7.09.2009

HUTAN SLATENG KEMBALI DIJARAH PERUM PERHUTANI CUEK AJA

Benar kata orang, bahwa tak ada pencuri yang bisa msauk ke wilayah hutan, kecuali kalau pencuri itu ber- kong kalikong dengan oknum orang dalam. Seperti yang tejadi dihutan Slateng, tepatnya di petak 108 yang masuk katagori Hutan Lindung. Sedikitnya ada 1 Ha lahan sudah habis dijarah oleh masyarakat yang diduga dibekingi oleh oknum-oknjum mandor perhutani. Persoalan pembalakan liar yang menjadi atensi Kapolri itupun , pernah disampaiaikan ke Sat Intel Polres Jember beberapa bulan lalu, namun sampai berita ini diturunkan, baik Polres maupun Perhutani belum mengambil langkah berarti. Hal itu membuat pelaku yang nota bene oknum perhutani merasa terlindungi dan bebas melakukan pembalakan hutan yang diharapkan menjadi cadangan oksigen dunia.Tim Sorot yang berada dilkoasi pembalakan sempat melakukan wawancara dengan beberapa oknum mayaralkat setempat yang ikut serta dalam pembalakan liar tersebut. Mereka , sebut saja P.Wsl, dan P. Sn Mrs, dengan tanpa beban menceritakan ihwal dirinya berani melakukan tindakan seperti itu. Padahal, pembalakan itu jelas-jelas dilalarang. Menurut informasi dilapangan, mereka melakukan hal itu karena sebelumnya telah dimintai uang oleh Was, oknum mandor yang selama ini dikenal sangat jelek reputasinya. Namun, tampaknya Was, tidak hanya sendirian, hal itu dapat terlihat dari amannya pembalakan tersebut hingga mencapai luas berhektar-hektar. sebab dengan posisinya yang hanya seorang mandor, tidak bakalan mampu meredam beberapa pekerja yang posisinya banyak lebih tinggi , yang akhirnya lahan seluas itu kini mulai habis.
Selanjutnya beberapa orang warga yang terlibat dalam dugaan pembalakan itu menjelaskan, kalau dalam pertemuan berikutnya, Pak Mandor was, sering menggunakan rumah P.Wsl, masyarakat setempat. Dari pantauan Tim dilapangan, memang banyak lahan yang rusak akibat keserakahan oknum manusia. Mereka tak mau bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, melainkan berpola ;pikir instan, yakni bagai mana mempeoleh uang dengan cdepat tanpa harus bekerja . maka, dijarahlah hutan yang memang sudah semakin parah kondisinya.
Petugas Saling Lempar.
Diketemukannya data tentang rusaknya lahan Hutan Lindung oleh beberapa oknum petgas , tampaknya membuat Tim Investigasi keheranan, terlebih, ketika Koordinator Tim mencoba untuk menemui Administratur Perhutani Ir.Taufiq justru mendapat perlakuan yang tidak semestinya. Tim , yang terdiri dari beberapa pimpinan Media Mingguan, kala itu ingin menemui Administratur Perhutani, dari jawaban SMS , Tim dipersilahkan untuk menemui Wakl Adm Wilayah Utara , nkarena Pak Admnya berhalangan. Namun apa yang terjadi, ketika Tim menuju Perhutani, ternyata Wakil Admnya pergi, dan ketika Tim menanyakan keberadaan Adm kepada petugas, dikatakan bahwa Pak Adm sedang menemui tamu dari Harian lokal. Kepada Humas Perhutani, Tim meminta Humas untuk menyampaikan kedatangan Tim kepada Adm. Namun setelah menunggu sekitar 2 jam, baru ada jawaban, kalau Pak Adm tidak bersedia menemui, dan Tim tetap disuruh menemui Waka Adm yang saat itu pergi entah kemana.
Dapat Ancaman.
Sebenarnya kedatangan Tim ke Perhutani selain untuk melakukan konfirmasi dengan administraturnya, juga sekaligus ingin menyampaikan isi ancaman dari oknum mandor kepada wartawan yang bertugas dilapangan. Dalam isinya, Oknum petugas berinisial Mj, itu mengancam akan memodarkan (bunuh –red ) jika wartawan tersebut tetap menurunkan berita. Namun, begitulah Perhutani sejak kepemimpinan Ir Taufiq, selain tidak memiliki komitmen atas keselamatan Lingkungan, juga dianggap paling tidak tegas dalam menindak karyawannya yang nakal, terbukti, walau telah berkali-kali melakukan kesalahan yang sama, si oknum mandor tetap diberi kewenangan menjaga Hutan. Tak , ayal kalau setiap tahun kondisi hutan bukan semakin bagus, malah kini semakin mengenaskan.
Bakal Lapor Ke Instansi Lebih Tinggi.
Mentoknya laporan baik masyarakat umum, maupun Tim wartawan dari berbagai medeia, mebuat seluruh pimpinan media sepakat untuk melaporkan Administratur perhutani, kepada isntitusi yang lebih Tingi, seperti Kepala Unit II Perhutani, atau kepada Menteri Kehutanan sekalian. (Tim)




0 komentar:

  © Klik Duniaku Ch3ru_Pastyle 2009

Back to TOP