8.04.2010

MENCARI PEMIMPIN RAKYAT JEMBER


Dalam beberapa bulan terakhir, Jember selalu diramaikan berita politik, yakni pemilihan Bupati Jember. Puncaknya, saat pemilukada digelar pada tanggal 7 Juli lalu. Saat itu, rakyat Jember punya gawe besar memilih Bupati dan wakil Bupati untuk lima tahun mendatang. Seluruh elemen masyarakat, mulai Satuan Unit Kerja Perangkat daerah ( SKPD) sampai organisasi masyarakatpun dilibatkan dalam mensukseskan pemilukada. Tujuannya tidak lain, agar masyarakat bisa, dan mau menggunakan hak pilihnyaDari hasil pemilihan sementara, pasangan incumbent Ir.Mza Djalal- Kusen Andalas, kembali meraih simpati masyarakat Jember, dengan berhasil mendulang suara yang sangat menakjubkan. Ya, pasangan Djalal- Kusen mampu meraih sekitar 59% suara, kemudian diikuti oleh pasangan Bagong- Mahmud dengan meraih sedikitnya 21 % , sedang Pak Guntur – Gus Aab meraup suara sekitar 15% dan terakhir pasangan Sholeh- Dedy meraup sekitar 5% dari suara masuk yang sah.
Pemilukada tersebut digelar sejatinya untuk memilih pemimpin Jember. Namun demikian, bukan sekedar memilih Bupati dan Wakil Bupati saja. Tapi, diharapkan memilih pemimpin yang bisa memimpin rakyat Jember. Bukan pemimpin bagi pendukungnya saja. Memang, untuk mencari pemimpin Jember, tidaklah segampang membalik tangan. Tidak saja hanya bermodal pangkat yang tinggi, tidak juga cukup dengan bermodal duit banyak, sehingga bisa dan mampu membeli suara rakyat, tidak juga mereka yang punya bakat pinter ngomong, sehingga mampu memutar balikkan fakta, juga bukanlah yang memiliki tingkat pendidikan setinggi langit, hinga jika kelak menjadi pemimpin di Jember yang serba kompleks ini , justru susah untuk berkomunikasi dengan rakyat jelata, yang biasanya sangat sederhana( awam- red ), namun demikian, yang diharapkan dari seorang pemimpin itu nantinya adalah, seorang yang memiliki sikap “Ngawulo”, sikap Menggembala ( ngemong ), Teguh, Bijaksana, Amanah, serta mengerti kebutuhan rakyatnya.
Pemimpin yang bersikap ngawulo, pemimpin yang bisa mengabdi pada rakyatnya, siap menjadi pelayan rakyat, bukan justru sebaliknya. Pemimpin seperti ini, di jaman sekarang sangat susah ditemukan, jikapun ada, hanya satu dua, itupun belum benar-benar memiliki sikap ngawulo sejati. Kemudian, pemimpin harus memiliki sikap sebagai seorang Penggembala. Pemimpin seperti ini, didalam jiwanya memiliki sebuah ketulusan untuk ngemong rakyatnya. Jika tidak, jangan harap , pemimpin itu mampu membawa ketenangan, terlebih kesejahteraan bagi rakyatnya. Susah memang, diera serba tehnologi mutakhir seperti ini. Dimana segala sesuatunya dapat dikendalikan oleh remot control, Orang akan mulai meninggalkan sikap menggembala atau ngemong. Karena sikap ngemong tersebut, harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang didalam jiwanya memiliki belas asih yang kuat. Si pemimpin tersebut dituntut mampu memenuhi kebutuhan yang digembalanya. Padahal, saat ini, segala sesuatunya serba instant, serba cepat dan serba disik-disikan, bahkan ada pameo mengatakan, siapa yang cepat itu yang dapat, walau untuk mendapatkan itu semua tidak lagi menggunakan rasionalitas nilai, melainkan menggunakan rasionalitas tujuan.
Sedang sikap Teguh itu juga dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Sikap teguh itu melambangkan sebuah sikap percaya diri, teguh pendirian , dan kesatria. Pemimpin harus memiliki sikap ini dalam menjalankan pemerintahan, teguh dalam memegang amanah, aturan bahkan teguh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai etika dalam memerintah. Sehingga, diharapkan dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin rakyat Jember, si pemimpin tersebut tidak mudah loyo, atau patah semangat ditengah jalan. Sikap teguh ini, tidak bisa berjalan sendiri, namun ada sikap lain yang menunjang yakni sikap Bijaksana. Sikap ini mutlak sangat dibutuhkan bagi pemimpin Jember. Kenapa demikian, Jember merupakan daerah dengan kultur santri, sementara disisi lain, sebagai kota nomor besar ketiga di Jawa Timur setelah Surabaya, dan Malang. Posisi yang demikian itu, menjadikan Jember mau tidak mau dijadikan tujuan bagi siapapun warga Negara Indonesia maupun Warga Negara Asing, yang ingin menjadikan Jember sebagai tempat mengembangkan potensinya. Terlebih, dengan banyaknya perguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta, membuat Jember menjadi target bagi muda-mudi Indonedia dan Manca Negara menuntut ilmu. Kondisi ini sangat membawa dampak, baik langsung maupun tidak, khususnya dibidang budaya. Situasi inilah yang membuat seorang pemimpin Jember harus memiliki sifat Bijaksana, sehingga dalam menjalankan pemerintahan, mampu mengakomodasi setiap kepentingan dari kelompok yang ada.
Yang tak kalah pentingnya, seorang pemimpin harus mampu menjalankan amanah rakyatnya, amanah bagi semua pihak yang telah menjadikannya seorang pemimpin. Bukan hanya mampu mengemban amanah bagi sekelompok kecil atau kroni-kroninya saja. Tapi, harus mampu mengemban amanah bagi seluruh rakyatnya.(gangsar Widodo )

0 komentar:

  © Klik Duniaku Ch3ru_Pastyle 2009

Back to TOP