Baru 3 tahun, Asets Bank Gakin Capai 14 Milyar
Gila..., baru mencapai tiga tahun aset Bang Gakin kini mencapai 14,4 milyar. Padahal, diawal pembentukannya baru sekitar 1,4 milyar. Kemajuan omzet bank untuk masyarakat miskin ini sempat mencengangkan beberapa kalangan, termasuk berbagai pendapat sempat dialamatkan pada managemen Bnank gakin. Meeka dituding mengada-ada, dan tidak rasional. Namun, setelah dilakukan penelusuran, ternyata kenaikan tersebut benar adanya.Seperti yang telah diberitakan oleh berbagai media, baik cetak maupun elektronik beberapa sat lalu, perkembangan Lembaga Keuangan Mikro Masyarakat (LKMM) atau Bank Keluarga Miskin (Bank Gakin) meningkat pesat 3 tahun terakhir ini. Setidaknya, lembaga keuangan yang memilih nasabahnya kepada masyarakat ekonomi sangat lemah (miskin) itu mampu memutar keuangannya dari Rp 1,4 Milyar menjadi Rp 14,4 Milyar dalam waktu yang relatif singkat bagi ukuran lembaga keuangan.
Kepala Seksi (Kasi) Usaha Mikro Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop dan UKM) Kabupaten Jember, Agus Edhi Susanto mengatakan prinsip yang dijalankan pada sistem Bank Gakin ini adalah penguatan kelembangaan, tanggung renteng, kedisiplinan dan pembangunan solidaritas antar sesama nasabahnya. "Bank Gakin bisa berjalan, karena kami menerapkan sistem tanggung renteng dan solidaritas antar sesama nasabah, "katanya.Selain itu, Bank Gakin yang membidik usaha miko masyarakat itu dioperasionalkan pada kelompok masyarakat (pokmas) yang terdiri atas 6 orang. Asas yang dibangun adalah solidaritas, sehingga pokmas dibentuk dilingkup dusun dan desa saja. "Anggotanya terdiri atas pokmas yang dibentuk di dusun-dusun masing-masing desa, "ungkapnya.Agus mengatakan, yang dimaksud dengan tanggung renteng adalah bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk menanggung resiko. Jika salah satu dari anggota pokmas tak mampu melunasi tunggakan uang yang dipinjamnya dalam seminggu, maka 5 orang lainnya harus berusaha melunasinya (tanggung renteng). "Jadi satu orang saling memikul beban anggota kelompok lainnya. Angsuran selama seminggu bisa dicicil selama 10 kali. Hal inilah yang membuat Bank Gakin Jember bertahan, karena semua anggotanya berkomitmen terhadap kesuksesan usaha kelompoknya, "jelasnya.
Selanjutnya keberhasilan lembaga keuangan itu, hingga mampu menyedot minat masyarakat adalah diberikan dengan mudah tanpa agunan. Tak heran jika hingga kini, katanya, Bank Gakin nol kredit macet. Bahkan nasabahnya selalu bertambah dari tahun ke tahun. Misalnya pada tahun 2005, nasabahnya hanya berjumlah 100 orang yang difokuskan di 2 dusun. Setelah berjalan 3 tahun, nasabahnya menjadi 4.500 orang tersebar di 34 dusun di berbagai desa kelurahan dan desa miskin. Sedangkan perkembangan modalnya selama 3 tahun itu juga berputar cepat dari Rp 1,4 Milyar menjadi Rp 14,4 Milyar pada akhir tahun 2008. "Itu semua bisa dilakukan karena adanya penguatan kelembagaan, serta pembangunan solidaritas sosial melalui sistem tanggung renteng, dan juga kemudahan-kemudahan dalam proses peminjaman, "terangnya.
Penguatan kelembagaannya menjadi titik perhatian utama. Tugas kami hanya mengawal pendanaannya dari permodalan yang berasal dari Bagian Keuangan dan Bagian Ekonomi, "tuturnya. Agus menjelaskan, pengembangan Pokmas sebagai nasabah Bank Gakin disetting per dusun atau kampung. Hal itu dikarenakan pertimbangan teknis, bahwa sentimen emosional masyarakat kampung pada umumnya terjalin kuat. Dengan begitu, berbagai pengaruh ekternal yang cenderung merusak bisa diminimalisir. "Bahkan melihat antusiasnya masyarakat untuk menjadi anggota Bank Gakin, karena usaha yang dijalankannya mengalami perkembangan yang sangat menggembirakan, "pungkasnya. (Gsr).
0 komentar:
Posting Komentar