. Mreka justru diambil dari nomor-nomor yang jauh dari urutan, bahkan ada yang tidak masuk daftar usulan. Inilah yang kemudian membuat guru-guru berang. namun, keresahan mereka sama sekali tidak mendapat perhatian dari Kepala UPTD stempat H.Abd Gani.
Bahkan kepada wartawan media ini, Gani mengatakan bahwa keputusan itu bukan lagi kewenangannya tapi kewenangan dinas. Dan ketika disinggung mengenai beberapa oknum guru yang lulus seleksi ternyata bukan dari daftar usulan, pria yang mulai dijauhi oleh para guru itu tetap bersikukuih bahwa itu bukan lagi kewenangannya " maaf mas, kami tidak memiliki kewenangan untuk menjawab, semua itu jadi keputusan dinas, maaf mas " ujarnya.(Sar)



Baca Selengkapnya...

7.09.2009

Pasca PSB Orang tua Pusing Cari Sekolah

Sehari setelah diumumkannya hasil penerimaan siswa baru melalui media kamis,9/7 lalu, ratusan orang tua siswa dibikin pusing tujuh keliling mencarikan sekolah anaknya yang tidak diterima di sekolah yang menjadi pilihannya. Pantauan Sorot dilapangan, tidak sedikit orang tua siswa mengeluh atas sistim yang digunakan oleh Dinas Pendidikan dalam penerimaan siswa baru tahun ini, padahal sistim kalai ini mendapat penilaian lebih baik dari sebagian orang, sementara sebagian lainnya menganggap sistim ini memusingkan.Hanafi, 45 salah seorang orang tua siswa sempat mengeluh atas gagalnya anak semata wayangnya masuk kesekolah faforit yang diinginkan sang anak, namun demikian sang anak masih diterima disekolah alternatif pilihanya. Selain itu yang membuat kepalanya pusing, anaknya ternyata tidak mau sekolah ditempat dimana dia diterima sesuai alternatif pilihannya, alasannya, selain jauh dari rumah, juga malu sama teman-temannya. Untuk itu dia mencoba dengan berbagai cara untuk melakukan lobi-lobi, termasuk menggunakan pengaruhnya sebagai pengusaha sukses dikota ini.
Hal sama juga dialami Pak Andre, 37. Bapak tiga anak ini juga pusing setelah anaknya tidak diterima di SMP favorit pilihannya, tapi masih diterima di SMP lain yang greetnya cukup bagus. Kepada Sorot, pria perlente itu mengatakan, kalau sistim saat ini jauh berbeda dengan sistim tahun lalu, saat ini tidak hanya namanya saja yang dicantumkan, namun nilai UAS dan TPAnya juga dicantumkan, sehingga menjadi sulit untuk bermain. Dia juga mencoba melakukan lobi-lobi dengan pihak-pihak terkait agar anaknya bisa diterima disekolah pilihan pertamanya. Namun setelah mendapat masukan dari relasi dan beberapa guru ahirnya dia bisa menerima, dan lebih memilih menyekolahkan anaknya disekolah yang menjadi pilihan kedua anaknya tersebut “ Ya gimana mas, orang sistimnya gak sama dengan tahun lalau, jadi gak bisa titip-titipan “ ujarnya. Namun, dia sepakat agar sistim ini tetap dijalankan untuk tahun-tahun mendatang, agar sekolah benar-benar mendapt input sesuai dengan setandart yang dimilikinya.
Kepala Dinas Pendidikan Achmad Sudiono keika dikonfirmaasi tentang persoalan PSB mengatakan, bahwa ini semua berawal dari keinginan masyarakat yang ingin sekolah tidak dijadikan ajang bisnis, atau permainan, makanya Dinas Pendidikan mengikuti keinginan masyarakat, kalau kemudian dengan sisim ini ternyata banyak orang tua yang pusing karena anaknya tidak diterima disekolah pilihannya, itu sudah jadi konsekuensinya, dan pihaknya akan tetap mengikuti apa yang diinginkan masyarakat, dan yang paling penting Instnasi yang dipimpinnya tahun ini bebas dari dampratan atau titip-titipan dari orang tua yang ingin anaknya mauk sekolah favorit. Jadi, siapa yang memenuhi syarat itu yang masuk (Ar)




Baca Selengkapnya...

HUTAN SLATENG KEMBALI DIJARAH PERUM PERHUTANI CUEK AJA

Benar kata orang, bahwa tak ada pencuri yang bisa msauk ke wilayah hutan, kecuali kalau pencuri itu ber- kong kalikong dengan oknum orang dalam. Seperti yang tejadi dihutan Slateng, tepatnya di petak 108 yang masuk katagori Hutan Lindung. Sedikitnya ada 1 Ha lahan sudah habis dijarah oleh masyarakat yang diduga dibekingi oleh oknum-oknjum mandor perhutani. Persoalan pembalakan liar yang menjadi atensi Kapolri itupun , pernah disampaiaikan ke Sat Intel Polres Jember beberapa bulan lalu, namun sampai berita ini diturunkan, baik Polres maupun Perhutani belum mengambil langkah berarti. Hal itu membuat pelaku yang nota bene oknum perhutani merasa terlindungi dan bebas melakukan pembalakan hutan yang diharapkan menjadi cadangan oksigen dunia.Tim Sorot yang berada dilkoasi pembalakan sempat melakukan wawancara dengan beberapa oknum mayaralkat setempat yang ikut serta dalam pembalakan liar tersebut. Mereka , sebut saja P.Wsl, dan P. Sn Mrs, dengan tanpa beban menceritakan ihwal dirinya berani melakukan tindakan seperti itu. Padahal, pembalakan itu jelas-jelas dilalarang. Menurut informasi dilapangan, mereka melakukan hal itu karena sebelumnya telah dimintai uang oleh Was, oknum mandor yang selama ini dikenal sangat jelek reputasinya. Namun, tampaknya Was, tidak hanya sendirian, hal itu dapat terlihat dari amannya pembalakan tersebut hingga mencapai luas berhektar-hektar. sebab dengan posisinya yang hanya seorang mandor, tidak bakalan mampu meredam beberapa pekerja yang posisinya banyak lebih tinggi , yang akhirnya lahan seluas itu kini mulai habis.
Selanjutnya beberapa orang warga yang terlibat dalam dugaan pembalakan itu menjelaskan, kalau dalam pertemuan berikutnya, Pak Mandor was, sering menggunakan rumah P.Wsl, masyarakat setempat. Dari pantauan Tim dilapangan, memang banyak lahan yang rusak akibat keserakahan oknum manusia. Mereka tak mau bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, melainkan berpola ;pikir instan, yakni bagai mana mempeoleh uang dengan cdepat tanpa harus bekerja . maka, dijarahlah hutan yang memang sudah semakin parah kondisinya.
Petugas Saling Lempar.
Diketemukannya data tentang rusaknya lahan Hutan Lindung oleh beberapa oknum petgas , tampaknya membuat Tim Investigasi keheranan, terlebih, ketika Koordinator Tim mencoba untuk menemui Administratur Perhutani Ir.Taufiq justru mendapat perlakuan yang tidak semestinya. Tim , yang terdiri dari beberapa pimpinan Media Mingguan, kala itu ingin menemui Administratur Perhutani, dari jawaban SMS , Tim dipersilahkan untuk menemui Wakl Adm Wilayah Utara , nkarena Pak Admnya berhalangan. Namun apa yang terjadi, ketika Tim menuju Perhutani, ternyata Wakil Admnya pergi, dan ketika Tim menanyakan keberadaan Adm kepada petugas, dikatakan bahwa Pak Adm sedang menemui tamu dari Harian lokal. Kepada Humas Perhutani, Tim meminta Humas untuk menyampaikan kedatangan Tim kepada Adm. Namun setelah menunggu sekitar 2 jam, baru ada jawaban, kalau Pak Adm tidak bersedia menemui, dan Tim tetap disuruh menemui Waka Adm yang saat itu pergi entah kemana.
Dapat Ancaman.
Sebenarnya kedatangan Tim ke Perhutani selain untuk melakukan konfirmasi dengan administraturnya, juga sekaligus ingin menyampaikan isi ancaman dari oknum mandor kepada wartawan yang bertugas dilapangan. Dalam isinya, Oknum petugas berinisial Mj, itu mengancam akan memodarkan (bunuh –red ) jika wartawan tersebut tetap menurunkan berita. Namun, begitulah Perhutani sejak kepemimpinan Ir Taufiq, selain tidak memiliki komitmen atas keselamatan Lingkungan, juga dianggap paling tidak tegas dalam menindak karyawannya yang nakal, terbukti, walau telah berkali-kali melakukan kesalahan yang sama, si oknum mandor tetap diberi kewenangan menjaga Hutan. Tak , ayal kalau setiap tahun kondisi hutan bukan semakin bagus, malah kini semakin mengenaskan.
Bakal Lapor Ke Instansi Lebih Tinggi.
Mentoknya laporan baik masyarakat umum, maupun Tim wartawan dari berbagai medeia, mebuat seluruh pimpinan media sepakat untuk melaporkan Administratur perhutani, kepada isntitusi yang lebih Tingi, seperti Kepala Unit II Perhutani, atau kepada Menteri Kehutanan sekalian. (Tim)




Baca Selengkapnya...

KASUS SERTIFIKASI GURU DI KALISAT BAK API ALAM SEKAM

Polemik persoalan sertifikasi tampaknya semakin berkepanjangan, berbagai persolan muncul terkait pelaksanaan sertifikasi bagi para kaum Oemar Bakri tersebut. Serti yang kini terjadi di kecamatan Kalisat, persoalan dugaan tidak fairnya seleksi peserta seertifikasi bakal menjadi api dalam sekam, jika tidak segera diselesaikanIhwal terjadinya dugaan ketidak fairan seleki peserta sertifikasi bagi guru di Kecamatan Kalisat berawal ketika , munculnya tambahan kuota yang ada bagi para guru. Awalnya, tim seleksi sesuai dengan Surat kepala Dinas Pendidikan Nomor :800/872/436.316/2009 , tentang Daftar nominai Usulan Calon Peserta sertifikasi Guru Kuota 2009. Berdasarkan surat tersebut, Tim seleksi yang terdiri dari UPTD, PGRI, dan KKS berhasil menyusun nominasi calon peserta yang dinilai berdasarkan ketentuan yang telah diatur telah berhasil menyusun 83 nominator. Kesemuanya itu telah dinilai sesuai dengan aturan. Dari data itu, kemudian mendapat jawaban dari Dinas Pendidikan yang ditanda tangani Kepala Dinas Pendidikan Drs H. Achmad Sudiono sebanyak 39 orang nominator, dan itu sesuai dengan urutan nominasi yang diajukan, Jika ada perubahan itu hanya pada perubahan nomor urut 5 dan 6. Untuk nomor urut 5 pada usulan UPTD Kalisat tercantum nama Surawi, NPUTK ( 5033728629200013 , dan untuk nomor 6 tercantum atas nama Sukardjo, NUPTK(4139728630200023.) Sementara daftar yang dikeluarkan sesuai dengan Keputusan Kepala Dinas Nomor : 800/1132/436.316/2009 untuk nomor urut 5 tercantum atas nama Sukardjo , dan nomor 6 Surawi.
Sampai pada putusan ini, pihak calon tidak Memunculkan persoalan, karena Semua sudah sesuai aturan, namun ketika muncul tambahan kuota sebanyak 14 orang lagi, yang pengambilannya tidak lagi berdasarkan usulan awal, maka muncullah persoalan-persoalan kecil yang lama-lama menjadi besar. Sebenarnya, kasus ini tidak akan berkepanjangan jika saja Kepala UPTD Kalisat H. Abdul Gani mampu mengatasi berbagai pertanyaan dari para nominator yang pada akhirnya justru terlewati kesempatannya berganti dengan nama-nama yanag selain masa kerjanya juga belum cukup, pangkat dan golongannya juga tidak sesuai dengan surat kepala Dinas Pendidikan. Bahkan, dalam sebuah pertemuan, Gani sempat menyampaikan kalau keputusan ini memang harus seperti itu, karena saat ini dibutuhkan keputusan yang sarat muatan politisnya, dan kepada mereka yang terlewati dan belum beruntung , agar tetap sabar, menunggu giliran.
Tampaknya, banyak nominator tidak sepaham dengan apa yang dikatakan oleh Kepala UPTD nya, Menurutnya yang disampaikan Gani, sangat tendensius, dan itu bukan saatnya disampaikan dalam pertemuan yang situasinya menghangat, pernyataan itu memantik kemarahan beberapa diantara mereka, hingga , akhirnya bocornya informasi itu kepada wartawan.,beruntung mereka tidak melakukan hal-hal yang bisa membahayakan bagi dunia pendidikan.
Diduga Rekayasa.
Tampaknya kejadian yang diduga kuat banyak direkayasa itu sudah berlangsung slama, namun masih belum mendapat rekasi keras dari para giuru, namun ketika kejadian bernuansa politik dan uang itu kembali terjadi, ketika para nominator yang diusulkan benar-benar memiliki prestasi dan kinerja bagus, tapi harus dikalahkan dengan yuniornya yang masih diragukan integritasnya, maka sebagian diantara mereka segera marapatkan barisa. Bahkan, salah seoarng sumber menyebutkan, kalau dirinya akan terus berjuang dan berjuang sampai atasan di Jember mengetahui duduk persoalannya “ Saya akan terus brerjuang demi keadilan , “ katanya.
Sumber dikalangan guru=guru di Kalisat menyebutkan, bahwa mereka juga gak mengerti kenapa bisa muncul daftar susulan , yang lucunys masih ada mereka yang namanya bukan masuk nominator, bahkan pangkatnya masih jauh dari syarat yang ditetapkan, sesuai dengan surat Kepala Dinas, maupaun syarat yang trelah ditetapkan. Namun dengan jsutifikasi yang mereka buat, 13 orang yang susulan itu tetap diproses, padahal saat awal muncul persoalan, ada jaminan dari pihak terkait bahwa ke 13 orang itu tidak akan diproses lebih lanjut.
Gazuli, Ketua PGRI Kec Kalisat, saat dikonfirmasi persoalan ini mengatakan, sebagai salah satu panitia seleksi, dirinya mengusulkan sesuai dengan ketentuan, kemudian ada jawaban dari Jember diterima 39 orang sesuai urutan, dan keputusan itu ditanda tangani Kepala Dinas Pendidikan Jember, pada tanggal 27 April 2009. Namun, ketika muncul tambahan yang kemudian diambil tidak sesuai dengan nomor urut, dirinya tidak banyak tahu. Namun, sebagai panitia, dirinya tetap mencari tahu kenapa bisa terjadi seperti itu “ Saya sebagai tim sudah mengajukan sesuai dengan nominasi, kalau ada seperti itu, wach itu saya yang tidak tahu, tapi saya tetap akan cari tahu Dik” ujarnya.
Disisi lain, Kebaid Ketenagaan Dinas Pendidikan, Heny , ketika dikonfirmasi terkait kasus sertifikasi di kalisat yang memunculkan 13 orang tambahan dari kuota awal yang diputuskan Kepala Dinas sebanyak 39 orang menyangkal kalau dispendik mengeluarkn dua kali daftar orang-orang yang lolos sertifikai, dia bersikukuh kalau dinas pendidikan hanya eekali mengeluarkan keputusan. Selain itu, Heny juga minta kepada wartawan koran ini untuk memberikan data yang kongkret padanya, agar dirinya bisa mengambil langkah tegas. “ Gak bener mas, kami hanya mengeluarkan satu kali keputusan, tidak ada tambah-tambahan, dan parameter dari penilaian adalah seperti yang sudah ditetapkan dalam aturan., jadi kalau ada diluar itu tolong dibantu datanya ya “ ujarnya.(Ar)




Baca Selengkapnya...

6.07.2009

AYO BERSIHKAN LINGKUNGAN..........!!!!!!!!!

Gaung pelaksanaan Bulan Berkunjung ke Jember mulai terasa. Di kota, hampir sebagian masyarakat sudah berharap-harap cemas menunggu detik-detik opelaksanaan BBJ, mereka dengan semangat 456 hanya ingin melihat bagai mana pagelaran Jember fashion Carnaval , bakal mereamaikan BBJ kali ketiga iniSumarni, 45. Pedagang Asongan di seputar Jalan raya ini , sangat senang dengan datangnya BBJ, selain dirinya bakal bersaing untuk menjual dagangannya dengan pedagang lainnya, dalam BBJ nanti dirinya juga ingin melihat secara langsung kemampuan anak-anak Jember dalam berkreasi, “ Seneng pak, saya selalu senang dengan event BBJ, selain untuk dagangan jadi laris, saya pengin lihat kreasi anak Jember dalam JFC tahun ini “ ujarnya.
Keceriaan dan kesenangan ibu dua anak itu tampaknya juga menjadi kebanggan seluruh jajaran Dinas Cipta Karya. Bagai mana tidak, dinas yang baru berusia seumur jagung itu ternyata mempunyai obsesi untuk menjadikan Jember menjadi kota bersih , nyaman dan enak dinikmati baik secara pribadi maupun keluarga. Untuk itu, Cipta Karya bakal menggelar event “ Lomba Kebersihan Lingkungan “, mulai dari Lingkungan sampai pertokoan. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Cipta Karya Ir. Merwin Lusiani. Menurutnya, Latar belakang diadakannya Lomba Kebersihan Lingkungan itu adalah unhtuk mendukung kegiatan Bulan berkunjung Ke Jember. Paling tidak , lanjut Merwin, sebelum pelaksanaan BBJ berlangsung Kota Jember dan seluruh wilayahnya harus sudah bersih, indah dan ramai dengan berbagai hiasan. Itu semua bakal semakin menyem,arakkan kegiatan BBJ.
Selain itu, Lomba Kebersihan Lingkungan itu juga bertujuan menumbuhkan peran aktif, semangat dan budaya hidup bersih dan sehat secara berkualitas yang berwawasan Lingkungan pada setiap warga, juga menumbuhkan peran aktif masyarakat dalam berwawasan Lingkungan, sekaligus menciptakan suasana wilayah baik perkotaan, perkantoran bahkan wilayah perkampungan didesa-desa menjadi bersih dan indah. Namun yang paling penting lanjut mantan staf di bapeda jember itu adalah, bahwa Lomba kebersihan lingkungan tersebut mempunyai tujuan yang sangat mulia yakni, Menciptakan suasana bersih , indah nyaman diwilayah perkotaan dan pedesaan. Dan bagai karyawan pemkab sendiri , Lomba ini memiliki tujuan untuk mengajak semua karyawan agar selalu menjaga kebersihan linkungan dikantor mereka masing-masing, agar kondisi tersebut mampu merangsang kinerja menjadi lebih baik.
Merwin juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat jember baik karyawan maupun masyarakat biasa, bahwa Kegaiatan lomba Kebersihan lingkungan terebut , sudah harus tertanam didalam diri masing-masing masyarakat. Dan kegiatan tersebut akan dimulai pada Minggu ke III dan ke IV bulan Juni mendatang. (Adv)




Baca Selengkapnya...

DINILAI BERHASIL JATAH “PKH “JEMBER DITAMBAH

Perhatian dan nilai plus layak diberikan pada pemerintah kabupaten Jember dalam hal ini Dinas Sosial, hal itu dikarenakan, Dinas yang selalma ini dipercaya mengurui persoalan social di Jember mendapat nilai plus dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH). Penilaian tersebut diberikan langsung oleh Tim ahli PKH pusat R.Soemardiko,SIP,MSi. Menurutnya, keberhasilan Jember mempeoleh apresiasi ari pmerintah pusat, terbukti Jember memperoleh tambahan jatah dari yang semula hanya 11 Kecamatan kini ditambah lagi 4 Kecamatan menjadi 15 Kecamatan
Dia juga mengatakan, apa yang dilakukan Jember itu tidak terlepas dari peran semua pihak mulai dari Pemerintah, Dinas Sosial, Pendamping bahkan penerima itu sendiri. Sebab , lanjut Kokok , pemerintah tidak bakalan menambah jatah sebuag daerah jika pelaksanaan didaerah tersebut tidak baik, jadi dengan adanya penambahan jatah, bisa jadi Jember masuk penilaian berhasil.
Hal sama juga disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial Drs.H. Hannan, Jember mendapat penambahan jatah karena dianggap berhasil dalam menjalankan program PKH. Sehingga pusat memberi reward, mudah-mudahan kedepan, ada tambahan lagi sehingga bisa menambah jatah yang sudah ada “ bener lho mas, kita dapat tambahan jatah lagi 4 Kecamatan, mudah-mudahan tahun ini kita berhasil melaksanakan dengan lebih baik “ ujarnya.
Untuk diketahui, jumlah RTSM penerima PKH se Indonesia 260.000 RTSM dan 458.257 nya ada di Jawa timur. Selain itu pelaksanaan PKH itu berdampak sangat bagus yakni mengurangi pengeluaran RTSM, dalam jangka panjang PKH bakal memutus mata rantai kemiskinan dan meningkatkan status pendidikan dasar (*)



Baca Selengkapnya...

BBJ JANGAN KABURKAN SEJARAH

Pelaksanaan Bulan Berkunjung ke Jember mulai digelar, Lounchingnya baru dihelat Minggu, 31 Mei lalu, di alun-alun Jember. Hari itu, ribuan msyarakat tumplek blek memadati lapangan kebanggan warga Jember. Tidak itu, saja, berbgai komunitaspun ikut bermunculan meramaiakn kegiatan pembukaan BBJ, ada kounits sepeda ontel, ada komunitas pejalan kaki, ada juga komunitas lansia yang setiap harinya yang tergbung dalam komunitas senam tera Indonesia. Sebagai warga Jember , saya ikut bangga melihat antusias pejabat, karyawan dan sebagian masyarakat Jember bersuka ria menyambut BBJ yang konon , kehdirannya diharapkan mampu mengentas dan mengangkat nama Jember kedunia Internaional. Namun, disisi lain, saya juga agak sedikit kecewa, ketika BBJ ternyata diperingati lebih menonjol ketimbang HUT Kemerdekaan RI yang tiap tahunnya digelar. Bahkan, kini semakin terlihat, nuansa BBJ lebih mendominasi dari HUT kemerdekan yang memiliki nilai Historis dan patriotisme tersebut.Dalam sebuah diskusi , kolega saya yang juga salah satu pejabat , menyayangkan kaburnya nilai Nasioalisme yang selama ini tercermin lewat kegiatan HUT Kemerdekaan, dan berganti suasana Pesta pora penuh glamor. Diapun sepakat dengan kekuatiran yang saa alami, bahkan kawan saya itu lebih jauh menganggap bahwa substansi kegiatan BBJ yang memiliki tiga pilar seperti Historis, Ekonomi kerakyatan, dan Prestasi, ternyata lebih dominan dari pada Peringatan HUT Kemerdekaan itu sendiri. Coba saja kita rasakan bersama, sejak awal , publikasi BBJ yang dlakukan ole Pemerintah Kabupaten Jember, sama sekali tidak menyinggung aspek Historis , yakni sejarah Kemerdekaan Republik ini, disetiap sudut kota saya hanya melihat munculnya gambar Pak Djalal , Bupati Jember, dan Pak kusen Andalas wakil Buati Jember , tanpa ada sedikitpun yang menampilkan gambar para pahlawan perjuangan kemerdekaan RI.
Saya pernah sampaikan masukan ini kepada beliau-beliau , saat pelaksanaan BBJ tahun ke dua. Saat itu, di eks Gedung BHS , Pak Djalal dan ibu melakukan pemantauan persiapan BBJ , seigat saya sempat menyentil panitia yang hanya bisa menampilkan gambar-gambar pak Djalal dan bu Djalal, disepanjang jalan, mulai Kecamatan Sumber baru, pintu gerbang masuk kota Jember, sampai Gumitir, daerah perbatasan dengan kota Gandrung Banyuwangi. Saat itu, panitia juga tidak mencoba berkreasi lebih luas, dengan menampilkan tokoh Pahlawan Moch Seruji dengan daerah Perjuangannya, atau berbagai potensi yang dimiliki Jember, sehingga terkesan, panitia yang didominasi para Birokrat itu, hanya bisa mengambil dan menampilkan gambar Bos-bosnya saja, dengan harapan agar mendapat perhatian dari mereka-mereka. Padahal, sejatinya, sang Bos sendiri ( Pak jalal dan ibu, atau pak Kusen dan Ibu ) bisa jadi risih ketika gambarnya terpampang dimana-mana, apa lagi jika pengambilan gambarnya tidak didasari dengan nilai estetika yang mumpuni, hingga terlihat “ Payah “, Dan lebih payah lagi ketika semua itu dilakukan dalam upaya pengkultusan , yang bermuara agar “Babe Senang “ tanpa berpikir lebih rasional, bahwa BBJ itu menjual potensi Jember, bukan menjual gambar bapak kita yang kita cintai dan hormati.
Kini, ketika saya mencoba mengungkapkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang dilakukan Panitia BBJ, saya mengalami situasi yang dilematis. Pertama, sebagai mitra Pemerintah Kabupaten selama ini, saya dikenal sering berbeda dengan orang-orang yang hanya ingin jual muka, kadang saya begitu frontal dalam menyampaikan pemikiran saya, hingga mitra saya menjadi tersingung, tapi itulah saya , orang yang menyukai kejujuran, menyukai keterbukaan, dan menyukai orang- orang yang bekerja dengan hati nurani, tidak pamrih karena ingin dianggap ini, igindianggap itu, atau yang lebih parah lagi, jika sudah ingin dilihat agar mendapat perhatian atasan, walau harus mengorbankan, dan menohok kawan seiring.
Tujuh tahun lalu, seorang anak Jember mencoba merangkai idenya, dengan menggelar sebuah kegiatan yang diberi nama Jember Fashion Carnafal (JFC). Diawal pelaksanaannya, apa yang telah mereka rangkai dan perbuat dicemooh oleh hampir semua elemen masyarakat, tak terkecuali minimnya perhatian pemerintah kabupaten Jember saat itu. Namun setahun kemudian, gebrakan JFC yang menampilkan terobosan dunia mode, mencuri perhatian dunia. Aksi Dinanz Fariz dan JFC nya mulai dilirik oleh pakar-pakar mode dunia. Bahkan, dunia mode menyebut Pagelaran JFC yang menampilkan rancangan mode berbagai etnis tersebut, mampu membuka mata dunia mode yang berpusat di paris. Terlebih, ketika JFC kemudian di undang keberbagai belahan dunia untuk menampilkan berbagai kreasi cantik anak Negeri.

Kini, setelah JFC berjalan selama 7 tahun, pandangan mereka mulai berubah, khususnya masyarakat Jember yang dulu pernah apriori menanggapi kehadirannya. Terlebih, ketika Bupati Jember Ir.MZA Djalal, menelorkan ide BBJ sebagai pelengkap kegiatan tahunan di Jember, praktis, antara BBJ dan JFC menjadi sebuah kesatuan yang sulit dipisahkan. Bahkan, hampir sebagaian besar masyarakat ingin anak-anaknya, menjadi bagian dari JFC dan BBJ itu sendiri, mengingat bebeapa peserta JFC mampu menapakkan kakinya, kebelahan dunia luar, yang dulu mimpipun mereka belum pernah.

Tahun ini, BBJ kembali digelar, pesiapannyapun sudah sejak awal tahun, itu dibuktikan dengan semakin intensifnya pertemuan-pertemuan yang membahas persiapan BBJ oleh panitia dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, dan SKPD yang ada. Tujuannya tidak ada lain, yakni bagai mana Pemerintah kabupaten yang dulu dikenal dengan emas hijaunya itu, kini kembali mampu mengangkat namanya dari keterpurukan. Jember yang sempat dikenal di dunia luar karena kenikmatan tembakaunya, kini bakal kembali besinar dengan ke mampuan anak-anak Jember dalam menjual ide dan ikon mode dunia. Ya,..Jember mulai dilirik dunia dengan keberhasilan Dinan Fariz menggelar Jember Fashion Carnaval. Dan, pemeintah kini berkeinginan untuk menjadikannya sebagai produk unggulan dalam menjual Jember ke Manca negara, tanpa harus mengaburkan nilai historis dan patriotisme masyarakat. Semoga, niatan baik Pak Djalal, tidak diterjemahkan secara sempit oleh mereka yang berkempentingan. (*)




Baca Selengkapnya...

Ayo Ke Jember…,

Pelaksanaan Bulan Berkunjung ke Jember sudah diambang pintu, sepekan lagi, event yang kini punya tema “Ayo ke Jember” bakal dihelat. Suasanapun mulai menghangat, tak ayal, Humas Pemkab Jember yang didapuk sebagai pihak paling punya tanggung jawab atas suksesnya acara tersebut, harus mengeluarkan segenap tenaga dan pikiran untuk menjadikan BBJ suskses seperti yang dikehendaki.Perlu kita ketahui bersama, walau sudah tiga kali BBJ digelar, namun masyarakat Jember, khususnya masyarakat yang ada di pelosok wilayah, banyak yang belum mengetahui apa lagi memahami apa BBJ itu sebenarnya, Yang mereka tahu tentang BBJ hanya sepotong-sepotong,.bahkan ada yang mengatakan kalau mereka sama sekali tidak mengetahui apa itu BBJ. padahal, tidak sedikit biaya yang sudah dikeluarkan untuk mensukseskan BBJ tersebut.

Sejak BBJ digelar pertama kali, terbersit keinginan dibenak Pak Djalal, yang kebetulan sebagai penggagas event tersebut untuk menjadikan Jember bak gadis remaja. Agar menarik perhatian , sigadis ( Jember ) perlu didandani agar lebih terlihat cantik , dan perlu diberi asesoris agar lebih menarik. Konsep awal tentang digelarnya BBJ itu semata-mata untuk menjual berbagai potensi yang dimiliki Jember. Mulai dari potensi budaya, sumber daya alam, bahkan potensi wisata. Walau untuk mewujudkan yang terakhir, perlu banyak hal harus dilakukan, jika Jember ingin menjadikan wisatanya mampu bersaing dengan wisata dari daerah tetangga seperti banyuwangi, apa lagi Bali. Namun, bukan tidak mungkin berbagai potensi itu dapat dijual agar menarik para investor untuk mengembangkan usahanya di Jember.

Ada tiga hal yang menjadi alasan kenapa BBJ digelar, pertama alasan historis, dimana pesta rakyat yang digelar seiring peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, selama ini hanya dirayakan seperti itu-itu saja, agar lebih mendunia maka dikemas dalam sebuah event yang lebih menarik. Kemudian alasan prestasi, dimana Jember memiliki SDM yang mampu bersaing dengan SDM dari Daerah lain, dan yang terakhir alasan potensi, baik alamnya dengan masih banyaknya hutan yang menjadi cadangan oksigen umat manusia didunia, bahkan di Jember masih ada beberapa satwa langka seperti Harimau Jawa , Banteng dan satwa lainnya. Dari ketiga alasan inilah, pemerintaah mencoba untuk menjadikan ketiganya sebagai komoditi yang bisa dinikmati orang lain, termasuk masyarakat Manca Negara,

Agoes Slameto, Kabag Humas Pemkab Jember, menganggap BBJ merupakan sebuah event dunia, bagai mana tidak, dalam rangkaian kegiatan tersebut, ada sebuah event yang kini digandrungi masyarakat dunia. Ya, Jember Fashion Carnaval, sebuah event kelas dunia produk” Dinan Fariz “ putra terbaik Jember. Event tersebut mampu membuka mata dunia, khususnya dunia mode, yang selama ini berkiblat ke Paris. Kini dengan JFC seluruh mata dunia bakal terfokus ke Jember.

BBJ kini tidak lagi hanya milik wong Jember, milik wong jawa timur, tapi kini BBJ sudah menjadi milik dunia. Untuk itu, kini warga Jember bakal punya gawe, punya hajat besar mendatangkan tamu-tamu dari manca Negara. Untuk itu, Pemerintah melalui Panitia BBJ berupaya semaksimal mungkin agar BBJ benar-benar menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Targetnya, kedepan diharapkan banyak investor yang menanamkan modalnya di Jember.
Dalam sebuah kesempatan, Jember yang diwakili Kabag Humas Pemkab Drs Agoes Slameto, diundang oleh Menkom Info untuk bercerita banyak tentang Jember. Disinilah, Agoes memanfaatkan moment tersebut untuk menginformasikan BBJ keseluruh undangan yang hadir. Dari sini, baru terasa kalau Jember juga jadi pembicaraan mereka, terbukti tak sedikit hadirin yang pengin mengetahui lebih jauh tentang Jember dan BBJ yang mendunia.
BBJ Milik Orang Kota
Minggu lalu, ketika ada sebuah media local menurunkan sebuah berita yang mengusik ketenangan para pelaku kegiatan bersekala internasional tersebut, Jember menjadi heboh. Bagai mana tidak, event yang diperkirakan menyerap anggaran sangat besar dan telah menyita perhatian pikiran dan tenaga birokrat ternyata gaungnya malah belum dikenal oleh masyarakat jember sendiri. BBJ ternyata masih dikenal orang-orang kota, BBJ belum jadi milik masyarakat pinggiran Untuk itulah , tak seberapa lama, Panitia kemudian menggelar rapat dengan berbagai elemen, khususnya para birokrat wilayah. Berita yang dirilis kawan-kawan media mingguan ternyata benar adanya. Bahkan, ketika beberapa kawan mencoba untuk berdialog dengan salah dua warga Desa Cumedak Kecamatan Sumberjambe dan Kecamatan ledokombo, ternyata mereka belum tahu kalau jember bakal punya gawe besar. Yang mereka tahu, mereka kini masih sangat sulit untuk mendapat penghasilan yang layak, bahkan penghasilan mereka baru bisa untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, belum bisa digunakan menunjang keperluan anak dalam mencari ilmu, terlebih untuk saving.
Saya pun kaget mendengar kabar tersebut, dan saya masih bersyukur, karena kabar itu dirilis, ketika Pak Djalal, sang penggagas BBJ itu lagi menunaikan ibadah Umroh, coba saja jika ada. Dan yang lebih beruntung lagi, entah bagai mana caranya, yang jelas berita itu kini tidak lagi muncul.
Minimnya Anggaran Publikasi.
Tampaknya sumber persoalan, yang membuat masih minimnya pemahaman maqsyarakat Jember akan BBJ sedikit banyak disebabkan oleh beberapa hal, yang salah satu diantaranya adalah , minimnya anggaran publikasi internal. Dikatakan Internal disini, bahwa event BBJ dapat dibagi menjadi tiga bagian, pertama masa pra kegiatan, masa ini dimulai sejak bulan januari hingga menjelang pelaksanaan. Pada fase ini seharusnya Panitia melakukan lobi-lobi khusus dengan berbagai pimpinan media local untuk melakukan kerja sama pemberitaan. Hal itu dilakukan mengingat, media local memiliki pasar di seluruh pelosok desa yang ada di Jember. Yang tujuan akhirnya, masyarakat pembaca bisa mengetahui informasi terkait dengan BBJ itu sendiri.
Kedua masa pelaksanaan, pada fase ini, panitia sudah harus melakukan kerja sama dengan media-media yang memiliki jaringan Nasional atau Internaasional, baik cetak maupun elektronika. Kenapa demikian, saat pelaksanaan inilah, berbagai event yang sepektakuler digelar. Dengan adanya kerja sama dengan media yang berjaringan Nasional dan Internasional, maka semua kegiatan bakal dibaca dan ditonton masyarakat internasional.
Ketiga masa selesai kegiatan. Pada fase inilah, pemerintah bisa mengumpulkan semua stake holder untuk melakukan evaluasi atas pelaksanan BBJ , dan bisa juadi membuat rumusan tentang pelaksanaan BBJ ditahun mendatang. Selain itu, fase ini juga bisa dimanfaatkan untuk lebih saling mengenal dengan semua elemen yang mendukung suksesnya kegiatan BBJ. (Gangsar)



Baca Selengkapnya...

5.13.2009

CIPTA KARYA GELAR SOSIALISASI PNPM DAN PPIP

Satu demi satu program mulai dilaksanakan oleh EDinas Cipta karya. Kali ini, Unit kerja yang dipimpin oleh Ir. Merwin Lusiani tersebuyt menggelar sosialisasi PNPM dan PPIP di Aula PB Sudirman , pemkab jember, kamis 14/5. Acara dihadiri oleh Kepala desa penerima program, pendamping, camat dan beberspa Kepala SKPD. Bahkan, Wakil Bupati jember Kusen Andalas ikut menghadiri acara sosialisasi tersebut.Dalam sambutannya, Kepala Dinas PU Cipta karya jember Ir. Merwin Lusiani melaporkan, Kegaiatan yang didanai oleh APBN tersebut . Dasar pelaksanaannya menurtut Merwin, adalah Surat menteri Koordinator Bidang Kesra No.B 2066/KMK/D VII/ 2008 tentabfg daftar lokasi dan alokasi BLM PNPM TA 2009. Juga keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 284/KPTS/M/2009, tentang penetapan Desa Sasaran Program Pembangunan infra struktur perdesan tahun 2009.

Selain itu juga disampaikan maksud dan tujuan penyelenggaraan sosialisasi , yang betujuan untuk memberikan penanaman dan informasi kepada para pelaksanan yang terlibat dalam kegiatan PNPM – mandiri perkotaan dan PPIP tahun 2009, di kabupaten Jember. Khususnya dalam penyelenggaraan program mulai tahap persiapan, perencanaan , pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta pemanfaatan dan pemeliharaannya. Kegiatan tersebut juga bertujuan agar pedoman umum dan pedoman pelaksanaan PNPM mandiri perkotaan dan PPIP tahun 2009 dapat dipahami, disosialisasikan dan dilaksanakan sebaik-baiknya oleh semua pihak. Dengan target peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui kemandirian dan kemudahan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan infrastruktur.

Selanjutnya, latar belakang kemiskinan yang kompleks membutuhkan penanganan serius daris emua pihak secara bersama dan terkoordinir. Sebab selama ini penaggulangan kemiskinan penangguolangannya masih terkesan parsial dan tidak berkelanjutan. Hingga efektifitas penanggulangannya masih belum optimal. Untuk itul;ah, Dirjen Cipta karya Departemen Pekerjaan Umum RI telah melaksanakan program pembangunan infrastruktur permukiman , yaitu PNPM –mandiri Perkotaan dan program pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP).(*)




Baca Selengkapnya...

5.10.2009

GAIRAH GADIS SEPUPU

Aku baru saja menerima telepon dari tante Nia, yang curhat padaku, karena Ika, 21 anak gadis semata wayangnya mulai berulah. menurut tante, Ika kini mulai nggak betah dirumah, gayanya sudah muali sok dewasa, terlebih ketika ketahuan pulang malam, Ika tak lagi ketakutan dimarahi ortunya. Kringgggg, kriiiingggg , aku bergegas menuju ruang tengah dimana telepon berada. " Halloo..., met siang ". " Hai, Gun, ini Tante, lagi ngapain dirumah sich. Kesini dong, tente lagi sedih nich. Itu lho adikmu si Ika mulai berulah lagi " cerocos tante. " Iyaaa..., tar lagi aku ke rumah tante nich, tapi terus terang aku belunm sarapan, mama lagi ke Surabaya, biasa ngekor papa " kataku. " Ok, cepet gih, nich tante udah siapin makanan kesukaanmu " ujar tente.

Siang itu, aku setengah jengkel meluncur kerumah tante, tak seberapa lama, aku udah masuk ke rumah tante. Rumah mewah yang sunyi. Omku yang pengusaha kaya, ternyata hanya dititip[i anak satu sama sang khaliq, nggak sama dengan papaku, walau hanya sebagai PNS, tapi papaku dipercaya untuk mengasuh 4 orang anak yang kini sudah mulai gede. " "Ada apa sich te, kok kelihatannya kesel buabnget " tanyaku. " He, kamu ini kok enak-enak saja, punya adik satu yang lagi puber malah tenang-tenangt saja, tante nich sampai gak bisa tidur mikir adikmu si ika yang mulai gila " ujar teante.
" Emangnya, ngapain dengan si ika, kan wajar dia udah gede, apa lagi mulai dilirik cowok-cowok gwnateng " cerocosku. " He, kamu ini gimana sich, mau nggak ngebantuin tante ". " Iya..iya, trus aku harus ngapain " ujarku.
Gini Gun, aku pengin Ika nggak l;agi keluyuran, kalaupun dia mulai pacaran, tante maunya di rumah, dan tante pengin tahu siapa cowok yang mampu membuat adikmu jadi gila. " Ok tante, aku mo nginap sini, entar aku mau ngobrol ama si Ika, gimanha te" tanyaku. " Nach gitu baru kepo nakan tente yang cakep, Ok biar tante yangt beri tahu mamamu ".

Sore itu, tidaks eperti biasa kotaku diguyur hujan lebat, tak terasa aku yang tadinya mau leyeh-leyeh, ternyata ketiduran dikamar Ika. tak seberapa lama, si cerewet tampaknya datang, itu kudengar suara mobilnya masuk garasi, dan Bik Inah yang sibuk ngawalnya. Aku yang tahu dia mau masuk kamarnya, justru pura-pura tidur pulas, bener aja dugaanku dia kaget kalau ada orang yang masuk kamarnya, apa lagi tidur. " Hai..., mas Gun, tumben kesini, lagi santai ya " celotehnya, setelah tahu aku yang tidur. " Ohhh, adinda ku tersayangt, gimana kabar, wach makin cuantik aja nich " selorohku sambil kukecup kedua pipinya. " masak sich, tapi kata mama, aku agak kurusan, bener nggak mas " sungutnya " iya , tapi proporsional kok, terlebih dengan potongan rambutmu yang begitu bagus semakin membuat kamu cuantik tiada taranya. Seperti biasa, ika yang sejak kecil selalu lengekt denganku, menabrakku dan memberiku kecupan sayangnya.

Mas Gun, nanti kita ngobrol yach, aku mau curhat nich, tapi ngobrolnya dikamarku aja ya, takut kedengeran mama " katanya. " Ok Non, tapi ada syaratnya, kamu harus bikinin mas Gun Nasi Goreng , gimana " kataku. " Ok, gak masalah, tapi awas kalau entar bohong ya, aku bakalan nggak mau nemuin mas Gun lagi " ancamnya.

Ternyata sekenarioku berjalan sesuai harapan, Ika, si gadis puber anak semata wayang tanteku mulai curhat mengenai sikap mamanya yang selalu ngatur, padahal dirinya usdah besar, dan kini sudah mulai belajar pacaran. " mas Gun, aku pengin curhat Nich, tapi janagn diketawain ya " ujarnya. " lha enggak lah yauw masak adiknya sendiri diketawain " sahutku.

Mas, aku terus terang jengkel ama mama,masak segede ini aku diperlakukan seperti anak kecil, terus kalau temen-temenku tahu, apa kata dunia " katanya. " trus mau Ika mas harus gimana ", " Gini mas, beri tahu mama, ajak diskusi tentang bagai mana hadapi anaknya yang udah gede, kan mas Gun lah orang yang selalu membuat mama takluk, bener lho mas bantu ika yach " sahutnya merengek. Ika , tak sadar, dia yang kini udah gede, sudah gak pantas bermanja-manja sama aku, walau aku kaka sepupunya yang tahu dia saat brojol dsri tante, namun kini tubuh ika sudah banyak berubah, dadanya yang dulu ketika nangis dan minta kugendong masih rata, kini mulai tumbuh daging lunak yang mampu membuat laki-laki ngiler. Seperti saat ini, dia tak sadar, tubuhnya begitu lengket dengantubuhku, harum tubuhnya yang semerbak, membuat libidoku naik, tak mikir kalau yang lagi memeluk itu adalah adiknya.

"Ik, aku udah bilang tuch ama mamamu, dia janji mau mengerti akan Ika, tapi ada satu syarat yang harus kamu patuhi, yakni, Ika harus tau diri,bisa jaga diri dan sebagainya . " Wach bener mas, mama bisa ngerti aku ,asyikiikkk..." katanya sambil mendekapku, bibirnya yang merekiah mencium kedua pipiku, dan pelukannya semakin lengket. Aku yang tak mampu menahan libidoku mencoba tuk menggeser tubuhku, agar dia tak membuatku gerah. tapi, tampaknya ika nggakmau melepaskanku, malahan kini bulan hanya tangannya yang melingkar, kakinya juga dinaiikkan ke pingganggku . Makasih ya mas Gun, " katanya. " Iyaaaa..., tapi mas Gun gak bisanafas nich " ujarku. Ika baru menyadari apa yang dilakukannya padaku. " Ika..., Ika ,seandainya kau bukan adikku, pasti dech...

Baca Selengkapnya...

BBJ JADI BAHASAN 10 PIMPINAN MEDIA


BBJ ternyata tidak saja menjadi masalah bagi beberapa orang, namun sedikitnya 10 Pimpinan redaksi dan beberapa Kepala biro media Regional dan lokalpun ikut ngambek.Gara-garanya, mereka diduga dianggap sebelah mata oleh panitia pelaksana BBJ. Kesepuluh pimpinan Media tersebut, Gangsar Widodo, Pimred Tabloid Sorot, Salim Umar, Pimpred Koran Derap Pembangunan, dan Aep ganda permana, Pimred tabloid jember times dan bebeapa pimpinasn media lainnya yang selama ini selalu bermitra dengan Pemkab jember, Ketidak puasan beberapa pimpinan media lokal dan regional tersebut dipicu oleh sikap Pemkab dalam hal ini panitia yang sejak dilaksanakannya BBJ , hanya menempatkan media lokal sebagai pihak pelengkap
penderita. keberadaan mereka yang selama ini membantu sosialissasi program kegiatan Pemkab termasuk sosialisasi BBJ.dan selalu berada digarda terdepan, namun ironisnya mereka hanya dihargai sangat jauh dari layak, hingga membuat mereka ngambek dan bersiap memboikot kegiatan Pemkab termasuk BBJ.

H.Sofyan, pimpinan tabloid Prestasi kepada wartawan mengatakan, dirinya heran dengan apa yang diputuskan pemkab dalam hal ini panitia BBJ, mereka mau mengeluarkan anggaran ratusan juta rupiah hanya untuk biaya pemasangan iklan dimedia-media Nasional dan internaional , tetapi dampak yang ditimbulkan tidak signifikan, sementara di media lokal dan regional mereka hanya memberi nilai sangat tidak layak, besarnya bekisar antara Rp 500.000,- sampai Rp 1.000.000,- saja, padahal dampak yang ditimbulkan akibat sosialisasi mereka sangat nyata.

Untuk itu dirinya bersama seluuruh Pimpinan redaksi media lokal sepakat untuk meminta Sekab jember drs. Djoewito, sebagai ketua Pelaksana BBJ menggelar audiensi. Tujuannya untuk menyamakan persepsi dan mengetahui kondisi sebenarnya yang dialami media lokal. padahal, mereka setiap kegiatan Pemkab selalu jadi garda terdepan.

Hal sama juga disampaikan oleh Sumaji, menurutnya tahun lalu dirinya hanya dapat jatah 500 ribu rupiah untuk iklan yang dipasang sebesar 1 halaman, sementara di media lain dirinya medengar ada yang 90 juta, 50 juta dan ada yang 10 juta. Dirinya hanya mohon kebijaksanaan pemerintah kabupaten untuk memberikan porsi kepada media lokal secara proporsional. (*)


Baca Selengkapnya...

  © Klik Duniaku Ch3ru_Pastyle 2009

Back to TOP