3.19.2009

Respon Kinerja KPK ,Humas Sediakan Formulir Pengaduan

Terobosan-demi terobosan yang dilakukan KPK dalam upaya mensosialisasikan gerakan anti korupsi patut diapresiasi positif . Mereka tidak hanya getol menyikapi berbagai aduan dugaan korupsi dari semua elemen masyakat, namun juga melakaukan gerakan pencegahan terjdinya korupsi dengan menyebar berbagai pamphlet, sekaligus formulir pengaduan jika terjadi dugaan korupsi. Seperti yang trjadi di Pemkab Jember, dalam beberapa hari terakhir, banyak masyarakat umum yang mendatangi Kantor Humas Pemkab , hanya sekedar untuk mengetahui kebenaran informasi, kalau Humas juga menyediakan formulr pengaduan . Seperti yang disampaikan Abdul Hakim, 35. Pria separuh baya ini, jauh-jauh datang ke kantor Humas Pemkab hanya sekedar membuktikan kebenaran informasi yang diterimanya terkait disediakannya formulir pengaduan gratifikasi. Dan ternyata informasi itu benar adanya hingga dirinya tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengambil berbagai pamlet sekaligus formlir pengaduan, untuk persiapan jika nantiya dibutuhkan." Sebenarnya saya hanya ingin membktikan saja kok mas, apa bener informasi itu, ternyata bener, bahkan ada beberapa stiker dan pamlet dari KPK, dan itu membuat saya yakin, kalau KPK dan Pemkab Jember punya visi yang sama dalam upaya meminimalisir terjadinya penyimpangan "
Korupsi seringkali berawal dari kebiasaan yang tidak disadari oleh setiap Pegawai Negeri dan Pejabat Peyelenggara Negara, misalnya penerimaan hadiah oleh Pejabat Penyelenggara Negara / Pegawai Negeri dan keluarganya dalam suatu acara pribadi, atau menerima pemberian suatu fasilitas tertentu yang tidak wajar. Hal semacam ini semakin lama akan menjadi kebiasaan, yang cepat atau lambat akan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh Pegawai Negeri atau Pejabat Penyelenggara Negara yang bersangkutan.
Kepala Inspektorat Kabupaten Jember, Drs. Abdul Muis Balya, sangat mendukung adanya gerakan seperti itu, adanya himbauan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada masyarakat, agar melaporkan tentang penemuan tindak pidana korupsi, "Kami dari Inspektorat sangat mendukung upaya KPK sesuai dengan Inpres No. 5 tahun 2004 tentang percepatan pemberantasan korupsi, khususnya masalah gratifikasi", katanya menegaskan.Ia juga menjelaskan, sesuai dengan UU No. 20 tahun 2001, pasal 12b ayat 1, gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas kepada Pegawai Negeri atau Pejabat Penyelenggara Negara yang meliputi, pemberian uang, barang, rabat, (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma – cuma dan fasilitas lainnya.
Sejauh ini, katanya, KPK telah memberikan selebaran (pamflet) mengenai pemberantasan korupsi. "Bila masyarakat ingin melaporkan tindak pindana korupsi yang ditemukan, bisa mengisi form khusus dari KPK yang saat ini sudah ada di Kantor Bagian Humas – Pemkab Jember", pesannya. Abdul Muis menandaskan, tanpa adanya dukungan dan peran – serta dari masyarakat, mustahil perkara korupsi dapat ditangani. Selain itu, saat ini Indonesia juga telah memasuki era transparansi, akuntabilitas dan juga partisipasi masyarakat. "Oleh karena itu, masyarakat beserta aparat pemerintah diharapkan dapat bersama – sama untuk mendukung upaya tersebut", imbuhnya.
Ditanya mengenai peran – serta Inspektorat dalam fungsi pengawasan, pria yang sebentar lagi memasuki masa pension itu menegaskan, Inspektorat sebagai pihak pengawas (internal control) di lingkup Pemkab Jember berfungsi melakukan upaya pembinaan dan penertiban keadministrasian. "Setiap birokrat harus menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur dan tupoksi yang melekat pada instansinya, dengan demikian tertib administrasi dapat dicapai", tukasnya.
Muis juga berpesan, bila ada masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan pelayanan publik, apalagi sampai dimintai imbalan yang tidak sesuai dengan prosedur, maka hal itu dapat dilaporkan. "Karena hal tersebut dapat dikategorikan sebagai pemberian gratifikasi, sehingga dapat dilaporkan pada KPK dengan mengisi form yang sudah tersedia di Bagian Humas – Pemkab Jember", pungkasnya. (Ar)
UTD PMMI Jember, Reward Pendonor Aktif
Terobosan demi terobosan selalu saja dilakukan oleh UTD PMI Jember. Setelah menggelar kerja sama dengan beberapa instansi baik pemerintah maupun swasta,itu yang membuat UTD PMI Jember merupakan satu-satunya penerima ISO 9000 – 2001 . Kini untuk merangsang masyarakat mau mendonorkan darahnya, kini PMI bakal memberikan reward kepada pendonor aktif. Hal irtu dilakukan demi tujuan mulia yakni memenuhi kebutuhan kemanusiaan.Kepala UTD PMI Jember, Dr. Oemi Djauhari, menyebutkan kiat baru yang digagas PMI Jember agar masyarakat berminat mendorokan darahnya, bagi pendonor yang menunjukkan kartu dan keaktifan 3 bulan terakhir dengan minimal donor 10 kali keatas maka kepadanya akan diberikan reward berupa gratis darah berapapun. Pemberian reward kepada pendonor aktif ini, kata Umi, merupakan bentuk peningkatan layanan kepada masyarakat yang berusaha terus dilakukan PMI Jember.
Oemi menegaskan, bahwa pemberian reward ini tidak akan mempengaruhi stok darah yang ada, meski per 1 Februari 2009 ada kenaikan harga darah serentak di seluruh Jawa Timur. "Kenaikan serentak itu karena dicabutnya subsidi kepada UTD PMI dan naiknya harga berbagai elemen uji saring untuk pemrosesan darah namun UTD PMI Jember terus berbenah dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat," ujarnya.
Lebih jauh terkait pemberian reward kepada para pendonor, Humas UTD PMI Jember Dimyati, menambahkan, bahwa pemberian reward kepada para pendonor sebenarnya sudah dilaksanakan sejak lama. Hanya saja mereka yang akan mendapatkan 1 kantong darah secara gratis adalah yang sudah menjadi pendonor aktif sebanyak 10 kali.Demikian halnya dengan pendonor yang sudah 25 kali, akan mendapatkan 3 kantong secara gratis dan yang sudah 75 kali akan mendapatkan gratis. "Selama ini pendonor aktif 10 kali hanya diberikan gratis 1 kantong, 25 kali 3 kantong dan 75 kali baru bisa gratis. Saat ini per 1 Februari 2009 dengan menunjukkan kartu dan keaktifan 3 bulan terakhir dengan minimal donor 10 kali keatas, maka akan mendapatkan reward berupa gratis berapapun dia butuh darah untuk dirinya dan keluarganya yang tertanggung di dalam K," papar Dimyati.
Yang dimaksud keluarga tertanggung menurut Dimyati, apabila pendonor telah berkeluarga, maka yang tertanggung yaitu suami, istri dan anak. Akan tetapi bila belum berkeluarga, maka yang tertanggung adalah orang tua dan saudara kandung.Tetap Tingkatkan PelayananSementara itu, menyusul dinaikannya Biaya Pengganti Pengolahan Darah (BPPD), per 1 Pebruari oleh UTD PMI se Jawa Timur, yang diawali oleh Musyawarah Kerja se Jawa Timur, maka kepada kepada seluruh UTD diberikan hak untuk menetapkan harga. Adapun kisaran harga yang ditetapkan tersebut yakni antara Rp.200 ribu hingga 300 ribu per kantong.Dalam kaitan ini, Dimyati, mengungkapkan bahwa naiknya harga darah yang disebabkan karena kenaikan kantong darah itu, pada dasarnya tidak banyak mempengaruhi kinerja PMI Jember. Mungkin yang sempat membuat kesal adalah bantuan atau subsidi reagen atau uji saring dari Departemen Kesehatan, yang diberikan kepada UTD PMI Jember selama ini, sejak September 2008 dihentikan. "Hal tersebut inilah yang berpengaruh sekali terhadap perubahan harga,"katanya.
Meski begitu, Dimyati tetap optimis, bahwa ketiadaan subsidi untuk UTD PMI Jember tak akan banyak menurunkan kualitas kinerja, bahkan sebaliknya akan semakin meningkatkan kualitas dan pelayanan kepada masyarakat. "Apalagi dengan diraihnya ISO 9000-2001 oleh UTD PMI Jember maka peningkatan kualitas pelayanan menjadi prioritas bagi UTD PMI Jember," ujarnya.
Mengenai harga darah per kantong di Jember diputuskan saat ini antara Rp.200 ribu hingga Rp 250 ribu. Harga ini akan dibedakan oleh rumah sakit pelayanan. Jika pasien dirawat di puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah maka harga per kantongnya hanya RP.200 ribu. Dan apabila pasien dirawat di RS Swasta atau dirawat di luar Kabupaten Jember maka harga yang ditetapkan adalah Rp.250 ribu.(Gsr/Sut)
Baru 3 tahun, Asets Bank Gakin Capai 14 Milyar
Gila..., baru mencapai tiga tahun aset Bang Gakin kini mencapai 14,4 milyar. Padahal, diawal pembentukannya baru sekitar 1,4 milyar. Kemajuan omzet bank untuk masyarakat miskin ini sempat mencengangkan beberapa kalangan, termasuk berbagai pendapat sempat dialamatkan pada managemen Bnank gakin. Meeka dituding mengada-ada, dan tidak rasional. Namun, setelah dilakukan penelusuran, ternyata kenaikan tersebut benar adanya.Seperti yang telah diberitakan oleh berbagai media, baik cetak maupun elektronik beberapa sat lalu, perkembangan Lembaga Keuangan Mikro Masyarakat (LKMM) atau Bank Keluarga Miskin (Bank Gakin) meningkat pesat 3 tahun terakhir ini. Setidaknya, lembaga keuangan yang memilih nasabahnya kepada masyarakat ekonomi sangat lemah (miskin) itu mampu memutar keuangannya dari Rp 1,4 Milyar menjadi Rp 14,4 Milyar dalam waktu yang relatif singkat bagi ukuran lembaga keuangan.
Kepala Seksi (Kasi) Usaha Mikro Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop dan UKM) Kabupaten Jember, Agus Edhi Susanto mengatakan prinsip yang dijalankan pada sistem Bank Gakin ini adalah penguatan kelembangaan, tanggung renteng, kedisiplinan dan pembangunan solidaritas antar sesama nasabahnya. "Bank Gakin bisa berjalan, karena kami menerapkan sistem tanggung renteng dan solidaritas antar sesama nasabah, "katanya.Selain itu, Bank Gakin yang membidik usaha miko masyarakat itu dioperasionalkan pada kelompok masyarakat (pokmas) yang terdiri atas 6 orang. Asas yang dibangun adalah solidaritas, sehingga pokmas dibentuk dilingkup dusun dan desa saja. "Anggotanya terdiri atas pokmas yang dibentuk di dusun-dusun masing-masing desa, "ungkapnya.Agus mengatakan, yang dimaksud dengan tanggung renteng adalah bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk menanggung resiko. Jika salah satu dari anggota pokmas tak mampu melunasi tunggakan uang yang dipinjamnya dalam seminggu, maka 5 orang lainnya harus berusaha melunasinya (tanggung renteng). "Jadi satu orang saling memikul beban anggota kelompok lainnya. Angsuran selama seminggu bisa dicicil selama 10 kali. Hal inilah yang membuat Bank Gakin Jember bertahan, karena semua anggotanya berkomitmen terhadap kesuksesan usaha kelompoknya, "jelasnya.
Selanjutnya keberhasilan lembaga keuangan itu, hingga mampu menyedot minat masyarakat adalah diberikan dengan mudah tanpa agunan. Tak heran jika hingga kini, katanya, Bank Gakin nol kredit macet. Bahkan nasabahnya selalu bertambah dari tahun ke tahun. Misalnya pada tahun 2005, nasabahnya hanya berjumlah 100 orang yang difokuskan di 2 dusun. Setelah berjalan 3 tahun, nasabahnya menjadi 4.500 orang tersebar di 34 dusun di berbagai desa kelurahan dan desa miskin. Sedangkan perkembangan modalnya selama 3 tahun itu juga berputar cepat dari Rp 1,4 Milyar menjadi Rp 14,4 Milyar pada akhir tahun 2008. "Itu semua bisa dilakukan karena adanya penguatan kelembagaan, serta pembangunan solidaritas sosial melalui sistem tanggung renteng, dan juga kemudahan-kemudahan dalam proses peminjaman, "terangnya.
Penguatan kelembagaannya menjadi titik perhatian utama. Tugas kami hanya mengawal pendanaannya dari permodalan yang berasal dari Bagian Keuangan dan Bagian Ekonomi, "tuturnya. Agus menjelaskan, pengembangan Pokmas sebagai nasabah Bank Gakin disetting per dusun atau kampung. Hal itu dikarenakan pertimbangan teknis, bahwa sentimen emosional masyarakat kampung pada umumnya terjalin kuat. Dengan begitu, berbagai pengaruh ekternal yang cenderung merusak bisa diminimalisir. "Bahkan melihat antusiasnya masyarakat untuk menjadi anggota Bank Gakin, karena usaha yang dijalankannya mengalami perkembangan yang sangat menggembirakan, "pungkasnya. (Gsr).
Pentingnya Pendidikan Agama dalam Pembentukan Ahlaq
Pendidikan agama , ternyata menjadi persoalan yang sangat mendesak untuk diberikan kepada seluruh siswa di negeri ini. Tidak hanya pada siswa setingkat SMA, SMP dan SD saja, namun demikian, pemberian pendidikan agama tersebut haruslah dimulai pada pendidikan usia dini atau PAUD. Hal itu disampaikan oleh praktisi pendidikan Jember H. Muchtar,Spd. di ruang kerjanya kemarin.Menurutnya, penurunan akhlak yang terjadi belakangan ini bukan semata-mata karena masuknya era globalisiasi, atau minimnya jam pelajaran agama, namun demikian, persoalan itu banyak disebabkan, kurangnya komunikasi orang tua dengan anak, khususnya dibidang pembinaan keagamaan. Selain itu, diperparah lagi, semakin minimnya waktu yang tersedia dari orang tua. Mereka banyak disibukkan dengan pekerjaan, dan bisnis yang tak pernah usai, sehingga komunikasi dengan anak kualitasnya sangat rendah. Itu salah sau penyebabnya,Sementara ditempat berbeda, Kepala Dinas Pendidikan Jember Drs.H. Achmad Sudiono menjelaskan, pendidikan agama memang sudah harus ditanamkan sejak dini pada anak-anak. Selain itu, diusia yang masuk katagori golden age tersebut, anak lebih mudah mengigat hal-hal yang bersifat khusus. Itu artinya, mereka akan lebih mudah menerima masukan dari pada anak yang usianya lebih tua.Hal yang sama juga disampaikan oleh Musyarofah,41. Menurut perempuan berwajah manis ini, dalam memberikan pendidikan agama pada anak-anak lebih efektif, karena selain belum banyaknya persoalan yang dihadapi,pada anak usia dini memiliki tingkat kecerdasan yang lebih bagus dari pada usia-usia lainnya. Makanya, ada isitilah golden age, yang artinya usia keemasan. Dia juga menjelaskan, beberapa metode khusus yang selama ini dilakukan dalam memberikan pendidikan agaa pada anak-anaknya.Yang terpenting , kata istri H.Fathor rosi, dalam memberikan pendidikan agaa pada anak- anak usia dini dibutuhkan ketlatenan, dan kesabaran, perlu banyak diisi dengan cara bermain " Gini lho mas, memberikan pendidikan agaa pada anak-anak itu perlu kreatifitas dari orang tua au gurunya, jika tidak jangan harap mereka mampu menyimpan dalam memori otaknya " ujarnya.(Pmd)
Jajar Legowo, Tingkatkan Produksi Petani
Kemampuan seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik adalah impian setiap orang, tidak saja dibidang karieer, dibidang pertanianpun demikian. Petani jember yang sebagian besar hanya berbekal pengalaman, sejauh ini masih belum mampu memaksimalkan produktifitasnya, hingga sampai pada sebuah kesempatan, dimana mereka mendapatkan pelatihan dan arahan, mulai dari jenis bibit yang digunakan, hingga xcara tanam yang dilakukan. Seperti yang terjadi di Desa Paleran. Didesa yang dikenal tanahnya cukup subur tersebut, sabtu 28/2 lalu Bupati diajak untuk menyaksikan hasil panen petanai berupa padi, ikan lele, gurami , seerta melihat lebih dekat proses kawin suntik sapi milik masyarakat, yang selama ini dibina oleh Prima Tani Jember.
Dalam sambutannya Bupati Jember Ir. MZA Djalal berharap Prima Tani dapat memikirkan program pemberdayaan masyarakat yang memiliki dampak langsung terhadaop pendapat masyarakat. Seperti kali ini, pilot project program pemberdayaan masyarakat yang secara langsung dapat menjadi daya ungkit dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. "Seperti masyarakat dapat memanfaatkan sejengkal lahan milik mereka untuk usaha, baik tanaman maupun perternakan, "harap Djalal.Tidak itu saja, Bupati Djalal juga minta agar pengetahuan dan pengalaman yang selama ini diberikan kepada masyarakat Desa Paleran dapat diteruskan kepada desa-desa yang ada di wilayah Kabupaten Jember. "Proaktif dari masyarakat dalam memajukan desanya masing-masing agar tumbuh dan berkembang untuk meningkatkan pendapatannya dengan berbagai program unggulannya, "pintanya. Karena menurutnya semua program pemberdayaan masyarakat sangat perlu dilaksanakan seiring dengan semakin banyaknya gelontoran program pemerintah yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin. "Tapi semua itu harus tepat sasaran, terutama dalam membantu masyarakat miskin agar kondisi kemiskinan tidak sampai berlarut-larut menimpa warga Jember, "terangnya.
Sementara itu Manager Prima Tani Jember, Dr. Ir. Q Dadang Ernawanto menjelaskan bahwa program yang dijalankan oleh prima tani pada dasarnya merupakan komponen pembangunan pertanian terpadu berbasis pedesaan. "Prima Tani dijalankan dengan menggunakan pendekatan agribisnis, agroekosistem, pendekatan wilayah, pendekatan kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat, "jelasnya disela-sela memdampingi rombongan melihat Klinik Agribisnis Prima Tani di Balai Desa Paleran.
Selanjutnya agar program ini dapat mencapai sasaran, maka Dadang mempunyai strategi yang sangat mudah diantaranya penerapan teknologi tepat guna, membangun model percontohan agribisnis progresif berbasis teknomogi inovatif, mendorong proses difusi dan replikasi model percontohan teknologi inovatif dan dengan menggunakan pendekatan partisipatif. "Untuk itu program ini harus berawal dari desa, sehingga mampu mengatasi permasalahan dan mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya desa, "katanya.
Selama kurun waktu dua tahun lebih, tahun 2007 awal dilaksanakan Prima Tani kontribusinya dalam pembangunan pertanian wilayah desa Paleran cukup besar. "Karena selain mengenalkan rekomendasi paket-paket inovasi teknologi spesifik lokasi, memberdayakan kelembagaan petani, juga telah berperan dalam memberikan pertimbangan perencanaan pembangunan pertanian di wilayah, "jelasnya.
Sedangkan berbagai keberhasilan telah diraih prima tani Jember dalam meningkatkan perekonomian masyarakat desa Paleran dengan telah mampu meningkatkan produktifitas padi dari rataan produksi sebelumnya 6 ton/ha saat ini menjadi 8,5 ton/ha melalui penerapan inovasi teknologi diantaranya pemakaian varietas padi hibrida, sistem tanam jajar legowo, dan penanaman 1-2 tanaman perlubang. "Sehingga sangat mengefisienkan pemakaian benih yang semula kebutuhan benih 40 kg/ha menjadi hanya 15 kg/ha dan ini sangat membantu para petani yang ingin meningkatkan produksi padinya, "ungkapnya.
Disamping mengenalkan inovasi teknologi pertanian, hal yang terpenting menurut Dadang adalah menyangkut sumberdaya manusia. Dan prima tani juga melakukan pendampingan terhadap kelembagaan kelompok tani ke arah terwujudnya kelompok tani yang mandiri. "Keberhasilan itu merupakan kontribusi nyata prima tani dalam mendukung pembangunan ekonomi wilayah desa Paleran yang berbasis agribisnis dan sumberdaya lokal, "terangnya.Hal yang tidak kalah pentingnya prima tani juga jejaring kerjasama melalui kemitraan antara Gapoktan Eka Jaya yang terdiri dari 16 kelompok tani (yang tersebar di 4 dusun, dan 1 dusun 4 kelompok tani) dengan pihak swasta PT Triusaha Sari Tani yang menyediakan benih padi sesuai dengan kebutuhan petani dengan sistem pembayaran "Yarnen" (bayar setelah panen). "sedangkan hasil produksi padi petani dibeli oleh PT Triusaha Sari Tani dengan harga pasar yang berlaku saat ini, "cetusnya.
Keberpihakan prima tani tidak sampai disitu saja, karena untuk menghasilkan produksi padi yang berkualitas, petani juga membutuhkan saprodi dan obat-obatan agar tanaman padinya tumbuh dengan subur. "Upaya yang dilakukannya yaitu memfasilitasi kemitraan Gapoktan Eka Jaya yang saat ini telah mandiri dengan Bank INA Cabang Lumajang dengan sistem kredit untuk kebutuhan petani dengan bunga 18 %/tahun tanpa agunan karena yang menjadi agunannya berupa kelompok tersebut dan pengembalian pinjaman tersebut juga dengan pola Yarnen (bayar panen), "pungkasnya.(Pmd)
Temu Rakyat Segera Digelar
Pemerintah kabupaten Jember bakal menggelar Temu rakyat, sebagai pengganti acara bedah potensi desa tahun lalu. Acara perdana bakal digelar bulan Maret ini, yang kemungkinan aka diselenggarakan di Kecamatan Sumberjambe. Hal itu disampaikan Kardiman, staf humas bagian hubungan kelembagaan.
Menurutnya, program Temu Rakyat merupakan program lanjutan dari program sebelumnya tahun lalu. Dalam progranm ini ada sedikit perbedaan, dimana Bupati yang didampingi seluruh SKPD dan jajaran samping bakal bertemu langsung dengan masyarakat setempat guna membahas berbagai permasalahan yang terjadi pada wilayah tersebut. "Pada acara Temu Rakyat ini, para Kepala SKPD bertindak sebagai narasumber dan Bupati sebagai pemberi solusi dari permasalahan masyarakat", kata Sukardiman.
Lebih lanjut Sukardiman menjelaskan, dalam program Temu Rakyat, Bupati Jember akan mengambil posisi sebagai moderator antara masyarakat dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Apa yang menjadi keluhan masyarakat seputar persoalan pembangunan akan dihubungkan langsung dengan SKPD terkait untuk ditindaklanjuti. "Bedah Potensi Desa memang sudah sukses dilaksanakan hingga putaran terakhir, maka kesuksesan tersebut akan dilanjutkan dengan program Temu Rakyat yang lebih menyentuh kepentingan rakyat, " tegas Kabag Humas Pemkab Jember, Drs Agoes Slameto MSi. Yang membedakan program Bedah Potensi Desa dengan Temu Rakyat adalah jika dalam Bedah Potensi Desa masyarakat banyak mengusulkan dan memberikan paparan tentang persoalan-persoalan pembangunan yang ada di berbagai desanya, lalu pada saat yang sama Bupati memberikan pertimbangan dan keputusan serta kebijakan sebagai bentuk keberhasilan pembangunan selama ini. Maka, pada Temu Rakyat akan dibahas tentang keberhasilan – keberhasilan kinerja pamong praja mulai dari tingkat bawah. Terlebih mengenai hasil-hasil pembangunan yang terlaksana di wilayah pedesaaan. "Temu Rakyat akan membahas peningkatan kinerja aparatur pamong praja, mengevaluasi keberhasilan aparatur desa dan kelurahan dalam rangka menata kota membangun desa untuk kemakmuran bersama dan menciptakan suasan kompetitif bagi pelaku pembangunan", urai Agoes Slameto.Ia juga menjelaskan, dengan bertemu masyarakat dengan Bupati dan juga para Kepala SKPD, tentunya akan lebih mudah melakukan evaluasi seputar pembangunan selama ini. "Dalam Dialog Solutif Bedah Potensi Desa terdapat upaya membangun desa dengan cara merealisasikan usulan-usulan masyarakat untuk membangun desanya, setelah membangun desa dan menata kota sudah diupayakan selama ini, maka saatnya melihat keberhasilan pembangunan itu secara langsung di desa dengan cara bertemu dengan rakyat secara langsung, " jelasnya.Dengan begitu, ungkapnya akan diketahui keberhasilan pembangunan yang telah diupayakan oleh pemerintah bersama masyarakat. Kekurangan-kekurangan dari pembangunan selama dialog bersama itu, tentunya akan menjadi catatan pamong praja guna meningkatkan pembangunan di Jember.Ada satu hal pula yang membedakan konsep program Bedah Potensi Desa dengan Temu Rakyat. Menurut Agoes, saat Temu Rakyat digelar, maka di tempat tersebut akan dibuka pelayanan masyarakat satu pintu, yaitu pelayanan pembuatan Kartu Keluarga, KTP dan juga SIM. "Dengan adanya pelayanan ini, maka masyarakat tidak perlu repot – repot datang ke kantor Kelurahan atau kantor Desa jika mau mengurus KTP atau KK, begitu juga untuk memperpanjang SIM bisa langsung saat acara Temu Rakyat", pungkas Agoes Slameto. (Jum)
Oknum WartawanPemeras Terancam 5 Tahun Penjara
Nasib sial yang dialami ke empat oknum wartawan media local dari Kota Lumajang ini, bener-bener bakal terjadi. Mereka yang diduga melakukan pemerasan terhadap Sumarni – dan Hadi , warga Desa Puger kulon, Kecamatan Puger ini, kemudian dicokok petugas dan digelandang ke Mapolres Jember untuk kemudian diperiksa.
Seperti diketahui, keempat Okum wartawan masing-masing Hrmn, 45. Sup, 35, Smkri, 35 dan Slmt, 35 dicokok polisi setelah mereka mengambil uang tutup mulut dari Sumarni sebesar 1 juta rupiah. Ikhwal dicokoknya ke empat oknum wartawan yang sangat meresahkan masyarakat itu terjadi ketika keempatnya mengadakanpeliputanm di Daerah kecamatan Puger. Meeka tiba-tiba mendatangi sebuah warung, yang ada di Desa Puger wetan, tanpa basa-basi mereka kemudian menggedor pintu warung yang ternyata didalamnya ada Sumarni dan Hadi. Melihat kedua insane berlainan jenis itu keluar dari kamar, mereka kemudian memasang jerat. Bak wartawan professional , mereka menjepret dua insan lain jenis itu. Kemudian diantara mereka bilang, semua itu bias diatur, dan kasus tak bakalan diberitakan, jika mereka dapat uang tutup mulut. Didesak seperti itu dan tak inginmasalahnya semakin ruwet, kedua insan lain jenis tersebut menanyakan berapa uang yang harus diberikan. Awalnya keempat oknum wartawan itu minta 5 juta rupiah, namun karena korban tidak memiliki uang sebesar itu, terjadilah tawar menawar. Hingga akhirnya disepakati hanya 1 juta rupiah.
Tak ingin uangnya hangus begtu saja, persoalan itu kemudian diceritakan Sumarni pada tetangganya yang juga seorang polisi, berangkat dari informasi itulah, petugas tersebut keudian menghubungi tim dari Polres yang kebetulan beroperasi diwilayah tersebut. Setelah diadakan pengintaian dan penguntitan, maka dicokoklah ke empat oknum wartawan tersebut.
Diancam 5 Tahun PenjaraSetelah menjalani pemeriksaan oleh tim penyidik Polres Jember, mereka dijerat dengan pasal 368 KUHP, dimana mereka bakal terkena tuntutan 5 tahun penjara. Hal itu disampaikan oleh Kaurbinops Polres Jember Iptu Suroso. " Setelah menjalani penyelidikan, kuat dugaan mereka bakal terancam dengan pasal 368 KUHP, yang ancaman hukumannya 5 tahun penjara " ujarnya.(Pmd)Pejabat Diperiksa Tim Kejagung Pelayanan Tetap Jalan
Banyaknya pejabat dijajaran Pemkab Jember yang diperiksa oleh tim khusu dari Kejaksaan Agung ( Kejagung ), yang diduga terkait dengan berbagai penympangan, tidak membuat pelayanan keteteran. Hal ini disampaikan oleh Ketua PRD Jember H. Mahdini Farouq kepada wartawan beberapa saat lalu. Dia mengatakan, banyaknya pejabat yang diperiksa tidak akan mempengaruhi kinerja pemerintah Kabupaten, sebab sistim yang ada di Pemkab Jember sudah berjalan dengan bagus. "Pelayanan kepada masyarakat tidak bakalan terganggu, karena sistimnya sudah berjalan " ujarnya. Oleh karenanya sikap menjunjung tinggi praaduga tak bersalah hendaknya lebih dikedepankan dan tidak terjebak oleh opini miring yang sengaja dihembuskan maupun dilaporkan kepada penegak hukum.
Dia juga menekankan, Apapun laporan dan aspirasi masyarakat hendaknya direspon secara baik sehingga tidak ada kesan Jember seakan-akan mau kiamat bahkan merupakan suatu jawaban yang bisa diberikan kepada publik atas citra dan kebersihan kinerja birokrat melalui pemeriksaan. Selain itu dia juga menyebutkan, apapun pelaksanaan pemeriksaan haruslah tetap dijunjung tinggi sebagai langkah hukum. "OLeh karenanya tidak ada manusia maupun sekelompok masyarakat yang kebal hukum", katanya. Hanya saja, lebih lanjut ia mengatakan, masyarakat tidak terjebak kepada opini karena pejabat yang diperiksa masih sebatas dimintai bahan dan keterangan atau Baket atas aliran dana yang dikeluarkan
Sementara itu, pihak DPRD Jember sendiri menurut Madini Faraouq tidak dalam posisi mendukung atau tidak mendukung, melainkan lebih mempercayakan sepenuhnya kepada langkah hukum sebagai suatu bentuk penghormatan agar berjalan sesuai dengan koridor yang berlaku di negeri ini
Hal senada juga disampaikan Kabag Humas Pemkab Jember, Drs Agoes Slameto, M.Si, selama adanya pemeriksaan kepada sejumlah pejabat penting dilingkungan Pemkab Jember seluruh mekanisme pelayanan tetap berjalan lancar dan terkendali., sehingga tidak benar manakala ada anggapan pelayanan Publik Pemkab Jember menjadi mandeg, justru hal ini sebagai suatu bukti bahwa dalam kondisi apapun pelayanan tetap berjalan", tukasnya.
Agoes juga menyebutkan, sebagai staff harus dapat memberikan pelayanan kepada publik secara maksimal, dan dapat memberikan layanan hukum sebagai upaya mengindahkan atas kinerja KPK, Kejagung maupun Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri secara proporsional. Hal itu dimaksudkan guna memperoleh jawaban secara pasti dan benar.
Di bagian lain, sistem dan mekanisme di Pemkab Jember telah berjalan dengan baik sehingga ada dan tidaknya pemeriksaan, pelayanan akan berjalan seperti biasanya. Dan yang paling perlu diketahui oleh masyarakat, bahwa adanya pemerikasaan pejabat oleh tim kejagung itu bukan berarti mereka salah", ujar Agoes.(gSr)
Jember Kota Wisata
Sebagai kota yang memiliki banyak obyek wisata, tak salah jika Pemerintah Kabupaten Jember memiliki program menjadikan wisata sebagai salah satu kiat menondongkrak kota suwar-suwir tersebut. Seperti yang digagas oleh Pemerintah sejak beberapa tahun lalu. Berbagai cara dilakukan untuk menjual potensi Jember keluar daerah,. Bahkan keluar negeri. Lihat saja event Jember Fashion Carnaval (JFC) , dan Bulan Berkunjung ke Jember , merupakan bukti bahwa Wisata juga dapat dijadikan sebagai sarana mempromosikan kota Jember. Demikian halnya, sikap masyarakat yang ikut mendukung upaya pemerintah dalam menggiatkan wisata, ditunjukkan dengan cinta kebersihan dan keramahan menjadi modal utamanya.
Menurut Kepala Kantor Pariwisata Kabupaten Jember, Arief Tyahyono, perubahan signifikan perlu terjadi di kalangan masyarakat Jember untuk menciptakan kota ini menjadi kota karnaval dan wisata. Perubahan itu, katanya, ditandai dengan tumbuhnya sadar wisata di tengah-tengah masyarakat.
Karakter khas masyarakat yang siap diajak mendongkrak potensi wisata Jember adalah sikap ramah terhadap semua orang yang mampu meminimalisir setiap kecurigaan pada orang-orang yang berkunjung ke Jember. Disamping tumbuhnya cinta kebersihan. Kedua sifat ini, paling tidak memberi andil besar untuk menarik para wisatawan ke Jember."Jember ini kaya akan potensi wisata yang bisa ditawarkan pada para wisatawan domestik maupun mancanegara. Asalkan masyarakat Jember secara keseluruhan ikut mendukung untuk menciptakan nuansa itu. Misalnya, mereka mau menjaga rumah dan lingkungan supaya tetap indah sehingga masyarakat yang datang ke Jember merasa nyaman," katanya.Oleh karenanya, upaya menciptakan ciri masyarakat seperti ini perlu dilakukan secara bertahap dan terus-menerus. "Untuk menciptakan Jember sebagai kota karnaval dan tempat jujukan wisata, kita perlu menyiapkan masyarakatnya secara kontinyu dan ter-graduate (bertahap)," ujarnya.
Tentunya, kebiasaan cinta kebersihan ini, imbuhnya, bisa dimulai dari hal-hal yang kecil. Misalnya, menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungannya dengan cara tidak membuang sampah di sembarang tempat, terutama ke sungai.Lantaran, sungai akan membawa sampah-sampah tersebut ke laut, yang pada gilirannya akan membuat laut dan pantai menjadi kotor. "Masyarakat harus memulai tidak membuang sampah ke sungai dan menjaga kebersihan sanitasi lingkungannya. Karena itu adalah nilai plus,"jelasnya.Ia mengatakan, sudah banyak kota yang merintis embrio kota wisata menjadi kawasan pariwisata yang terkenal hingga ke tingkat internasional, dengan berbagai penyiapan secara mendasar dari masyarakatnya. Dicontohkannya Kabupaten Jembrana di Propinsi Bali. Awalnya kota itu, katanya, dikenal sebagai kabupaten yang kumuh sehingga para wisatawan enggan mengunjunginya.
Tapi dalam 10 tahun, ungkapnya, Kabupaten Jembrana berkomitmen berubah bersama masyarakatnya untuk menjadi kota wisata. Tak pelak, kota itupun berubah menjadi kota yang indah dan sangat dikenal oleh masyarakat di dunia internasional. "Dulu, siapa yang mau membeli Jembrana? Tapi begitu masyarakat diajak ke arah daerah wisata, siapa yang tidak mau beli Jembrana sekarang," tengaranya.
Arief menengarai, Jember ingin merubah performancenya menjadi kota karnaval dan wisata yang dikenal oleh dunia, sebagaimana yang terjadi di Jembrana. Untuk itu, tambahnya, pemerintah mulai saat ini mulai melakukan upaya dan langkah-langkah yang mengarah pada terciptanya kondisi yang lebih kondusif. "Harapan pemerintah Jember, siapa yang tidak mau Jember nantinya," tukasnya.
Masyarakat Jember yang kurang dari sisi penjagaan kebersihan dan keramahan baginya adalah sebuah pekerjaan rumah (PR) besar yang perlu digarap bersama. "Justru yang menjadi PR adalah mempersiapkan mental masyarakatnya. Untuk merubah fisik Jember menjadi kota wisata jika ada investor dan uang semuanya akan jadi. Tapi pertanyaannya apakah masyarakat siap? Itulah yang menjadi tugas utama kita," paparnya.
Sementara ini, ujarnya, yang bisa dilakukan adalah memberdayakan dan menyiapkan masyarakat Jember. "Akan kita pelajari dan berdayakan masyarakat Jember. Karena kekuatan utama berasal dari masayrakat. Hal itu menjadi modal utama untuk menciptakan tourisme culture (masyarakat wisata) yang mempunyai budaya wisata," tandasnya.(Gsr)
Pancing Minat Wisata, Jember Gelar Pameran Durian
Upaya pemerintah untuk meningkatkan ekenomi masyarakat patut diacungi jempol. Pasalnya, setelah sukses menggelar kontes durian di Kecamatan Sumberjambe tahun lalu, kini pemerintah kembali mengggelar pameran durian yang bertempat outlet Jubung. 28-7 februari 2008.Besarnya potensi pertanian, khsususnya buah di Kabupaten Jember, sangat disayangkan jika tidak dimaksimalkan. Potensi durian Sumberjambe tidak bakalan dikenal oleh masyarakat luar Jember jika pemerintah tidak memiliki inisiatif untuk menggelar promo melalui pameran. Selain itu, kekhasan rasa durian Sumberjambe yang mampu membuat lidah bergoyang rege memang membutuhkan perjuangan yang keras, salah satunya adalah dengan menggelar promo seperti ini. Jenis durian Sumberjambe yang dikenal legit dan nikmat yang dipamjerkan selama seminggu adalah , Durian Sikasur, Durian Sipelor, Durian si Belanda, Durian Fatima dan masih banyak lagi jenis durian yang mampu menggoyang lidah penikmatnya.
Bupati Jember Ir.MZA Djalal melalui Kabag humas Pemkab Jember Drs Agoes Slameto mengatakan, Promo ini merupakan Warming Up (Pemanasan) bagi petani serta Pemkab melalui Kecamatan yang melakukan kolaborasi dengan pihak Kadin, Koperasi Samarot dan otomotif. Ini dilakukan untuk mengenalkan potensi pertanian kabupaten Jember di kancah nasional, bahkan internasional."Ini merupakan upaya dari pemerintah untuk meningkatkan derajad hidup dari masyarakat Jember,"tambah Agoes.
Menurut Camat Sumber Jambe, Abdul Kadir, harapan dari digelarnya pameran di Jember Outlet ini bisa meningkatkan pendapatan petani buah durian, selain membantu mempermudah pemasarannya. "Dengan pasar raya durian ini kita berusaha menarik perhatian para maniak buah durian supaya datang ke Sumber Jambe," tegasnya.Kadir juga mengatakan, durian Sumber Jambe memiliki varietas yang khas dan banyak diminati oleh masyarakat Jember, bahkan sangat diminati oleh penggemar durian tingkat regional. "Kita mengajak masyarakat Jember dan di luar jember, supaya berkunjung ke Sumber Jambe, karena di sini banyak buah durian yang memiliki rasa yang khas terutama durian-durian varietas unggul yang pohonnya berumur antara 100 sampai 200 tahun," ungkapnya
Amir, anggota koperasi Samarot mengemukakan, promo ini bertujuan mendongkrak perekonomian masyarakat petani durian di kab. Jember, khususnya masyarakat petani durian kec. Sumberjambe. Format promo tersebut, lanjut Amir, berbeda dengan kontes durian. Jika dalam kontes durian masyarakat datang untuk ikut lomba.
Sementara, pada kegiatan promo ini, masyarakat datang untuk berbelanja dan menikmati kelezatan buah durian yang dijual oleh para petani durian. "penggemar di outlet ini, akan sangat dimanjakan oleh aneka macam durian" terangnya. Disamping harga yang tidak jauh berbeda dengan harga di pasar tradisional, lanjut Amir. Pihaknya menengarai, Jember Outlet ini diprediksi akan ramai. Mengingat ketenaran durian Sumber Jambe tidak hanya dikenal oleh pribumi Jember saja. Bahkan, wisatawan sekaligus konsumen durian Sumber Jambe juga berasal dari Surabaya, Bondowoso, Probolinggo, dan Lumajang. Penyedia buah durian dalam promo tersebut berasal dari desa-desa penghasil durian.
Selain itu, di Jember Outlet juga menyediakan jajanan atau dodol yang berbahan asli dari durian, produk ini adalah kreasi dan kerjasama antara petani dan tim penggerak PKK kecamatan sumberjambe. Maka dengan event ini, para petani durian khususnya anggota Koperasi Samarot sangat berharap agar event-event pameran semacam ini dapat terus dilaksanakan, serta difasilitasi oleh Pemkab, sehingga bisa mendongkrak ekonomi petani, sekaligus mempromosikan Kabupaten Jember di kalangan masyarakat pencinta Durian.
Selama ini petani selalu menggantungkan diri pada tengkulak dengan sistim ijon atau tebas. Lebih lanjut Amir juga mengatakan dalam ajang promo ini akan tersedia ± 1.500 buah yang telah teruji baik secara kualitas maupun rasa." Jadi jangan kuatir mas, pokoknya rasa duriannya Mak nyuuusss,,,"sembari tertawa.(Pmd)
SD Kepatihan I Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW
Sabtu (7/3) yang cerah, tidak seperti biasanya, seluruh siswa/i SDN Kepatihan I Jember memakai busana muslim. Meski Maulid Nabi Muhammad SAW baru jatuh hari Senin (9/3), karena hari itu libur maka peringatan dilakukan hari Sabtu. Mereka memperingati Maulid nabi Muhammad SAW bersama semua guru dan kepala sekolah. Tema peringatan yang diusung kali ini adalah Nabi Muhammad teladan seluruh umat. Acara ini diadakan tiap tahun dihalaman sekolah, sementara siswa/i meskipun panas tetap mengikuti ceramah tentang keteladanan Nabi Muhammad.
Kepala Sekolah SDN Kepatihan I Jember, Hj Retno Edowati, Spd mengatakan, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sangat penting artinya bagi siswa/i. Bahwa selain punya prestasi akademik, punya skill yang hebat tetap yang lebih penting adalah siswa/i harus punya ahklaq kulkarimah sesuai teladan Nabi besar Muhammad SAW. Apapun yang terjadi, generasi penerus kita jangan sampai hanya sekedar mengejar ilmu akademik. Tapi mereka juga harus dibekali pula dengan ahklaq yang baik, yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.Makanya tiap tahun selalu ada peringatan hari-hari besar agama Islam, ini dimaksudkan agar semua anak didik bisa memahami dan mengerti tentang agama Islam. Jangan sampai mereka menjadi pintar tapi kurang memahami tentang agama, ini akan membahayakan bagi anak itu sendiri maupun bangsa dan negara.
Tampak siswa/i sedang mendengarkan ceramah agama, untuk membuat siswa/i semakin tertarik mendengarkan ceramah. Mereka juga diwajibkan untuk membuat semacam laporan tentang cerita keteladanan Nabi Muhammad SAW. Makanya meski dibawah panas matahari, mereka tetap mendengar dengan tenang ceramah agama. Tapi dasar anak, ada juga yang bermain sendiri, lempar-lemparan kertas dengan sesama temannya.
Usai mengikuti ceramah tentang keteladanan Nabi Muhammad, saat pulang anak-anak juga mengumpulkan kertas yang dibuat alas duduk untuk dibuang ke tempat sampah. "Anak-anak melakukan itu untuk belajar bertanggung jawab pada diri sendiri maupun pada orang lain. Mereka sadar kalau bersih itu sebagian dari pada iman," kata Hj Retno.(dew)Kematangan PerempuanSebagai Penentu Kualitas SDMKonon banyak orang bilang perempuan merupakan factor penentu bagi kualitas sumber daya manusia. Pendapat itu cukup beralasan. Sebab, didalam alquran sendiri disebutkan, selain perempuan sebagai benteng bagi keberadaan manusia didunia, disana juga disebutkan, kalau perempuannya baik, niscaya dunia ini akan baik juga.
Diera moderen, peran perempuan semakin memiliki posisi strategis, untuk itu dari masa kemasa, keberadaan perempuan dituntut untuk semakin memiliki kualitas sumber daya yang mumpuni. Termasuk didalamnya, perempuan harus berani meng-upgrade dirinya , dalam upaya perbaikan kualitas generasi.
Kabar tidak sedap menyangkut perkawinan usia dini yang dilakukan oleh Syeh Puji terhadap Lutfiah Ulfa , menggugah berbagai elemen untuk berkomentar , terkait lazim tidaknya perkawinan tersebut. Kalau dilihat dari sejarah perkawinan yang terjadi di Indonesia pada umumnya, khsusus di Jawa, wabil khusus di Jawa timur, kasus perkawinan yang dilakukan Ulfa, bukanlah hal aneh. Bahkan kalau semua pihak mau jujur, termasuk didalamnya lembaga yang selama ini getol melakukan penekanan terhadap Syeh Puji, kasus serupa banyak sekali terjadi. Di Jemberpun bisa jadi akan diketemukan Ulfa-ulfa lain yang justru lebih tragis hidupnya pasca mereka dikawinkan.
Saya sepakat dengan langkah yang diambil Kak Seto Mulyadi, dkk. Sepakat saya terletak pada nawaitu mereka untuk memberikan perlindungan bagi perempuan-perempuan korban gengsi maupun kultur. Namun demikian, saya juga berharap agar apa yang dilakukan kak Seto dengan Lembaganya itu tidak hanya pada Ulfah yang kebetulan dikawin oleh Syeh Puji yang bergelimang duit. Tapi, lebih pada sikap konsisten lembaga tersebut pada kasus-kasus serupa. Sebab, untuk melakukan penegakkan Undang-undang Perkawinan tidak hanya terbatas kasus yang kebetulan menimpa Syeh Puji yang kaya raya itu. Namun, harus untuk semua orang dan golongan.
Lembaga semacam Komnas Ham hendaknya perlu melakukan investigasi kedesa-desa , yang disinyalir marak terjadinya perkawinan Usia Dini. Komnas Ham perlu merangkul LSM-LSM Perempuan untuk menggali data, melakukan investigasi, kemudian melakukan pendampingan-pendampingan kepada korban-korban kawin dini tersebut, Komnas Ham bisa meminta Pemerintah untuk memfasilitasinya. Kadang , ketika melihat tayangan di Televisi ,saya sempat tertawa ketika menyaksikan debat kusir antara pihak yang tidak menyetujui perkawinan ala Syeh Puji, dengan pelaku ( Syeh Puji ). Memang secara hukum syariah , yang diperbolehkan untuk dikawin itu adalah perempuan yang sudah mengalami menstruasi, disana tidak disebutkan secara spesifik tentang batasan minimal usia. Namun disisi lain, Undang-undang Perkawinan menyebutkan, batasan minimal perempuan yang diperbolehkan kawin adalah 19 tahun bagi perempuan dan 21 tahun bagi laki-laki. Batasan itu diberikan , agar kedua pihak yang bakal melaksanakan perkawinan sudah memiliki kematangan baik secara biologis maupun pishichologis.
Perempuan, saat mengalami menstruasi secara bilogis memang dikatakan matang, namun kondisi tersebut belum menjamin kematangan alat-alat reproduksi mereka. Terlebih, ketika perkawinan tersebut hanya dikarenakan factor yang irasional, seperti karena adat suatu daerah, karena takut malu dan sebagainya, tanpa didukung dengan persiapan-persiapan lain seperti persyaratan ekonomis. Jika itu yang terjadi, dapat dipastikan perkawinan itu bakalan tidak langgeng. Banyak fakta yang terjadi. Di salah satu Desa di Kecamatan Wilayah Utara, ada beberapa perempuan yang baru lulus SD , kemudian dikawinkan , karena terlanjur diminta. Usut punya usut ternyata , pihak laki –lakinya juga masih bau kencur, tidak tamat sekolah, tidak punya skill, juga tidak punya peklerjaan tetap. Wal hasil perkawinan yang kemudian menurunkan generasi baru itu, hidup dalam kesusahan. Mereka dililit persoalan ekonomi, percekcokan sering terjadi. Bahkan dari hari-kehari, percekcokan semakin tajam. Sementara pihak orang tua yang dulu begitu getol mengawinkan anaknya, tiba-tiba berinisiatip untuk memisahkan kedua pasangan bau kencur tersebut. Beruntung , perpisahan tidak terjadi. Setelah ada pihak yang kemudian mengajak si suami untuk bekerja.
Perlu Sosialisasi.
Larangan untuk tidak melakukan perkawinan pada anak –anak bukan hanya menjadi tugas pemerintah. Semua pihak memiliki tanggung jawab. Terlebih, pihak-pihak yang memiliki otoritas khusus , hendaknya bersikap tegas. Jangan lagi menggadaikan nasib generasi muda ini hanya karena "Pakewuh", hanya karena materi yang tidak seberapa. Demikian halnya, peran guru-guru di wilayah, baik guru sekolah, guru ngaji maupun ulama, sangat berperan dalam mengeleminir terjadinya perkawinan dini. Departemen agama, bisa saja menggandeng beberapa LSM yang bergerak dalam perlindungan perempuan untuk melakukan sosialisasi dan memberikan pemahaman dampak terjadinya perkawinan dini tersebut. Pergunakan media-media yang ada baik cetak maupun elektronik agar sosialisasi dapat diterima dan dipahami masyarakat.
Seperti kita ketahui bersama, dalam urusan menciptakan generasi muda berkualitas, perempuan memiliki posisi menentukan. Di usia 18 tahun perkembangan fisik , pshichys , dan reproduksi perempuan mencapai kematangan. Dengan demikian jika perkawinan terjadi pada usia tersebut , secara alamiah perempuan sudah cukup matang untuk melakukan proses-proses alamiah tersebut, ditambah lagi dengan kematangan pasangannya , maka dapat dipastikan bakal melahirkan generasi-generasi yang berkualitas.
Kalau melihat uraian tersebut diatas , pemerintah hendaknya perlu melakukan langkah-lanngkah antisipatif agar kasus Ulfa dan Syeh Puji tidak terjadi. Pertama, pemerintah melalui Departemen agama melakukan sosialisasi aturan yang dibakukan tersebut untuk difahami dan dipatuhi oleh masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa. Kedua, pemerintah melalui aparaturnya ditingkat bawah ( modin ), untuk menolak usulan perkawinan jika diindikasikan terjadi manipulasi umur. Untuk itulah, persyaratan bagi berlangsungnya pernikahan harus melampirkan Akta kelahiran, atau surat kelahiran yang dilegitimiasi oleh pejabat yang berwenang. Jika toh ternyata ada upaya memanipulasi, maka perlu memberikan sangsi tegas kepada semua pihak yang terkait. Ketiga, pemerintah hendaknya memberikan peringatan keras kepada siapa saja yang berupaya untuk memaksakan perkawinan pada anak usia dini dengan memberikan sangsi, baik administrative bagi yang ada dibirokrasi, maupun sangsi hukuman penjara bagi mereka diluar birokrasi. Hal itu dimaksudkan agar, upaya pemerintah untuk memberikan jaminan hukum kepada perempuan-perempuan usia dini benar-benar terwujud.Langkah antisipatif diatas dapat memberikan jalan keluar bagi terciptanya generasi muda yang lebih berkualitas, baik secara fisik dan psichys. Dan yang terpenting, diterapkannya aturan tersebut, memberikan keuntungan bagi perempuan , bukan lagi jadi pihak yang selalu dirugikan,sebaliknya dengan diterapkannya aturan tersebut, menjadikan posisi perempuan semakin diuntungkan. Dengan demikian, upaya perbaikan kualitas generasi dapat diwujudkan. Dan tak salah jika ternyata perempuan merupakan factor penentu bagi terjaminnhya kualitas sumber daya manusia. (*)
Ide Cerdas Membangun Jember
Membangun Jember, kota yang dulu dikenal dengan emas hijaunya tidaklah gampang. Dibutuhkan ide-ide cerdas agar pembangunan dapat berjalan sesuai harapan. Keanekaragaman masyarakat Jember yang terdiri dari beberapa etnis . membutuhkan pemimpin yang mampu merangkul semuanya.
Peran Pimpinan sebagai pengayom hendaknya dimiliki oleh siapapun pemimpin Jember. Ya. Kali ini Putra asal pulau garam Madura, Ir. MZA Djalal tampak cukup berhasil menjalankan fungsinya sebagai Kepala pemerintahan, Bapak dan Pengayom. Ide-idenya yang kadang kontroversi ternyata baru bisa dilihat keberhasilannya beberapa saat kemudian. Lihat saja, bagai mana dia menggulirkan konsep menjual Jember melalui penggalian potensi yang dikemas dalam Bulan Berkunjung Ke Jember. Walau awalnya mendapatkan kritikan bahkan cemohan dari berbagai pihak. Suami Sriwahyuni itu tetap pada pendiriannya. BBJ yang dianggap menghambur-hamburkan anggaran SKPD , mengkaburkan sikap Nasionalisme masyarakat karena tak adanya kegiatan agustusan , kini mulai menuai hasil. Beberapa obyek wisata di Jember mulai dilirik investor , bahkan sikap "Mbidegnya " ketika dia merobah bentuk jalan didepan Masjid Al baitul amin, alun-alun kota , saat inipun juga mulai dirasakan manfatnya.
Lihat saja bagai mana indahnya alun-alun kota Jember, saat malam mulai merambat. Disana akan terlihat bagai mana masyarakat Jember menjadikan alun-alun sebagai tempat wisata keluarga. Masyarakat banyak berdatangan sekedar melepas penat setelah seharian bekerja. Sambil menikmati hangatnya kopi seduhan Mbak Pur, dan lezatnya nasi goreng semakin membuat semarak kota Jember. Belum lagi, berapa orang yang memanfaatkan pembangunan sarana tersebut,untuk berjualan , mengais rejeki diantara berduyunnya masyarakat .
Ya, ide cerdas itulah yang perku kita dukung. Kerja keras dan sikap konsiten dalam memperjuangkan nasib wong cilik perlu di dukung dalam membangun Jember. Kita tidak ingin Jember tercabik-cabik. Kita tidak kepengin Jember jadi kota yang menakutkan banyak pihak, terlebih kita tidak ingin Jember menjadi kota yang digunjingkan karena kumuhnya, karena kegalakan premannya, dan kita tak ingin Jember menjadi kota yang dipenuhi para pramunikmat.
Pembangunan empat bidang sekala prioritas yang menjadi program utama pemerintahan MZA Djalal, satu demi satu menunjukkan hasil yang membanggakan. Pembangunan infrastruktur jalan kini mulai dirasakan masyarakat dipelosok desa. Jalan poros antara Kecamatan Ledokombo dan Kecamatan umberjambe kini mulai mulus, walaupun baru sebagian. Perbaikan saluran irigasi , yang diharapkan mampu meringankan petani juga sudah diwujudkan. Rasyid dan kawan-kawannya tak sedikitpun melewatkan program terebut , karena komitmennya untuk memberikan layanan terbaik pada masyarakat. Demikian halnya dibidang Pendidikan.
Berbagai penghargaan baik tingkal regional maupun Nasionalpun telah diraih. Penghargaan Widyakrama salah satu bukti bahwa pembangunan bidang pendidikanpun mulai berjalan step by step. Namun, walaupun sudah menraih berbagai penghargaan tidak membuat Achmad Sudiono, Kepala Dinas Pendidikan puas. Dia justru menganggap masih banyak persoalan pendidikan yang harus dituntaskan. Dengan penghargaan itu, menjadikan dirinya dan seluruh elemen masyarakat yang mendukung terselenggaranya program pendidikan semakin terlecut.
Kini, hanya tinggal beberapa saat saja. Program-program yang dulu pernah dijanjikan oleh Cak Djalal masih belum semua terseselsaikan. Masyarakat Kecamatan yang ada diujung utara masih mengalami kesulitan penerangan, masih mengalami kesulitan Pupuk. An ini, merupakan Pekerjaan Rumah yang harus segera diselsaikan. Gar, masyarakat dapat menikmati buah perjuangannya selama ini.(*)
Ir. MERwIN LUsIaNIBerbekal Amanah dan Partisipasi MasyarakatBertekad Tingkatkan Kualitas Sarpras
Profil edisi ini , merupakan sosok perempuan yang punya style dan brain cerdas. Walau masih tergolong muda, prestasi ibu dua anak itu cukup moncer. Buktinya, Bupati memberikan kepercayaan padanya untuk memimpin sebuah institusi dengan seabrek pekerjaan.
Awalnya, banyak pihak yang meragukan kemampuan perempuan cantik ini. Dengan dalih jam terbangnya masih minim, ditambah lagi belum pernah menjabat orang nomor satu di eselon III, naiknya Merwin sebagai Kepala Dinas PU Cipta Karya , sempat diragukan. Namun, tidak demikian dengan koleganya sesama pejabat di jajaran Pemkab. Perempuan yang pernah duduk di Bapekab itu dianggap memiliki kompetensi untuk memimpin unit kerja tersebut, selain itu dia juga punya basic yang pas dengan unit kerja yang dipimpinnya.
Kepada Sorot yang menemui di ruang kerjanya yang tertata rapi, Merwin terlihat begitu wibawa, smart dan penuh ide. " Selamat ya Bu, mudah-mudahan tidak mengganggu aktivitas " " Selamat pagi, wah terima kasih lho, saya dikunjungi, namun saya belum bisa berkomentar banyak lho, kan kita harus benah-benah dulu, maklum kantor baru lho.." katanya lembut.Berbicara pekerjaan, perempuan satu ini tampaknya tak ingin berandai-andai dan muluk-muluk. Dia hanya ingin menjalankan amanah ini dengan semaksimal mungkin, sesuai dengan tupoksi yang dimilikinya. Dia mengatakan, kalau Ciptakarya itu memiliki 4 bidang, pertama Tata Bangunan dan Perijinan, Tata Kota dan Pedesaan, Kebersihan dan PJU dan yang terakhir bidang Pemukiman dan Perumahan.
Untuk tata bangunan, langkah awal yang dilakoninya adalah mulai melakukan penertiban dan mempercepat proses perijinan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan). Menurut Merwin, prosedur pengurusan IMB melalui tahapan dari desa/kelurahan, kecamatan dan setelah dilengkapi persyaratannya akan segera di survey. Apabila tidak menemui kendala di lapangan, maka IMB bisa segera diterbitkan, tentang biaya yang ditetapkan maka di bayar sesuai Perda. "Kami akan segera mensosialisasikan cara memperoleh IMB dengan mudah kepada masyarakat, terutama di tingkat desa di seluruh kecamatan" ujar Merwin.
Dijelaskannya, perencanaan dengan titik berat penataan ruang dilakukan melalui penertiban ijin-ijin bangunan dengan kesesuaian fungsi kawasan, wilayah maupun kegiatan-kegiatan bangunan dalam kawasan yang bermuara untuk keserasian dan keseimbangan terhadap lingkungan akibat pembangunan yang terkendali. Selain itu, kata Merwin, pihaknya juga berupaya mendorong peran-serta swasta dalam pemeliharaan dan pengelolaan taman dan keindahan kota.
Untuk peningkatan peran-serta masyarakat dan pelayanan air bersih, utamanya pedesaan yang masih mencapai 24 persen . Dia memproyeksikan 5 tahun ke depan, bisa mencapai 40 persen. "Dan untuk kota, ketersediaannya untuk 5 tahun ke depan diharapkan bisa mencapai 80 persen", tegasnya.Pada tahun 2009 ini, yang paling menjadi perhatian Merwin adalah masalah sampah (kebersihan) dan sebagai pilot project ada 3 kecamatan kota (Kec. Sumbersari, Kaliwates dan Patrang, red). "Pengelolaan sampah akan kami lakukan pada sumbernya dengan harapan Jember menjadi bersih dari sampah", katanya.
Lebih lanjut mantan Kabid Lingkungan Hidup pada DKLH itu menjelaskan, DPU Cipta Karya saat ini terus berupaya penuh untuk meningkatkan kualitas pembangunan, penataan ruang dan pengendalian standard bangunan yang berwawasan lingkungan. Merwin berharap, masyarakat juga memiliki kepekaan dan kepedulian untuk turut menjaga sarana dan prasarana kebersihan, baik itu tempat sampah, pohon peneduh dan sebagainya. "Kami berharap peran serta dan partisipasi aktif masyarakat karena yang kita laksanakan juga untuk kesejahteraan masyarakat,", pungkasnya.
Sementara itu, senada dengan Merwin, Sekretaris DPU Cipta Karya, Moh Hasyim mengatakan terkait sebagai lembaga baru, pihaknya saat ini sedang menggiatkan konsolidasi, menginventarisir SDM serta sarana dan prasarana. "Dalam konsolidasi itu, kami memberikan pemahaman pada seluruh staf tentang lembaga yang baru, utamanya menyangkut tupoksi" tegasnya.
Murid Was-Was Gedungnya Longsor
Drs. Suparnoto : " Kami Berpacu Dalam Keterbatasan"
Letaknya sih memang di desa, tepatnya di desa Sumberjati, Kecamatan Silo. Jarak dari pusat kota Jember , sekitar 27 Km. Namun, soal semangat dan prestasi jangan diremehkan. Itulah yang kini jadi tekad seluruh komponen yang ada di sana. Baik guru, siswa, orang tua dan pengurus komite sekolah. Mereka bertekad untuk menjadikan SD Negeri Sumberjati 01 menjadi sekolah inti atau unggulan untuk wilayah Kecamatan Silo. Obsesi itu tidak berlebihan. Sebab, jauh sebelumnya sejak lebih satu tahun lalu, Kepala Sekolah yang baru Drs.Suparnoto mencoba melakukan evaluasi atas perjalanan prestasi sekolahnya. Sebabagi sekolah tertua di desa itu, SD Sumberjati bertekad untuk memiliki prestasi yang lebih jika dibandingkan dengan sekolah lainnya. Keinginan itu kemudian disampaikan kepada seluruh staf, guru , juga komite sekolah, walhasil gayung bersambut, keinginan itu menjadi sebuah target yang harus dicapai dalam kurun waktu 2 tahun mendatang.
Untuk memulai membangun kepercayaan masyarakat terhadap sekolah yang dipimpinnya, Suparnoto menerapkan berbagai aturan yang harus diikuti secara sadar oleh semua komponen. Pertama dia menerapkan disiplin kerja, kemudian mengarah pada disiplin mengajar, dan belajar. Untuk mengmbangi semua itu, pihaknya juga membuat kegiatan pra kegiatan bel;ajar mengajar, yakni senam pagi Indonesia , yang selalu dilaksanakan 15 menit sebelum jam 07.00 Wib. Setelah itu, semua siswa dan guru membaca doa-doa dari ayat-ayat alquran ( surat-suarat pendek ) , untuk urusan yang ini, akan dipandu oleh guru agama. Dan itu dilakukan setiap hari sekolah. Dia juga menjelaskan, kalau sekolahnya saat ini sebenarnya dalam kondisi rawan, sebab dibagian belakang yang berbatasan dengan sungai, tampaknya sedang mengalami penggerusan oleh derasnya air. Untuk itu, dirinya sangat kawatir jika hujan deras bakal membuat bangunannya tergerus dan longsor, yang akan membuat susah murid-murid. Selain itu, untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar, disekolahnya masih kekurangan 3 lokal. Itupun bisa dipenuhi jika pembangunannya di tingkat. Makanya, pihak sekolah ingin pemerintah meninjau langsung kondisi sekolah kami " Gini mas, kondisi sekolah ini sebenarnya rawan, itu lho yang belakang takut longsor " ujarnya.
Bakal Jadi Sekolah Inti
Entah bagai mana senengnya semua komponen yang terkait di SD Negeri Sumberjati 01. Sejak ditetapkan bakal menjadi sekolah Inti untuk gugus II di kecamatan Silo, semua pihak merasa semakin terpacu, bahkan dalam pertemuan dengan komite beberapa saat lalu, banyak hal yang dihasilkan, seperti rencana pengadaan 10 unit computer, juga mengadakan kerja sama dengan Pondok pesantren Darul Istiqomah Pakuniran Bondowoso, untuk pembelajaran bahasa Ingris dan bahasa Arab. Pihak Ponmdok mengirimkan dua santrinya yang menguasai materi itu , dan ditugaskan mengabdi pada sekolah .
Selain itu, pihaknya juga lebih menekankan pada perbaikan, kualitas pengajaran, dengan lebih memperbanyak pengayaan materi, dan latihan-latihan. Menurutnya, hal itu dilakukan agar tahun ini bisa tetap mempertahankan posisi sebagai pemegang rangking ke II dalam UAN se Kecamatan, bahkan kalau bias menembus sampai tingkat kabupaten. " Sekarang sudah mulai dilakukan perbaikan-perbaikan mas, utanmanya dalam kualitas belajar mengajar, kita harus bias mempertahankan posisi tahun lalau sebagai nomor dua terbaik UAN se Kecamatan Silo, bahkan kalau perlu sampai ke tingkat kabupaten.(Jum)



0 komentar:

  © Klik Duniaku Ch3ru_Pastyle 2009

Back to TOP