7.29.2009

Rame-rame Calon Bupati

Walau baru tahun depan pelaksanaan Pilkada di Jember, namun gaungnya sudah mulai rame didengar. Bahkan, beberapa orang mulai melakukan gerakan pencitraan dalam rangka ikut meramaikan Pilkadal Jember tahun depan.


Baca Selengkapnya...

7.20.2009

PANJAT PINANG SEDOT PULUHAN RIBU PENONTON

Pelaksanaan lomba panjat Pinang yang dilaksanakan di alun-alun kota Jember, minggu 19/7 lalu ternyata mampu menyedot perhatian puluhan ribu penonton. Acara yang digelar dalam rangakain Bulan berkunjung Ke Jember tersebut sudah dinantikan oleh mayarakat jember sejak paagi hari. Pantauaan Media ini dilapangan menunjukkan, masyarakat yang berdatangan dari berbagai wilayah kecamatan sudah memenhuhi alun-alun Jember sejak pukul 05.30 WIB. Mereka dengan begitu antusias ingin menyaksikan pelaksanaan Lomba Panjat Pinang yang diperebutkan oleh para pemburu hadiah.
Ada yang menaruik dalam pelaksanan lomba tahun ini, selain agak tertib karena sudah dipasangnya pagar pengaman, Loma kali ini juga disediakn bagi keluarga TNI/POLRI dan Sat Pol PP. untuk tiga peserta ini sempat menjadi guyonan penonton, khususnya peserta dari Polri. Mereka walau dengan jumlah anggota yang cukup banyak, ternyata sampai perlombaan menjelang berkahir belum juga mampu menuntaskan lomba. baru setelah dibantu beberapa peserta umum, hadiah bisa direbut. Selain itu, dalam pelaksanaan kali ini banyak jajanan pasar yang disediakan panitia, hal ini sesuai dengan himbauan bapak bupati Djalal dalam acara Bedah potensidi kelurahan Jumerto beberapa saat sebelumnya.
Yuni, 23 kepada media ini mengatakan, bahwa dirinya berasal dari kota Lumajang. Mendengara da Lomba panjat Pinang yang digelar di alun-alun dirinya bersama orang tuanya sengaja datang seharuis ebelumnya. maklum, selain liburan , dirinya juga sudah kepengin menyaksikan langsung bagai mana pelaksanaan lomba itu. Dia juga menyebutkan, tahun ini dirinya bersama keluarga besarnya sengaja datang ke Jember untuk melihat BBJ.
Dia juga mengatakan, kalau sebenarnya dirinya sudah mendengar adanya BBJ sejak dua tahun lalu, namun baru kali ini bisa hadir. Malahan, dirinya juga bakal datang lagi saat pelaksanaan Jember fashion Carnaval.

Dandim Ikut Tegang.
yang menarik, bukans aja peserta dan penonton dari kalangan umum yang tegang melihat jagoannya menaiki pinag yang telah dilumuri pelicin, Dandiim 0824 Letkol ARM Totok Suhartono[un ikut tegang, ketika anak buahnya yang berjumlah puluhan orang itu belumjuga berhasil naik kepuncak. Bahkan, waktu yang dilaluipun sudah cukup panjang. " Ayo..., terus-terus dibantu kawannya itu " ucapnya memberis emangat. (Ar)

Baca Selengkapnya...

SERTIFIKASI BUKAN PENGHARGAAN

Sertifikasi tampaknya sudah mulai berubah maknanya. Jika diawal pelaksanaan sertifikasi itu ruhnya merupakan penilaian atas profesionalisme seorang guru, atau dosen, kini ruh itu mulai bergeser menjadi sebuah penghargaan. lucunya, penghargaan itu bukan dikeluarkan oleh pejabat yang memiliki kewenangan dalam pemberiaan sebuah penghargaan, namun justru hanya dilakukan oleh Pejabat seingkat Kepala UPT. Sumber media ini dilapngan menemukan, bahwa sertifikasi yang terjadi di kecamatan Kalisat tampaknya perlu ditinjau kembali keberadaannya. Sebab, sertifikasi yang diberikan kepada beberapa oknum guru, diduga tidak lagi didasarkan dari prestasi atau profesionalisme guru itu sendiri, namun hanya sebuah reward yang diberikan kepala UPTD kepada guru yang menmgajar di sebuah sekolah yang direncanakan sebagai sekolah rintisan setandart Nasional.
Seperti yang diketemukan wartawan media ini data yang cukup meragukan atas usulan sertifikasi bagi guru-/kepala sekolah yang ada di kecamatan kalisat. Dari hsail seleksi yang dilakukan panitia, telah mengajukan usulan kepada Dinas pendidikan sebanyak 83 orang. Seleksi itu sudah didasarkan atas prestasi kerja, senioritas, dan kepangkatan. Mereka telah disusun secara berurutan sesuai dengan ketentuan.
Dari data usulan yang disampaikan kepada Dinas pendidikan, maka dari dinas pendidikan diperoleh jawaban bahwa ada 39 nama yang disusulkan telah disetujui, dan itu resmi ditanda tangani oleh kepala Dinas pendidikan. namun, tak berapa lama, muncul informai tambahan, bahwa Kecamatan kalisat mendapat tambahan kuota sebanyak 14 orang. Ysng 13 orang dari Kecamatan Kalisat, 1 orang dari kecamatan lain.
Munculnya kuota tambahan itu sempat menggegerkan para guru yang sejak awal sudah masuk dalam nominasi. Hal itu dikarenakan, tambahan kuota bagi guru-guru yang disetujui untuk menguikuti sertifikai tersebut ternyata tidak diambilkan sesuai dengan urutan daftar semula. Mreka justru diambil dari nomor-nomor yang jauh dari urutan, bahkan ada yang tidak masuk daftar usulan. Inilah yang kemudian membuat guru-guru berang. namun, keresahan mereka sama sekali tidak mendapat perhatian dari Kepala UPTD stempat H.Abd Gani.
Bahkan kepada wartawan media ini, Gani mengatakan bahwa keputusan itu bukan lagi kewenangannya tapi kewenangan dinas. Dan ketika disinggung mengenai beberapa oknum guru yang lulus seleksi ternyata bukan dari daftar usulan, pria yang mulai dijauhi oleh para guru itu tetap bersikukuih bahwa itu bukan lagi kewenangannya " maaf mas, kami tidak memiliki kewenangan untuk menjawab, semua itu jadi keputusan dinas, maaf mas " ujarnya.(Sar)



Baca Selengkapnya...

7.09.2009

Pasca PSB Orang tua Pusing Cari Sekolah

Sehari setelah diumumkannya hasil penerimaan siswa baru melalui media kamis,9/7 lalu, ratusan orang tua siswa dibikin pusing tujuh keliling mencarikan sekolah anaknya yang tidak diterima di sekolah yang menjadi pilihannya. Pantauan Sorot dilapangan, tidak sedikit orang tua siswa mengeluh atas sistim yang digunakan oleh Dinas Pendidikan dalam penerimaan siswa baru tahun ini, padahal sistim kalai ini mendapat penilaian lebih baik dari sebagian orang, sementara sebagian lainnya menganggap sistim ini memusingkan.Hanafi, 45 salah seorang orang tua siswa sempat mengeluh atas gagalnya anak semata wayangnya masuk kesekolah faforit yang diinginkan sang anak, namun demikian sang anak masih diterima disekolah alternatif pilihanya. Selain itu yang membuat kepalanya pusing, anaknya ternyata tidak mau sekolah ditempat dimana dia diterima sesuai alternatif pilihannya, alasannya, selain jauh dari rumah, juga malu sama teman-temannya. Untuk itu dia mencoba dengan berbagai cara untuk melakukan lobi-lobi, termasuk menggunakan pengaruhnya sebagai pengusaha sukses dikota ini.
Hal sama juga dialami Pak Andre, 37. Bapak tiga anak ini juga pusing setelah anaknya tidak diterima di SMP favorit pilihannya, tapi masih diterima di SMP lain yang greetnya cukup bagus. Kepada Sorot, pria perlente itu mengatakan, kalau sistim saat ini jauh berbeda dengan sistim tahun lalu, saat ini tidak hanya namanya saja yang dicantumkan, namun nilai UAS dan TPAnya juga dicantumkan, sehingga menjadi sulit untuk bermain. Dia juga mencoba melakukan lobi-lobi dengan pihak-pihak terkait agar anaknya bisa diterima disekolah pilihan pertamanya. Namun setelah mendapat masukan dari relasi dan beberapa guru ahirnya dia bisa menerima, dan lebih memilih menyekolahkan anaknya disekolah yang menjadi pilihan kedua anaknya tersebut “ Ya gimana mas, orang sistimnya gak sama dengan tahun lalau, jadi gak bisa titip-titipan “ ujarnya. Namun, dia sepakat agar sistim ini tetap dijalankan untuk tahun-tahun mendatang, agar sekolah benar-benar mendapt input sesuai dengan setandart yang dimilikinya.
Kepala Dinas Pendidikan Achmad Sudiono keika dikonfirmaasi tentang persoalan PSB mengatakan, bahwa ini semua berawal dari keinginan masyarakat yang ingin sekolah tidak dijadikan ajang bisnis, atau permainan, makanya Dinas Pendidikan mengikuti keinginan masyarakat, kalau kemudian dengan sisim ini ternyata banyak orang tua yang pusing karena anaknya tidak diterima disekolah pilihannya, itu sudah jadi konsekuensinya, dan pihaknya akan tetap mengikuti apa yang diinginkan masyarakat, dan yang paling penting Instnasi yang dipimpinnya tahun ini bebas dari dampratan atau titip-titipan dari orang tua yang ingin anaknya mauk sekolah favorit. Jadi, siapa yang memenuhi syarat itu yang masuk (Ar)




Baca Selengkapnya...

HUTAN SLATENG KEMBALI DIJARAH PERUM PERHUTANI CUEK AJA

Benar kata orang, bahwa tak ada pencuri yang bisa msauk ke wilayah hutan, kecuali kalau pencuri itu ber- kong kalikong dengan oknum orang dalam. Seperti yang tejadi dihutan Slateng, tepatnya di petak 108 yang masuk katagori Hutan Lindung. Sedikitnya ada 1 Ha lahan sudah habis dijarah oleh masyarakat yang diduga dibekingi oleh oknum-oknjum mandor perhutani. Persoalan pembalakan liar yang menjadi atensi Kapolri itupun , pernah disampaiaikan ke Sat Intel Polres Jember beberapa bulan lalu, namun sampai berita ini diturunkan, baik Polres maupun Perhutani belum mengambil langkah berarti. Hal itu membuat pelaku yang nota bene oknum perhutani merasa terlindungi dan bebas melakukan pembalakan hutan yang diharapkan menjadi cadangan oksigen dunia.Tim Sorot yang berada dilkoasi pembalakan sempat melakukan wawancara dengan beberapa oknum mayaralkat setempat yang ikut serta dalam pembalakan liar tersebut. Mereka , sebut saja P.Wsl, dan P. Sn Mrs, dengan tanpa beban menceritakan ihwal dirinya berani melakukan tindakan seperti itu. Padahal, pembalakan itu jelas-jelas dilalarang. Menurut informasi dilapangan, mereka melakukan hal itu karena sebelumnya telah dimintai uang oleh Was, oknum mandor yang selama ini dikenal sangat jelek reputasinya. Namun, tampaknya Was, tidak hanya sendirian, hal itu dapat terlihat dari amannya pembalakan tersebut hingga mencapai luas berhektar-hektar. sebab dengan posisinya yang hanya seorang mandor, tidak bakalan mampu meredam beberapa pekerja yang posisinya banyak lebih tinggi , yang akhirnya lahan seluas itu kini mulai habis.
Selanjutnya beberapa orang warga yang terlibat dalam dugaan pembalakan itu menjelaskan, kalau dalam pertemuan berikutnya, Pak Mandor was, sering menggunakan rumah P.Wsl, masyarakat setempat. Dari pantauan Tim dilapangan, memang banyak lahan yang rusak akibat keserakahan oknum manusia. Mereka tak mau bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, melainkan berpola ;pikir instan, yakni bagai mana mempeoleh uang dengan cdepat tanpa harus bekerja . maka, dijarahlah hutan yang memang sudah semakin parah kondisinya.
Petugas Saling Lempar.
Diketemukannya data tentang rusaknya lahan Hutan Lindung oleh beberapa oknum petgas , tampaknya membuat Tim Investigasi keheranan, terlebih, ketika Koordinator Tim mencoba untuk menemui Administratur Perhutani Ir.Taufiq justru mendapat perlakuan yang tidak semestinya. Tim , yang terdiri dari beberapa pimpinan Media Mingguan, kala itu ingin menemui Administratur Perhutani, dari jawaban SMS , Tim dipersilahkan untuk menemui Wakl Adm Wilayah Utara , nkarena Pak Admnya berhalangan. Namun apa yang terjadi, ketika Tim menuju Perhutani, ternyata Wakil Admnya pergi, dan ketika Tim menanyakan keberadaan Adm kepada petugas, dikatakan bahwa Pak Adm sedang menemui tamu dari Harian lokal. Kepada Humas Perhutani, Tim meminta Humas untuk menyampaikan kedatangan Tim kepada Adm. Namun setelah menunggu sekitar 2 jam, baru ada jawaban, kalau Pak Adm tidak bersedia menemui, dan Tim tetap disuruh menemui Waka Adm yang saat itu pergi entah kemana.
Dapat Ancaman.
Sebenarnya kedatangan Tim ke Perhutani selain untuk melakukan konfirmasi dengan administraturnya, juga sekaligus ingin menyampaikan isi ancaman dari oknum mandor kepada wartawan yang bertugas dilapangan. Dalam isinya, Oknum petugas berinisial Mj, itu mengancam akan memodarkan (bunuh –red ) jika wartawan tersebut tetap menurunkan berita. Namun, begitulah Perhutani sejak kepemimpinan Ir Taufiq, selain tidak memiliki komitmen atas keselamatan Lingkungan, juga dianggap paling tidak tegas dalam menindak karyawannya yang nakal, terbukti, walau telah berkali-kali melakukan kesalahan yang sama, si oknum mandor tetap diberi kewenangan menjaga Hutan. Tak , ayal kalau setiap tahun kondisi hutan bukan semakin bagus, malah kini semakin mengenaskan.
Bakal Lapor Ke Instansi Lebih Tinggi.
Mentoknya laporan baik masyarakat umum, maupun Tim wartawan dari berbagai medeia, mebuat seluruh pimpinan media sepakat untuk melaporkan Administratur perhutani, kepada isntitusi yang lebih Tingi, seperti Kepala Unit II Perhutani, atau kepada Menteri Kehutanan sekalian. (Tim)




Baca Selengkapnya...

KASUS SERTIFIKASI GURU DI KALISAT BAK API ALAM SEKAM

Polemik persoalan sertifikasi tampaknya semakin berkepanjangan, berbagai persolan muncul terkait pelaksanaan sertifikasi bagi para kaum Oemar Bakri tersebut. Serti yang kini terjadi di kecamatan Kalisat, persoalan dugaan tidak fairnya seleksi peserta seertifikasi bakal menjadi api dalam sekam, jika tidak segera diselesaikanIhwal terjadinya dugaan ketidak fairan seleki peserta sertifikasi bagi guru di Kecamatan Kalisat berawal ketika , munculnya tambahan kuota yang ada bagi para guru. Awalnya, tim seleksi sesuai dengan Surat kepala Dinas Pendidikan Nomor :800/872/436.316/2009 , tentang Daftar nominai Usulan Calon Peserta sertifikasi Guru Kuota 2009. Berdasarkan surat tersebut, Tim seleksi yang terdiri dari UPTD, PGRI, dan KKS berhasil menyusun nominasi calon peserta yang dinilai berdasarkan ketentuan yang telah diatur telah berhasil menyusun 83 nominator. Kesemuanya itu telah dinilai sesuai dengan aturan. Dari data itu, kemudian mendapat jawaban dari Dinas Pendidikan yang ditanda tangani Kepala Dinas Pendidikan Drs H. Achmad Sudiono sebanyak 39 orang nominator, dan itu sesuai dengan urutan nominasi yang diajukan, Jika ada perubahan itu hanya pada perubahan nomor urut 5 dan 6. Untuk nomor urut 5 pada usulan UPTD Kalisat tercantum nama Surawi, NPUTK ( 5033728629200013 , dan untuk nomor 6 tercantum atas nama Sukardjo, NUPTK(4139728630200023.) Sementara daftar yang dikeluarkan sesuai dengan Keputusan Kepala Dinas Nomor : 800/1132/436.316/2009 untuk nomor urut 5 tercantum atas nama Sukardjo , dan nomor 6 Surawi.
Sampai pada putusan ini, pihak calon tidak Memunculkan persoalan, karena Semua sudah sesuai aturan, namun ketika muncul tambahan kuota sebanyak 14 orang lagi, yang pengambilannya tidak lagi berdasarkan usulan awal, maka muncullah persoalan-persoalan kecil yang lama-lama menjadi besar. Sebenarnya, kasus ini tidak akan berkepanjangan jika saja Kepala UPTD Kalisat H. Abdul Gani mampu mengatasi berbagai pertanyaan dari para nominator yang pada akhirnya justru terlewati kesempatannya berganti dengan nama-nama yanag selain masa kerjanya juga belum cukup, pangkat dan golongannya juga tidak sesuai dengan surat kepala Dinas Pendidikan. Bahkan, dalam sebuah pertemuan, Gani sempat menyampaikan kalau keputusan ini memang harus seperti itu, karena saat ini dibutuhkan keputusan yang sarat muatan politisnya, dan kepada mereka yang terlewati dan belum beruntung , agar tetap sabar, menunggu giliran.
Tampaknya, banyak nominator tidak sepaham dengan apa yang dikatakan oleh Kepala UPTD nya, Menurutnya yang disampaikan Gani, sangat tendensius, dan itu bukan saatnya disampaikan dalam pertemuan yang situasinya menghangat, pernyataan itu memantik kemarahan beberapa diantara mereka, hingga , akhirnya bocornya informasi itu kepada wartawan.,beruntung mereka tidak melakukan hal-hal yang bisa membahayakan bagi dunia pendidikan.
Diduga Rekayasa.
Tampaknya kejadian yang diduga kuat banyak direkayasa itu sudah berlangsung slama, namun masih belum mendapat rekasi keras dari para giuru, namun ketika kejadian bernuansa politik dan uang itu kembali terjadi, ketika para nominator yang diusulkan benar-benar memiliki prestasi dan kinerja bagus, tapi harus dikalahkan dengan yuniornya yang masih diragukan integritasnya, maka sebagian diantara mereka segera marapatkan barisa. Bahkan, salah seoarng sumber menyebutkan, kalau dirinya akan terus berjuang dan berjuang sampai atasan di Jember mengetahui duduk persoalannya “ Saya akan terus brerjuang demi keadilan , “ katanya.
Sumber dikalangan guru=guru di Kalisat menyebutkan, bahwa mereka juga gak mengerti kenapa bisa muncul daftar susulan , yang lucunys masih ada mereka yang namanya bukan masuk nominator, bahkan pangkatnya masih jauh dari syarat yang ditetapkan, sesuai dengan surat Kepala Dinas, maupaun syarat yang trelah ditetapkan. Namun dengan jsutifikasi yang mereka buat, 13 orang yang susulan itu tetap diproses, padahal saat awal muncul persoalan, ada jaminan dari pihak terkait bahwa ke 13 orang itu tidak akan diproses lebih lanjut.
Gazuli, Ketua PGRI Kec Kalisat, saat dikonfirmasi persoalan ini mengatakan, sebagai salah satu panitia seleksi, dirinya mengusulkan sesuai dengan ketentuan, kemudian ada jawaban dari Jember diterima 39 orang sesuai urutan, dan keputusan itu ditanda tangani Kepala Dinas Pendidikan Jember, pada tanggal 27 April 2009. Namun, ketika muncul tambahan yang kemudian diambil tidak sesuai dengan nomor urut, dirinya tidak banyak tahu. Namun, sebagai panitia, dirinya tetap mencari tahu kenapa bisa terjadi seperti itu “ Saya sebagai tim sudah mengajukan sesuai dengan nominasi, kalau ada seperti itu, wach itu saya yang tidak tahu, tapi saya tetap akan cari tahu Dik” ujarnya.
Disisi lain, Kebaid Ketenagaan Dinas Pendidikan, Heny , ketika dikonfirmasi terkait kasus sertifikasi di kalisat yang memunculkan 13 orang tambahan dari kuota awal yang diputuskan Kepala Dinas sebanyak 39 orang menyangkal kalau dispendik mengeluarkn dua kali daftar orang-orang yang lolos sertifikai, dia bersikukuh kalau dinas pendidikan hanya eekali mengeluarkan keputusan. Selain itu, Heny juga minta kepada wartawan koran ini untuk memberikan data yang kongkret padanya, agar dirinya bisa mengambil langkah tegas. “ Gak bener mas, kami hanya mengeluarkan satu kali keputusan, tidak ada tambah-tambahan, dan parameter dari penilaian adalah seperti yang sudah ditetapkan dalam aturan., jadi kalau ada diluar itu tolong dibantu datanya ya “ ujarnya.(Ar)




Baca Selengkapnya...

  © Klik Duniaku Ch3ru_Pastyle 2009

Back to TOP